Dari Bandara Ke Bandara

 

Kru Wings Air di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar
Kru Wings Air di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar

Kata orang, bandara adalah salah satu gerbang masuk ke sebuah kota bersama stasiun atau terminal. Kalau mau lihat keadaan umum sebuah kota, lihatlah bagaimana gerbangnya.

Berawal dari sebuah berita di portal internet tentang terpilihnya bandara Juanda, Surabaya sebagai bandara terbaik di Indonesia tahun 2013, saya kemudian melemparkan beberapa kicuan di twitter tentang penilaian saya terhadap bandara Juanda dan membandingkannya dengan bandara Sultan Hasanuddin di Makassar.

Dari twit-twit itu saya juga jadi mengingat-ingat kembali bandara-bandara di Indonesia yang sudah pernah saya datangi. Memang belum seberapa, tapi sepanjang 2012 kemarin saya bersyukur dapat kesempatan untuk menginjakkan kaki (meski ada yang cuma sebentar) di beberapa bandara yang ada di Indonesia. Berikut catatan kecil saya tentang beberapa bandara di Indonesia.

Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Bandara ini tentu jadi bandara yang paling sering saya datangi, entah untuk keluar dari kota, masuk ke kota atau bahkan cuma untuk menjemput dan mengantar. Bandara yang diresmikan tanggal 20 Agustus 2008 ini memang terlihat menawan dengan arsitekturnya yang modern. Hanya saja bandara ini juga punya kekurangan.

Pertama, perawatan bandara sepertinya butuh perhatian lebih. Toiletnya tidak semua bersih, ada beberapa toilet yang kotor, basah dan sedikit berbau ditambah dengan urinoir yang tidak semuanya berfungsi. Kedua, karena terlalu ramai jadinya bandara ini jadi terasa mirip terminal bus dengan ragam calon penumpang yang tidak semuanya tertib. Ketiga, audio di bandara ini memang kurang bagus. Mugkin karena terlalu banyak bukaan di ruang tunggu sehingga tidak cukup ruang untuk menggemakan suara pengumuman dari pengeras suara.

Hal yang paling menyebalkan dari bandara ini adalah tingkah para supir taksi, rental mobil atau tukang ojek yang sangat bersemangat merubungi penumpang yang baru tiba. Ini membuat banyak penumpang merasa kurang nyaman karena begitu keluar dari pintu bandara mereka akan langsung diserbu para supir taksi atau rental mobil itu. Lagipula tidak semuanya menawarkan dengan cara yang sopan. Kekurangan lainnya, bandara Sultan Hasanuddin tidak memberi tempat duduk di terminal kedatangan. Jadinya para penumpang yang baru mendarat harus berdiri atau sekalian ke tempat makan kalau menunggu jemputan.

Kelemahan lainnya, Damri yang jadi angkutan umum dari dan ke bandara Sultan Hasanuddin masih terbatas trayek dan jamnya.

Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.

Sepertinya tidak perlu bercerita banyak tentang bandara ini. Soekarno Hatta adalah bandara terbesar di Indonesia, dengan kerumitan berbeda-beda di tiap terminalnya. Keunggulan bandara ini tentu saja ada pada akses angkutan umumnya yang melayani banyak rute dengan jam yang panjang.

Kebersihan juga jadi satu masalah dari bandara ini, hampir serupa dengan bandara Sultan Hasanuddin.

Bandara Juanda, Surabaya.

Saya tidak heran kalau bandara Juanda terpilih sebagai bandara terbersih di Indonesia tahun 2013. Meski tidak semegah bandara Sultan Hasanuddin dan tidak sebesar bandara Soekarno Hatta, tapi bandara ini memang terasa nyaman. Untuk kebersihan toiletnya saya acungi jempol. Saya bahkan beberapa kali menyempatkan mandi pagi ketika tiba di bandara subuh-subuh dan mengejar pesawat pagi.

Pendingin ruangan bandara Juanda juga berfungsi sangat baik dan membuat udara di dalam bandara terasa sangat dingin. Akses kendaraan umumnya hanya ada satu jalur, Damri menuju terminal Bungurasih. Tapi karena teratur maka satu jalur rasanya sudah cukup.

Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta.

Bandaranya termasuk kecil kalau mau dibandingkan dengan tiga bandara di atas. Soal kebersihan juga agak kurang, utamanya di bagian depan sebelum masuk ke dalam bandara. Di terminal kedatangan ada juga supir taksi gelap yang siap menyambut penumpang. Untungnya karena mereka tidak segigih supir taksi di bandara Sultan Hasanuddin.

Akses kendaraan umum lumayan bagus karena dari terminal bandara kita bisa jalan kaki lewat lorong bawah tanah menuju terminal Trans Jogja. Selain itu kalau mau jalan agak jauh kita juga bisa langsung menuju jalan raya dan mencegat kendaraan umum di sana.

Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang.

Saya hanya sekali turun di bandara ini. Bandaranya memang kecil, dan sekarang sedang dalam masa pembangunan. Entahlah kalau penambahannya sudah selesai. Waktu saya turun di bandara Abdul Rahman Saleh keadaan bandara masih sangat sederhana. Bentuknya tidak lebih baik dari bandara Sultan Hasanuddin yang lama. ?Conveyor untuk bagasinya tidak berputar, jadi kita harus bersiap-siap menunggui bagasi kalau tidak mau bagasi jatuh ke lantai.

Untuk akses kendaraan umum saya kurang tahu karena waktu itu saya turun ke bandara dan langsung menyewa taksi bandara.

Bandara Adi Sumarmo, Solo.

Saya tidak tahu banyak tentang bandara ini. November tahun lalu saya hanya mampir ke sini untuk menjemput. Dari tampak luar, bandara ini lumayan bersih dan cukup rapi. Akses kendaraan umum juga saya kurang tahu.

Bandara Ahmad Yani, Semarang.

Berkali-kali ke Semarang akhirnya saya bisa juga mencicipi bandara ini. Letaknya tidak jauh dari jalan raya, jadi kalau mau agak repot kita bisa jalan kaki ke jalan raya untuk mencegat kendaraan umum. Bandaranya kecil dan lumayan ramai. Terminalnya juga cukup bersih dan rapi. Karena tidak terlalu besar jadinya bandara ini juga tidak membingungkan.

Di bandara Ahmad Yani juga ada banyak supir taksi yang nongkrong menunggu penumpang, tapi mereka tidak hiper aktif menawarkan jasa pada penumpang.

Bandara Ngurah Rai, Denpasar.

Bandara yang berada di tepi laut ini cukup luas untuk ukuran bandara. Maklum saja, bandara ini jadi gerbang wisatawan asing. Ada perbedaan besar (sepertinya) antara terminal domestik dan luar negeri. Terminal kedatangan domestik relatif sederhana meski juga cukup bersih dan terawat. Sementara terminal internasional lebih megah meski tetap beraksitektur Bali.

Terakhir ke bandara ini bulan Desember 2012 dan nampak ada pengerjaan besar-besaran. Terminal keberangkatan sedang dalam tahap renovasi dan sepertinya akan dibuat lebih modern.

Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin.

Tepatnya berada di kota Banjar Baru, sekitar 30 km dari kota Banjarmasin. Bandara ini mengingatkan saya pada bandara Sultan Hasanuddin yang lama. Bentuk dan tata letak interiornya mirip, hanya saja bandara ini punya terminal keberangkatan di lantai 2.

Saya tidak sempat memeriksa toilet bandara sehingga tidak bisa bilang apakah bandara ini cukup bersih atau tidak. Tapi sepintas kelihatannya bandara ini lumayan bersih meski terus terang penerangan di bagian check in agak kurang sehingga kesannya jadi agak suram.

Bandara ini gampang dicapai dengan kendaraan umum karena letaknya yang tak seberapa jauh dari jalan raya.

Bandara Sepinggan, Balikpapan.

Saya hanya mampir sejenak di bandara ini, hanya untuk transit. Tampak luar bandara ini nyaman dan bersih meski terminal keberangkatannya tidak terlalu besar. Hebatnya lagi di bandara ini saya tidak menemukan supir taksi atau rental mobil yang menawarkan jasa begitu saya keluar dari terminal kedatangan.

Suasana di dalam terminal bandara Domine Eduard Osok, Sorong
Suasana di dalam terminal bandara Domine Eduard Osok, Sorong

Bandara Domine Edward Osok, Sorong.

Nah ini dia bandara paling sederhana yang pernah saya datangi. Terminalnya memanjang dengan tampilan yang mirip terminal bus. Saking sederhanya di dalam ruang tunggu keberangkatan penumpang bebas merokok di mana saja tanpa harus ke ruangan khusus. Bentuk terminalnya memang mirip dengan terminal bus. Ada beberapa pendingin ruangan yang terpasang tapi tidak maksimal karena jendela dibuka lebar-lebar.

Meski sederhana tapi bandara ini menawarkan pemandangan yang luar biasa. Ada deretan gunung di luar sana yang bisa membuat kita nyaman selama menunggu penerbangan. Akses kendaraan umum sepertinya juga mudah karena dari bandara kita bisa jalan kaki ke jalan raya yang tak seberapa jauh.

Nah itu dia beberapa bandara yang pernah saya datangi di Indonesia. Sampai tulisan ini dibuat saya memang belum pernah mencicipi satupun bandara di luar negeri, tapi terus terang saya memang belum berminat. Saya masih lebih menaruh minat pada beberapa bandara lain yang ada di Indonesia, atau singkatnya masih lebih berminat untuk mengunjungi lebih banyak tempat di Indonesia.

Bagaimana dengan Anda? Sudah berapa bandara yang pernah Anda datangi? [dG]