Karena Ubur-Ubur Tidak Pernah Memilih
Saya sudah sering melihat bagaimana warga Bikini Bottom begitu ketakutan jika ubur-ubur menyerang. Tapi baru kali ini saya tahu alasan mereka bisa sampai ketakutan seperti itu.
Sabtu kemarin bersama teman-teman Anging Mammiri saya akhirnya bisa menuntaskan kerinduan pada laut. Sudah berbulan-bulan lamanya sejak terakhir kali kami membasahi tubuh dengan air laut dan momen liburan selepas Ramadhan jadi pilihan tepat untuk kembali menyentuh laut.
Jam 09:00 kami meninggalkan dermaga Kayu Bangkoa menuju pulau Samalona. Matahari bersinar terang, musim kemarau sepertinya sudah betah mengunjungi kota ini setelah selama beberapa bulan kalah pamor dari musim hujan yang sepertinya enggan beranjak meski waktu tinggalnya sudah habis. Ombak agak tinggi, bahkan kata tukang perahu ombak bisa sangat tinggi di sore hari.
30 menit kemudian kami sudah tiba di pulau kecil yang jadi primadona wisata pantai kota Makassar. Hanya butuh sebentar bercengkerama sebelum kami akhirnya menceburkan diri ke laut. Awalnya kami berenang di bagian timur Samalona, bagian itu memang asyik untuk berenang karena airnya yang jernih dengan pasir putih yang terlihat jelas. Tapi kami bukan hanya mau berenang, kami mau snorkling melihat karang dan hewan laut. Karena itu pula kami akhirnya pindah ke utara pulau yang karangnya lebih menarik.
Kami tidak salah karena di sisi timur pemandangan bawah lautnya memang memikat. Ikan-ikan kecil bermain dengan cerianya di sekitar karang yang sebagian besar masih sehat. Berkali-kali saya mencoba untuk menyelam meski cuma sampai kedalaman 2 meteran. Menyenangkan menyelam di antara ikan-ikan yang ceria itu. Seekor ikan clown fish (kami menyebutnya ikan nemo) bahkan menatap saya dari jarak dekat. Mungkin dia heran, binatang apa pula ini?
Dan kemudian bencana itu tiba.
Tanpa sengaja tangan saya menyentuh sebuah karang besar dan tanpa setahu saya di karang itu ada seekor ubur-ubur. Saya baru sadar ketika merasa menyentuh benda kenyal yang langsung mengirimkan sensasi perih serasa terbakar di tangan kiri. Dengan cepat saya naik ke permukaan, tangan kiri betul-betul terasa perih luar biasa. Persis seperti kulit yang terbakar.
Herannya karena di permukaan kulit tidak ada tanda-tanda khusus seperti kemerahan atau semacamnya. Semua tampak wajar, tapi rasa perih di bagian dalam kulit rasanya sungguh menyiksa. Saya ingat salah satu scene di film Friends ketika Monica tersengat ubur-ubur, ketika itu dia bisa sembuh karena dikencingi Joey. Beberapa menit kemudian saya mencoba trik itu, mengoleskan air kencing sendiri ke permukaan kulit yang tersengat ubur-ubur.
Berhasil? Tidak juga. Rasa perihnya masih terasa dan malah tangan kiri makin sulit digerakkan. Akhirnya saya pasrah saja sampai waktunya kami kembali. Di rumah, rasa perihnya makin terasa. Saya tidak tahu apa jenis ubur-ubur yang saya sentuh, tapi bersyukur karena bukan jenis ubur-ubur yang mematikan. Memang ada beberapa jenis ubur-ubur yang racunnya bisa mematikan.
Di rumah saya sempat sekali lagi mengoleskan air kencing ke tangan kiri. Lumayan, rasa perihnya memang berkurang, tapi hanya beberapa menit karena ketika saya membasahinya dengan air dingin perih itu datang lagi. Tidak mungkinlah saya membiarkan tangan terus berlumuran dengan air kencing bukan?
Ketika mencari literatur tentang penanganan sengatan ubur-ubur di internet saya menemukan bahwa air cuka bisa mengurangi rasa perih akibat sengatan ubur-ubur. Saran ini berhasil karena dengan cepat rasa perihnya berkurang. Saran lainnya adalah dengan menenggak air kelapa untuk menetralisir racun ubur-ubur di dalam tubuh.
Keesokan harinya, rasa perih memang berkurang banyak tapi gantian sekarang jari-jari bengkak sampai sulit untuk ditekuk. Tanda-tanda sengatan ubur-ubur juga terlihat. Kulit jadi berwarna merah dan bentol-bentol. Selain bengkak, tubuh juga jadi ikut-ikutan demam. Sekali lagi saya beruntung karena cukup dengan menelan obat penurun panas biasa rasa demamnya jadi tidak betah berlama-lama. Tinggal bengkaknya saja yang sampai tulisan ini saya buat masih tetap terlihat jelas.
Sekarang saya tahu kenapa Spongebob dan teman-temannya di Bikin Bottom sangat takut kalau ubur-ubur sedang marah. Ternyata sengatannya memang luar biasa. Hebatnya lagi, mereka tidak memilih-milih korban. Kalau merasa terancam mereka akan menyengat dan mengeluarkan racun meski sebenarnya maksud kita bukan mengancam.
Pertanyaan saya sekarang hanya satu: benarkah ubur-ubur itu bisa dibuat jelly seperti yang dilakukan Spongebob? [dG]
coba tanya mr krab dan mr squarepants daeng
…
jelly itu kan karena kenyal…
semoga bengkaknya kempes daeng
amin..sampai sekarang sih masih bengkak, tapi udah gak perih lagi
Di samalona, syukurlah sy tak ketemu ubur2 daeng, saya cuma diancam bulu babi. Eh, apakah ada bulu babi di bikini bottom?
Hy mas , semoga masih update dan dibaca 🙂
Suami saya jg tersengat ubur2 bentuknya spt bihun nempel di kaki dekat jari2 nya, sudah hampir 3 minggu bengkak nya msh blm hilang, terdapat benjolan2 jg sm seperti cerita mas diatas. Memang rasa sakit nya sudah hilang. Gmn ya mengobati bengkak nya yg tak kunjung sembu ??
Semoga mas bisa membantu terimakasih
Halo mbak, kalau sudah 3 minggu bengkak mungkin sebaiknya dibawa ke dokter. Takutnya nanti tambah parah
sudah ke klinik umum mas tp blm ada perkembangan, blm ke dokter kulit mas. Klo mas sdh sembuh?? Butir2 di bekas jeratannya itu apa ya mas ??
coba ke dokter kulit langsung mbak, saya sih alhamdulillah sudah sembuh