Papua

Berapa Biaya Hidup di Manokwari?

Manokwari

Sebenarnya berapa perhitungan kasar biaya hidup di Manokwari, Papua Barat per bulan? Siapa tahu ini bisa jadi bahan pertimbangan

Tiga tahun lalu, ketika masih awal-awal tinggal di Jayapura, saya sempat membuat tulisan tentang biaya hidup di Jayapura. Biaya hidup yang awalnya saya kira sangat tinggi, tapi ternyata tidak. Tetap tinggi, tapi tidak setinggi yang saya bayangkan. Nah, tahun ini saya menjajal kota baru. Masih di wilayah Papua juga, tapi beda provinsi. Tepatnya di kota Manokwari, ibu kota Papua Barat. Bagaimana dengan biaya hidup di sini?

Sebagai informasi dulu, meski Manokwari adalah ibu kota Provinsi Papua Barat tapi jangan membayangkan kalau Manokwari sama ramainya dengan Jayapura, ibu kota Provinsi Papua. Jayapura sebagai kota sudah cukup maju. Minimal sudah ada mal, sudah ada klab malam, sudah ada rumah sakit moderen, sudah ada hotel jejaring internasional. Pokoknya sudah nampak seperti kota besar.

Manokwari meski berstatus ibu kota provinsi tapi statusnya masih kabupaten. Belum menjadi kota. Tingkat ramainya pun bahkan kalah dari kota Sorong, kota lain di Papua Barat yang juga sudah lebih dulu ramai. Manokwari baru punya mal yang usianya baru beberapa bulan. Belum benar-benar resmi menjadi mal, dan belum benar-benar beroperasi. Isinya masih beberapa tenant, belum sebanyak Mal Jayapura.

Intinya, Manokwari dan Jayapura berbeda jauh meski sama-sama menjadi ibu kota provinsi. Lalu, bagaimana dengan biaya hidupnya? Mari kita breakdown.

Biaya Akomodasi

Hal pertama yang saya pantau adalah akomodasi, karena saya harus tinggal berbulan-bulan di kota ini. Mencari kosan adalah hal pertama yang saya lakukan, bahkan sebelum saya menginjakkan kaki di Manokwari.

Dari informasi awal, sepertinya harga kamar kos di Manokwari tidak berbeda jauh dengan harga kamar kos di Jayapura. Lebih mahal, tapi tidak terlalu berbeda. Misalnya, sebuah kamar kos ukuran 3×4 m tanpa kamar mandi dan tanpa perabotan dibanderol dengan harga di kisaran Rp.600.000,- sampai Rp.800.000,- per bulan. Di Jayapura kamar seperti itu masih ada di kisaran harga minimal Rp.500.000,-

Kamar ukuran yang relatif sama dengan isi perabotan tanpa kamar mandi dihargai maksimal Rp.1.000.000,- per bulan. Kamar dengan ukuran yang sama, dengan isi perabotan standar (kasur dan lemari) plus kamar mandi di dalam dihargai minimal Rp.1.200.000.- per bulan. Tambahkan dengan fasilitas wi-fi maka harganya mulai Rp.1.500.000,-. Ukuran kamar lebih luas dengan fasilitas lebih banyak tentu harganya juga lebih mahal. Saya pernah mendapatkan informasi kamar dengan ukuran kira-kira 4×5 m, kamar mandi sendiri di bagian belakang beserta dapur tapi tanpa wi-fi dipasangi harga Rp.1.850.000,- di lantai dua dan Rp.2.000.000,- di lantai satu.

Kamar kos di Manokwari

Di Jayapura, kamar dengan fasilitas kamar mandi dalam, perabotan standar dan wi-fi juga hampir sama. Mulai dari harga Rp.2.000.000,- ke atas.

Kesimpulan: harga kamar kos di Manokwari hampir sama dengan harga kos di Jayapura, tapi lebih mahal dari Makassar.

Biaya Konsumsi

Bagaimana dengan biaya makanan? Surprisingly harganya menurut saya sedikit lebih murah dari Jayapura. Sebagai ilustrasi, saya masih bisa mendapatkan seporsi nasi campur dengan lauk ayam goreng dan minuman air putih cukup hanya membayar Rp.15.000,- Lumayan murah kan? Di Jayapura juga ada yang harga seperti itu, tapi kalau membandingkan kondisi tempat makannya maka harga di Manokwari lebih murah.

Harga paling umum adalah Rp.25.000,- per porsi. Baik itu ayam lalapan, sate plus lontong, sampai nasi padang dengan lauk ayam goreng.

Kira-kira beginilah harga makanan di sini

Saya belum mencoba rasa dan harga makanan-makanan khas impor seperti coto dan konro. Selama ini baru mencoba makanan impor khas seperti nasi rawon, soto lamongan, dan nasi pecel. Rasanya enak dengan harga antara Rp.25.000,- sampai Rp.30.000,- per porsi. Soal rasa, makanan di sini rasanya enak-enak! Cocok di lidah saya. Mungkin karena bahan-bahannya yang masih organik dan ditanam di atas tanah yang masih sangat subur. Mungkin ya.

Kesimpulan: mau makanan murah sampai mahal di sini ada.

Biaya Transportasi

Satu setengah tahun pertama di Jayapura, saya masih rajin menaiki angkot ke mana-mana. Itu karena Jayapura memang punya jaringan angkot (di sana di sebut taksi) yang cukup nyaman. Hampir semua wilayah kota Jayapura bisa dijangkau dengan angkot. Beberapa tahun lalu bahkan ojek daring sudah masuk ke Jayapura dan semakin memudahkan mobilisasi orang di sana.

Tapi tidak dengan Manokwari. Manokwari tidak punya jaringan angkot yang bagus. Hanya ada beberapa jalur di kota ini yang memiliki jalur angkot, sisanya tidak ada. Walhasil, orang hanya menggantungkan nasib pada keberadaan tukang ojek. Beruntung karena biaya ojek di sini tidak terlalu mahal. Ojek jarak dekat cukup membayar Rp.5.000,-, untuk jarak menengah Rp.10.000,- dan untuk jarak yang cukup jauh maksimal Rp.35.000,-.

Alasan ketiadaan angkot itu membuat saya berpikir untuk membeli motor bekas dengan pertimbangan kemudahan mobilisasi. Plus, motor itu bisa saya jual kembali kalau nanti harus balik ke Makassar. Tapi, harga motor bekas di sini ternyata mahal. Jauh lebih mahal dari harga motor bekas di Makassar, bahkan lebih mahal dari harga motor bekas di Jayapura.

Motor tanpa surat-surat saja bisa semahal ini

Sebagai gambaran, motor Honda Beat keluaran tahun 2013 dengan surat-surat lengkap masih dihargai Rp.8.000.000,- ke atas. Motor Supra Fit keluaran tahun 2004 tanpa surat-surat saja masih dipasangi harga Rp.5.000.000,-. Padahal di Makassar, motor dengan jenis dan usia yang sama bisa saja dijual di harga Rp.3 jutaan.

Biaya Lain-lain

Bagaimana dengan biaya hiburan? Sepertinya ini agak sulit ya, mengingat kota ini belum punya bioskop yang kadang jadi tempat hiburan paling mudah ditemui di kota-kota besar lain di Indonesia. Saya tidak tahu dengan klab malam dan tempat karaoke di sini, apakah memang ada atau tidak. Atau, mungkin ada tapi karena masih pandemi jadi belum beroperasi secara normal. Jadi saya tidak bisa menghitung biaya untuk hiburan.

Sama seperti Jayapura, Manokwari juga hanya punya satu provider yang berjaya. Apalagi kalau bukan Telkomsel dan grupnya. Ini hal yang sangat umum di kota-kota di Papua. Provider lain seperti XL atau Indosat memang ada, tapi tidak sekuat Telkomsel. Untungnya, area Telkomsel cukup luas dan kuat. Setidaknya ada banyak daerah yang memungkinkan kita menemukan sinyal 4G.

****

Kesimpulannya, biaya hidup di Manokwari hampir sama dengan biaya hidup di Jayapura. Sebagai gambaran, Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Manokwari di tahun 2021 ini adalah sebesar Rp.4.200.479,-. Termasuk salah satu UMR tertinggi di Indonesia. Dengan besaran UMR seperti itu, kalian bisa membayangkanlah biaya hidup sebulan di sini seperti apa.

Jadi, kamu siap untuk bekerja di Manokwari? [dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (8)

  1. Mantap informasinya Daeng, bisa jadi catatan penting bagi orang2 yang akan berkunjung kesana. Jika dilihat dari harga makanan dan sewa kamar kontrakan, masih sesuai dengan UMR yang ditetapkan.

  2. Lomar Dasika

    Kurangnya destinasi wisata yang bikin dia ketinggalan jauh dengan Sorong ya, Daeng? Eh btw, belum ada jalan terhubung kan antara Manokwari-Sorong?

    • Itu bisa jadi salah satunya, plus kalau Sorong memang sudah sejak lama jadi kota pelabuhan. Makanya lebih ramai daripada Manokwari.
      Jalan penghubung katanya sudah ada, tapi kondisinya belum bagus

  3. ada jejaring minimarket kah?

  4. wah, itu gambar kos nya pak budhy di irman jaya ya pak?

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.