Tahun Baru, Tempat Baru, Perjalanan Baru
Memulai perjalanan baru di tahun yang baru. Tempat baru, perjalanan baru dan mungkin pengalaman-pengalaman baru.
Desember 2020 jadi penanda secara resmi berakhirnya kebersamaan saya dengan Papua. Meski saya kembali ke Makassar sejak bulan September, tapi sisa tahun 2020 masih saya selesaikan dengan pekerjaan yang tersisa, yang tentu saja masih berkaitan dengan Papua. Namun, akhir tahun akhirnya datang juga dan berarti berakhir juga kebersamaan dengan Papua yang bermula di Januari 2018 itu. Jelas ada banyak hal yang akan saya rindukan dari Papua.
Sejak Januari hingga Maret tahun 2021 saya masih berstatus free transfer alias belum ada pekerjaan baru. Masih menikmati masa-masa bersantai di rumah sambil mengerjakan beragam hobi. Termasuk hobi baru, membangun siniar Cerita Makassar.
Sampai kemudian di awal April 2021 ini saya mendapatkan tawaran baru. Kembali ke Papua, tapi bukan Provinsi Papua. Pekerjaannya hampir sama dengan yang sudah saya lakukan sebelumnya, hanya lokasinya saja yang berbeda. Kalau sebelumnya lokasi kerja adalah Provinsi Papua, maka kali ini lokasi berpindah ke Provinsi Papua Barat. Sama-sama berada di pulau Papua.
Bukan Tempat Asing
Rabu 28 April 2021 saya akhirnya mendarat di Manokwari, ibu kota Provinsi Papua Barat. Ini adalah kali kedua saya menapaki kota di bagian kepala burung ini. Jadi sebenarnya saya tidak terlalu asing dengan Manokwari meski juga tidak bisa dibilang terlalu akrab. Ingatan saya tentang kota ini masih sama, tidak terlalu banyak berubah.
Manokwari masih seperti dulu, menggeliat pelan dan malu-malu meski sudah didapuk jadi ibu kota Provinsi Papua Barat sejak 2001. Tidak ada perkembangan berarti dari kota ini. Kalau dibandingkan dengan Jayapura, ibu kota Provinsi Papua, jelas Manokwari kalah jauh. Bahkan, jika dibandingkan dengan kota Sorong yang ada di bagian mulut kepala burung, Manokwari masih kalah ramai meski sama-sama berada dalam satu provinsi.
Sorong memang sudah lama menjadi kota gerbang Papua Barat. Pelabuhannya termasuk pelabuhan yang sangat ramai, geliat ekonomi di sana juga sangat terasa. Sorong makin terbantu ketika Raja Ampat menyeruak menjadi salah satu tujuan wisata premium Indonesia. Sorong adalah kota penghubung menuju Raja Ampat, dan jelas kedatangan para turis itu ikut mendongkrak kemajuan kota Sorong.
Di sisi lain, Manokwari yang jadi ibu kota provinsi masih terus menggeliat selayaknya ibu kota. Menggeliat, tapi pelan. Sama seperti Mamuju, ibu kota Sulawesi Barat yang kalah ramai dari Polewali Mandar di sebelah selatannya. Atau seperti Tanjung Selor, ibu kota Kalimantan Utara yang kalah ramai dari Nunukan meski Tanjung Selor lah sebenarnya yang jadi ibu kota. Ini hal biasa untuk beberapa provinsi baru. Mereka menentukan kota lain untuk jadi ibu kota daripada kota yang sudah terlanjur ramai, tentu alasannya agar ada pemerataan pembangunan.
Memulai Petualangan Baru
Meski tidak asing dengan Manokwari, tapi tetap saja ada perasaan berbeda. Memang, kepindahan saya kali ini tidak seperti awal tahun 2018 lalu ketika saya datang ke Jayapura dengan rasa penasaran dan gairah yang membuncah. Kali ini saya sedikit lebih santai. Alasan utamanya karena ini bukan pengalaman baru lagi di Papua. Saya setidaknya sudah melewatkan masa hampir tiga tahun di Papua, jadi perjalanan baru di Papua Barat seperti hanya jadi tambahan saja.
Tapi bagaimanapun, pengalaman baru tetap akan menyenangkan. Apalagi ada karakter yang sedikit berbeda antara Papua dan Papua Barat. Setidaknya dalam bayangan saya, perjalanan kali ini akan lebih banyak berada di daerah pesisir pantai, bukan seperti daerah pegunungan seperti di Papua.
Saya masih menebak-nebak seperti apa perjalanan kali ini, perjalanan yang sepertinya tidak sepanjang perjalanan sebelumnya. Tapi, saya akan tetap mencoba mencatatkan dan menceritakan perjalanan-perjalanan yang akan saya lewatkan selama di Papua Barat.
*****
Tahun baru, tempat baru, dan petualangan baru. Dari Papua selama hampir tiga tahun, sekarang saya berpindah lebih ke barat. Ke tempat baru, Papua Barat. Saya belum tahu akan berapa lama saya di tempat baru ini. Sepertinya tidak sepanjang durasi kebersamaan dengan Papua, tapi entahlah. Saya menantikan cerita-cerita baru di tempat yang baru ini. Cerita yang semoga sama menariknya dengan cerita dari Papua. [dG]
Selama bersepeda, aku kenal beberap komunitas di Manokwari. Bahkan kami pernah bersua waktu di event di Bandung ataupun Jogja. Bahkan, noken yang kudapatkan dari kawan dari Papua Barat tersebut. Semoga bisa bersepeda di sana hehheheh
Hope we can meet here one day, Daeng!
Amiiin 😀