Kembali Menceburkan Diri Ke Laut

Belajar Diving (all foto by: JowvyK)
Belajar Diving (all foto by: JowvyK)

Ini kali kedua saya menikmati diving, dan terus terang saya belum menemukan nikmatnya kecuali tentu saja serunya pengalaman baru.

Semua berawal dari sebuah acara yang digelar oleh Bublemakers Makassar. Bubblemakers adalah sebuah dive shop yang selain menjual peralatan selam juga menyewakan alat-alat selam, menggelar tur selam dan tentu saja menerbitkan sertifikasi selam dari PADI. Bulan Februari lalu mereka menggelar acara perkenalan berbalut talkshow tentang scuba diving. Hadirlah saya di sana sore itu, dan saya beruntung karena mendapatkan 1 paket try scuba dan 1 paket discovery scuba dive.

Paket try scuba kemudian saya hibahkan ke Nanie karena kebetulan saya tidak berada di Makassar ketika acara berlangsung. Paket discovery scuba diving tentu tidak saya lewatkan. Paket discovery scuba diving adalah paket menyelam di laut lepas, berbeda dengan try scuba dimana peserta hanya menyelam di kolam renang. Sebelumnya saya sudah pernah mencicipi rasanya menyelam meski waktu itu sama sekali belum ada teknik dasar yang diajarkan.

Akhirnya tanggal 24 Maret saya dan beberapa teman digiring ke laut lepas oleh kru Bubblemakers Makassar. Total ada 5 peserta hari itu di samping beberapa diver lain yang memang sudah mahir dan berniat mencicipi laut di hari yang sama. Kami menuju pulau Samalona, sekitar 30 menit di luar kota Makassar. Discovery scuba diving hari itu memang dimulai dari Samalona, pulau indah yang selalu menarik minat wisatawan itu.

Tadinya saya mengira kami akan dibawa ke tengah lautan dan langsung disuruh mencemplung. Ternyata tidak, discovery scuba diving tidak seperti itu. Jadi awalnya para peserta dikumpulkan di pantai, diberi penjelasan singkat tapi detail tentang tujuan yang akan dicapai dalam discovery scuba diving. Jadi discovery scuba diving itu punya 2 tujuan utama: bagaimana membersihkan mask yang berkabut di dalam air dan bagaimana memasang kembali regulator yang terlepas. Sangat mendasar.

Setelah semua siap, rombongan pertama berisi 3 siswa, 1 instruktur dan 1 tukang foto bergerak menuju laut yang lebih dalam. Mereka bergerak perlahan, sesekali berenang hingga di kedalaman sekitar 2 meter. Setelah semua siap, perlahan-lahan mereka mulai tenggelam ke dalam lautan. Saya kebetulan berada di rombongan kedua bersama Anbhar, sesama anak Anging Mammiri.

Sekitar sejam kemudian, rombongan pertama menyelesaikan kegiatannya dan rombongan kedua bersiap-siap untuk turun. Saya mengenakan BCD yang sudah dilengkapi dengan tabung, mengenakan fin yang ternyata agak susah karena kami berada di dalam air serta mempersiapkan masker. Semua persiapan itu dilakukan di kedalaman sekitar 70 cm.

Masih Ribet, Belum Santai

Setelah semua siap, om Reno instruktur kami kembali mengulangi penjelasan singkatnya tentang 2 metode yang akan dipraktekkan di bawah nanti. Saya dan Anbhar mendengarkan penjelasan dengan sangat serius. Diving bukan olahraga biasa, salah sedikit nyawa taruhannya. Makanya semua instruksi harus diperhatikan dengan jelas.

Selepas intruksi kami mulai diajak ke tempat yang lebih dalam. Agak susah juga melangkah dengan fin dan beban tabung di punggung. Untunglah karena BCD bisa membuat kami mengapung sehingga tidak perlu takut untuk tenggelam. Setiba di tempat yang ditentukan, perlahan-lahan kami mulai diajak untuk turun ke dasar. Dan pelan-pelanpun kami mulai meninggalkan area nyaman manusia dan masuk ke area nyaman para mahluk air. Di sini udara dari tabung oksigen menjadi satu-satunya harapan hidup.

Praktek membersihkan mask & memasang regulator
Praktek membersihkan mask & memasang regulator

Kami bertiga berlutut di bawah laut sesuai arahan. Kedalamannya sekitar 2,5 hingga 3 meter, belum terlalu dalam karena sinar matahari masih bisa menerobos dengan baik. Mulailah praktek dijalankan. Dimulai dengan praktek membersihkan mask yang berkabut dan kemudian dilanjut dengan praktek melepaskan regulator dan memasangnya kembali. Kami berdua cukup lancar sehingga prakteknya tidak perlu diulang. Selanjutnya, mari berenang di kedalaman!

Di sinilah masalah mulai muncul. Saya masih terlalu fokus pada alat yang saya bawa dan belum bisa sepenuhnya menikmati pemandangan bawah laut. Lagipula saya belum bisa menyeimbangkan diri di dalam laut. Ketika turun saya ternyata terlalu dalam hingga menyentuh dasar. Perlahan-lahan saya mengisi udara agar bisa naik sedikit dari dasar. Sayangnya saya mengisi udara terlalu banyak dan malah naik hingga ke permukaan. Praktek itu saya lakukan berkali-kali, akibatnya saya bukannya menyelam ke sana ke mari, malah menyelam naik dan turun.

Sialnya lagi, praktek itu ternyata membuat saya mual. Tadinya saya kuatir itu gara-gara saya kurang istirahat malam harinya, belakangan saya tahu kalau itu reaksi normal yang diakibatkan oleh tekanan yang tidak stabil akibat naik turun ke kedalaman. Saya sempat berlama-lama di atas hanya untuk membuang muntah sebelum mencoba turun lagi. Parahnya lagi, praktek naik turun itu malah bikin kuping saya sakit. Karena repot mengatur keseimbangan saya malah lupa melakukan equalizing atau menetralkan kuping dari tekanan. Belakangan kesalahan ini saya bayar mahal di meja dokter THT karena ternyata ada air yang masuk kuping dan membuatnya infeksi.

Itu saya yang kerepotan dengan alat selam
Itu saya yang kerepotan dengan alat selam

Selama 30 menit di bawah air terus terang saya memang belum bisa menikmati sepenuhnya apa itu diving. Saya masih ribet berkutat dengan alat, teori dan kekhawatiran sendiri. Tapi kata seorang teman diver, ini wajar. Memasuki habitat yang bukan habitat kita memang butuh waktu untuk adaptasi sebelum bisa menemukan enaknya. Yang jelas saya belum kapok untuk menceburkan diri ke laut lagi. Mungkin berikut-berikutnya saya baru bisa merasakan nikmatnya diving.

Setidaknya saya harus berterima kasih banyak pada Bubblemakers Makassar yang sudah memberi kesempatan menikmati discovery scuba diving yang memberi pengalaman baru. Menyenangkan sekali dipandu oleh tenaga-tenaga profesional yang sabar dan penuh perhatian. Satu lagi, meski hanya berlabel discovery scuba diving tapi kami juga dapat sertifikat.

Saya masih menunggu kuping normal kembali sebelum mencari cara untuk bisa menyelam lagi. Sepertinya kali ketigan nanti akan lebih mengasyikkan [dG]