23 Desember..
Sejak tahun 2000, tanggal 23 Desember selalu menjadi tanggal khusus yang penuh arti dalam kehidupan saya. Tepat 7 tahun yang lalu, bertempat di stasiun Gambir, Jakarta Pusat saya berhasil “menembak” seorang gadis yang hari ini sudah menjadi ibu dari seorang anak yang di darahnya juga mengalir darahku. 23 Desember 2000 di suatu sore yang cerah. Dengan berbekal sebuah kertas kecil bertuliskan potongan syair lagu “Black” dari Pearl Jam, saya memintanya menjadi belahan jiwaku. Dan sejak hari itu juga kami sepakat membagi hidup bersama hingga akhirnya 1 tahun 8 bulan kemudian diresmikan di mata hukum dan agama.
Hari itu saya mengantar Ofie ke Gambir dalam rangka rencana mudik ke Semarang. Waktu yang telah kami habiskan dalam beberapa bulan terakhir terus terang sudah membuat saya mantap untuk mendengarkan kata hati dan menjatuhkan pilihan padanya. Momen 23 Desember pun saya pikir sangat tepat. Hari itu bisa dibilang hari terakhir kami bertemu. Dia balik ke Semarang dan beberapa minggu kemudian saya akan balik ke Makassar. Saat dia kembali ke Jakarta, kami nggak akan ketemu lagi. Atas dasar hitung-hitungan tersebut,saya lalu memberanikan diri untuk mengungkapkan isi hati, kalaupun ditolak toh kami tak akan bertemu lagi. Setidak-tidaknya saya tak mesti menanggung malu yang berkepanjangan.
Beberapa saat sebelum Ofie naik ke kereta Executive yang akan mengantarnya ke Semarang, saya menyodorkan secarik kertas kecil dengan tulisan tanganku di sana. Bunyinya, “ I know someday you’ll have a beautiful day, I know you’ll be a star in somebody else’s sky. But why..?, why..?, it couldn’t be mine..?”, potongan lagu Black dari Pearl Jam.
Saya yakin Ofie cukup cerdas untuk bisa mencerna maksud dari tulisan tadi. Dan Alhamdulillah, tanpa menunggu lama,sebuah jawaban yang bermakna kesediaan saya terima. 23 Desember 2000 kemudian betul-betul menjadi hari yang indah bagi kami. Untuk pertama kalinya kami sepakat menyatukan mimpi dan merajut asa demi masa depan bersama.
1 tahun 8 bulan menjalin hubungan jarak jauh tentunya bukan sesuatu yang mudah. Beban menahan rindu adalah makanan kami sehari-hari. Untuk bertemu bukan perkara mudah, biaya yang mahal adalah konsekuensi logis yang harus kami tanggung. Syukurlah semuanya bisa kami lewati hingga kemudian hari ini kami masih bersama, tanpa terpisah jarak lagi. Semoga untuk selamanya…amin..
Nb:
Beberapa bulan setelah “penembakan” tersebut saya baru sadar kalau ternyata tanggal 23 Desember juga adalah hari lahir Eddie Vedder, vocalist band Pearl Jam. Sebuah kebetulan yang sangat mencengangkan bukan ?. Saya menembak cewek dengan lagu dari Pearl Jam tepat di hari sang vocalist berulang tahun. Hmmm…what a coincident. So untuk Eddie Vedder, selamat ulang tahun juga…
Aih..Romantisnya Daeng. Saya pasang tautannya diblog juga. jadi terinspirasi nih bikin posting serupa..hehehe 😀
kebetulan yang serba kebetulan 😀
ehm, serendipity ya?
met hari penembakan ^_*
huh…masih bombe’…
harusnya sa dapat PERTAMAX disini…:)
adduh..mati makie..dibombe’ makie..
baiklah..sodara-sodara..ini sekaligus sebagai pengumuman..
sebenarnya yang pertama komen di thread ini adalah bapak M.Roeslailang Noertika alias dg.Rusle..
hanya saja, karena sebuah kesalahan bodoh yg saya lakukan, komen beliau ter-spam dan tidak bisa tampil lagi..
mohon maap kepada yg bersangkutan…janki bombe’ kodong..:(
Waaah,
23 Desember 2009 hari jadi Plat-M.
9 tahun sebelum daeng jadian..