Packing, Packing!

Perjalanan

Kadang saya malah kebanyakan membawa pakaian karena biasanya ada beberapa pakaian yang tidak terpakai dan pulang dalam keadaan utuh

Sepanjang tahun 2012 ini saya berubah jadi bang Toyib yang sering pergi. Sebenarnya ingin menyebut diri sebagai traveler, tapi kayaknya kegiatan saya bukan traveling walau sering mengunjungi tempat lain. Kebanyakan perjalanan itu karena urusan pekerjaan, jadi nyaris tidak sempat untuk berjalan-jalan atau menikmati keindahan kota yang saya datangi.

Salah satu ritual yang akhirnya jadi lekat adalah soal mengepak, atau istilah kerennya packing. Saya cukup beruntung bahwa acara-acara yang saya ikuti semuanya bersifat non formil sehingga saya tidak perlu repot untuk mengepak dengan baik dan benar, atau memikirkan bagaimana pakaian yang saya bawa tidak sampai kusut. Toh acaranya santai.

Biasanya semua barang utama saya masukkan ke dalam tas ransel, ukurannya tergantung dari berapa lama saya akan pergi. Satu ransel ukuran sedang biasanya sudah cukup. Saya akan memperhitungkan dulu berapa banyak kira-kira kaos yang akan saya bawa, biasanya saya memang hanya akan membawa kaos dan jarang sekali membawa kemeja.

Perhitungan saya, satu kaos untuk satu hari. Kalau untuk urusan celana, cukup membawa maksimal dua potong. Itupun biasanya satu celana pendek dan satu celana jeans. Ada tambahan lagi, saya pasti membawa kaos singlet dan celana pendek santai, ini untuk dipakai tidur. Rasanya tidak nyaman kalau kaos yang sudah dipakai jalan seharian masih juga dibawa ke tempat tidur. Begitupun dengan celananya.

Untuk pakaian dalam, saya siapkan satu tas kain khusus. Cowok jelas lebih santai dibanding cewek, pakaian dalamnya lebih sedikit jadi untuk urusan ini memang tidak terlalu banyak masalah. Saya juga punya satu tempat khusus untuk menampung alat mandi. Isinya mulai dari sabun cair, odol dan sikat gigi, shampoo dan tentu saja cologne. Tambahan lagi saya selalu membawa beberapa kresek kecil yang nantinya akan diisi pakaian kotor, utamanya pakaian dalam. Satu lagi tambahan, sebuah tas sangat kecil yang isinya adalah charger blackberry, charger tab dan kabel-kabel lainnya. Semua disatukan agar tidak tercecer.

Ransel

Semua pakaian yang saya bawa biasanya saya packing dengan cara digulung. Cara ini lebih efektif untuk menghemat ruang sekaligus? menjaga agar pakaian lebih rapih tanpa kusut. Caranya mungkin akan beda kalau seandainya saya bepergian dengan koper. Tapi sampai sekarang saya belum pernah tuh bepergian dengan koper, belum pantas rasanya. Hihihi.

Saya biasanya mengurutkan packing dengan rencana pemakaian. Jadi kaos yang kira-kira akan dipakai belakangan masuk duluan ke dalam ransel, kaos yang akan segera dipakai masuknya paling terakhir. Ini tentu saja untuk memudahkan, supaya pakaian yang saya bawa tidak sampai berantakan.

Saya juga punya satu tas kecil yang diselempangkan di bahu.? Isinya adalah tab yang selalu setia menemani ke mana saya pergi. Selain itu pasti terselip sebuah buku sebagai teman perjalanan, walaupun pada kenyataannya jarang dibaca gara-gara lebih sibuk dengan tab atau BB. Buku biasanya baru disentuh ketika pesawat tinggal landas, itupun hanya sebagai sebagai pemancing sebelum mata terpejam. Huh?sungguh tidak beradab.

Isi lain dari tas kecil itu biasanya adalah segala macam tiket dan boarding pass. Saya tempatkan di sana supaya tidak tercecer tapi tetap gampang dijangkau. Sebotol kecil air minum dan permen karet juga biasanya ada di tas kecil itu, juga dengan iPod yang siap disambungkan ke kuping ketika pesawat mulai tinggal landas.

Kadang-kadang saya merasa perlu membawa kamera. Ini kemudian jadi masalah baru karena artinya saya harus membawa tas tambahan. Satu tas kamera berisi body dan dua lensa. Beratnya cukup lumayan, apalagi karena kamera saya sudah terpasang battery grip yang menambah bobotnya. Makanya kadang untuk perjalanan ke tempat yang sudah biasa saya datangi, kamera DSLR saya tinggalkan dan saya cukup bergantung pada kamera HP. Kadang-kadang saya juga mencopot battery grip kamera saya dan cukup membawa lensa fix yang lebih ringan untuk dibawa.

Benda lain yang juga selalu ikut adalah jaket dan kacamata. Jaket sebenarnya hanya untuk kegiatan outdoor, tapi kadang terasa sangat penting jika bepergian jauh. Sementara kaca mata hitam meski selalu dibawa tapi sebenarnya agak jarang dipakai.

Nah, kira-kira itulah persiapan saya setiap kali ada panggilan untuk menyeberang lautan atau meninggalkan Makassar. Untuk packing sampai lengkap, biasanya saya hanya butuh waktu tidak sampai 30 menit. Kadang saya juga agak rewel, kaos yang sudah dipilih saya masukkan kembali ke lemari dan ganti dengan kaos yang lain. Satu lagi, kadang saya malah kebanyakan membawa pakaian karena biasanya ada beberapa pakaian yang tidak terpakai dan pulang dalam keadaan utuh. Ini biasanya karena ada kaos yang saya anggap masih layak untuk dipakai keesokan harinya karena belum terlalu bau keringat atau belum kotor.

Bagaimana dengan teman-teman sekalian?

[dG]