Idola Anak Zaman Now
Derasnya informasi di zaman digital mengubah banyak hal. Termasuk pada pilihan idola anak-anak muda zaman sekarang.
Tujuh tahun lalu, saya pernah menulis tentang pertanyaan di kepala saya, “Siapakah idola anak-anak sekarang?” Sebuah pertanyaan yang muncul mengingat zaman kecil saya – dan teman-teman seangkatan – yang mengidolakan satu-dua tokoh besar nasional. Ada nama Alm. Habibie dan tentu saja presiden yang mana daripada Soeharto. Anak-anak – dengan arahan orang tuanya – menjadikan mereka role model untuk belajar lebih giat agar bisa sukses. Baik sebagai teknokrat maupun sebagai pemimpin.
Zaman sekarang, tren sudah sangat berubah. Anak-anak tidak lagi hanya terpaku pada satu-dua sosok yang mereka jadikan idola atau role model untuk masa depan mereka. Informasi sudah semakin deras dan mendorong perubahan yang besar. Corong-corong informasi itu yang kemudian menghadirkan banyak sekali tokoh yang kemudian menjadi idola anak-anak zaman now. Berbeda dengan generasi sebelumnya, tokoh-tokoh yang muncul saat ini bukan lagi teknokrat atau politikus, tapi kebanyakan adalah para entertainer atau seniman atau bahkan selebgram.
Derasnya Informasi
Minggu lalu, sebuah tulisan muncul di koran Kompas. Judulnya, Pemuda Era Digital Berbeda dengan Pemuda Masa Lalu. Di tulisan itu diterangkan bahwa pemuda zaman sekarang sudah memiliki banyak sekali pilihan sebagai role model. Tentu karena derasnya informasi dan terbukanya kanal-kanal informasi yang baru.
Fenomena ini memberi ruang kepada siapa saja untuk “bersinar” dan menikmati guyuran spotlight. Akibatnya, anak muda sekarang tidak lagi terpaku pada sosok itu-itu saja, seperti yang dulu dirasakan orang tua mereka saat masih muda.
Menurut Kompas, anak muda sekarang tidak suka lagi disuapi. Mereka bisa mencari sendiri dan memverifikasi sendiri informasi yang didapatkan. Dari sumber manapun. Derasnya informasi di era internet membuat kemampuan kognitif mereka dalam memproses informasi menjadi lebih cepat matang.
Derasnya informasi ini juga membuat mereka lebih punya banyak rujukan. Termasuk tokoh-tokoh yang mereka jadikan role model. Tidak lagi terpaku pada tokoh yang sukses berprestasi secara akademik atau non akademik.
Pilihan Berbeda
Derasnya informasi ini membuat anak muda zaman sekarang lebih mudah menerima tokoh-tokoh yang muncul lewat media sosial atau jejaring internet. Mereka yang berkata kasar, berpenampilan unik, atau bahkan bertindak negatif sangat mudah untuk menjadi viral, dibicarakan banyak orang, bahkan akhirnya menjadi idola.
Zaman sekarang, menjadi viral bisa berarti membuka pintu rezeki yang besar. Berawal dari viral, mendapatkan banyak pengikut, dan berakhir pada beragam endorse atau bahkan kontrak kerja yang mendatangkan uang. Ujung-ujungnya mereka akan terlihat sukses secara materi. Tentu saja ini membuat banyak anak-anak muda jadi lebih tertarik.
Menurut Kompas lagi, sebagian anak-anak muda zaman sekarang tidak lagi menganggap penting untuk belajar dan menempuh pendidikan tinggi. Mereka melihat bahwa menjadi pembuat konten atau selebgram lebih menjanjikan dan tentu saja tidak membutuhkan pendidikan tinggi.
Kalau bisa terkenal dan dapat banyak duit lewat jalur medsos, untuk apa capek-capek belajar sampai menjadi sarjana?
Inilah yang membuat idola atau role model anak-anak muda zaman digital ini menjadi sangat berbeda dengan anak-anak muda zaman pra digital. Sosok-sosok teknokrat atau politikus tidak lagi menarik perhatian sebagian besar dari mereka. Sebagai gantinya, mereka lebih silau akan sosok-sosok selebgram atau content creator baik di Instagram, YouTube, ataupun TikTok.
*****
Pada akhirnya, zaman memang berubah. Tantangan juga berubah. Apa yang dulu tidak terpikirkan, atau terasa sangat jauh di angan-angan, saat ini sudah menjadi kenyataan dan tentu saja menjadi tantangan baru. Tantangan buat semua, bukan hanya buat anak-anak muda itu, tapi juga buat orang tua mereka. Sanggupkah tetap mengarahkan anak-anak muda ini tanpa berusaha mengekang kebebasan mereka? [dG]