Dari Jokowi Sampai Shin Tae-Yong
Apa yang lagi heboh di media sosial Indonesia di minggu pertama tahun 2025? Ini beberapa hal yang saya rangkum
Akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025 diawali dengan berita yang cukup mengejutkan bagi sebagian orang Indonesia. Berita yang datang dari Amsterdam, Belanda. Lebih tepatnya lagi datang dari lembaga bernama OCCRP (Organize Crime and Corruption Reporting Project), sebuah lembaga independen yang mencatat tentang kejahatan terorganisir dan korupsi dari berbagai belahan dunia.
OCCRP lewat form terbuka menggunakan Google Drive menghimpun data dari warga di belahan dunia yang menominasikan pemimpin yang dianggap bagian dari kejahatan terorganisir atau memiliki tingkat korupsi tertinggi. Mantan presiden Joko Widodo termasuk salah satu di antaranya.
Joko Widodo masuk di antara lima besar pemimpin negara yang dinominasikan. Nama lainnya seperti Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan pengusaha India Gautam Adani. Oleh para pengusul, mereka dianggap sebagai pemimpin yang paling aktif melakukan kejahatan terorganisir dan paling korup.
Reaksi Jokowi
Hal pertama yang ingin publik tahu tentu saja adalah soal reaksi Jokowi. Lewat berbagai media, dia menanggapinya dengan santai. Tidak terlihat emosional, dan bahkan terlihat tidak peduli.
“Yang dikorupsi apa. Ya dibuktikan, apa,” kata Jokowi, sambil tertawa saat di Rumahnya Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) pada 31 Desember 2024. Ini saya kutip dari laman Kompas.com.
Saya bisa membayangkan sih bagaimana muka mantan presiden itu. Tertawa-tawa seperti tidak ada beban, santai dan terkesan masa bodoh. Tapi itu di luar, kita tidak tahu di dalam hatinya.
Di media sosial, berita ini mendapatkan dua respons berbeda. Ramai yang bersorak dan seperti mendapatkan pembenaran atas apa yang mereka pikirkan tentang Jokowi, tapi tidak sedikit juga yang tetap mati-matian membela Jokowi. Bahkan seorang peneliti muda ICW menjadi korban doxing oleh sebuah akun anonim setelah memberikan opini mendukung hasil poling dari OCCRP ini di sebuah stasiun televisi.
Dari sisi si pembela, bentuk pembelaan terbesar adalah dengan menguliti OCCRP. Mencari tahu apa dan siapa di belakang OCCRP, termasuk penyandang dananya. Ini tentu dimaksudkan untuk menjatuhkan kepercayaan publik pada lembaga itu. Hal yang tidak dilakukan bertahun-tahun lalu ketika OCCRP mempublikasikan tentang dugaan Panama Paper pada Prabowo Subianto. Waktu itu Prabowo masih jadi “lawan” Jokowi, jadi ketika berita itu menguntungkan bagi mereka ya tentu tidak perlu ada background check pada si pembawa berita. Sekarang tentu beda, karena beritanya justru tidak menguntungkan bagi Jokowi.
Lalu seperti umumnya yang kerap terjadi di Indonesia, berita ini perlahan senyap dan mulai menghilang. Salah satunya adalah karena adanya berita yang lebih heboh dan menguasai pembicaraan di media sosial.
Shin Tae-Yong Berakhir di Januari
Seperti lagu almarhum Glen Fredly, kisah cinta Shin Tae-Yong dengan tim nasional Indonesia berakhir di Januari. PSSI resmi memutus kontrak kerja sama dengan pelatih tim nasional asal Korea Selatan ini. Secara resmi PSSI menganggap ada situasi tidak nyaman di dalam tim dan komunikasi yang tidak berjalan lancar yang jadi alasan utama memutus kontrak kerja Shin Tae-Yong.
Saya tidak terlalu mengikuti tim nasional sepakbola Indonesia, jadi rasanya saya tidak punya kapasitas untuk memberikan opini. Saya hanya berusaha untuk melihat apa yang terjadi dan menyimpulkannya untuk konsumsi pribadi.
Dari yang saya lihat, Shin Tae-Yong atau yang kerap disebut STY adalah pelatih yang memberikan nuansa berbeda pada tim nasional sepakbola Indonesia. Dari yang saya ingat, tim sepakbola nasional kita selalu kesulitan membangun serangan. Passing salah, positioning tanggung, bahkan lebih banyak bermain dengan tekel keras dan asal tendang bola. STY datang dan membenahi hal mendasar seperti itu.
Pelan-pelan permainan tim sepakbola nasional kita membaik. Apalagi ketika kebijakan naturalisasi semakin digencarkan. Pemain-pemain berdarah Indonesia yang bermain di liga Eropa semakin memberikan efek positif pada permainan tim Indonesia. Hasilnya, Indonesia lolos lagi ke Piala Asia dan tampil cukup menawan di sana. Lalu di penyisihan Piala Dunia untuk pertama kalinya lolos sampai fase grup dan bahkan bisa mengalahkan Saudi Arabia yang di Piala Dunia 2022 kemarin berhasil mengalahkan Argentina. Ini sebuah hal yang dulu memimpikannya saja sepertinya kita tidak berani.
Jadi kalau berdasarkan itu saya harus bilang kalau STY memang berhasil. Meski belum ada tropi yang dibawa pulang, tapi secara kualitas tim sepakbola nasional Indonesia meningkat pesat.
Itu menurut saya. Menurut beberapa orang yang setuju dengan keputusan PSSI dan Erick Tohir, STY gagal. Sudah diberikan amunisi sebagus mungkin, semua permintaannya dikabulkan, bahkan gajinya tidak pernah telat, tapi tetap tidak bisa membawa pulang piala. Maka itu artinya gagal, titit eh titik!
Patrick Datang!
Belum selesai perdebatan tentang apakan pantas STY dipecat atau tidak, PSSI kembali membuat ramai dengan penunjukan pelatih baru tim nasional Indonesia. Siapa dia? Tidak lain tidak bukan dialah si Patrick Star, eh Patrick Kluivert. Mantan striker tim nasional Belanda, Ajax, AC Milan, dan Barcelona.
Saat jadi pemain, Patrick memang terkenal cukup wow. Menterenglah, meski namanya waktu itu tidak sementereng Ronaldo Nazario, Zinedine Zidane, atau bahkan Del Piero. Tapi lumayanlah untuk ukuran striker.
Sebagai pemain, Patrick lumayan. Tapi sebagai pelatih dia belum ada apa-apanya. Berkali-kali dipecat dari tim kelas medioker, termasuk tim nasional negara yang bahkan namanya saja jarang didengar. Lalu di luar itu, dia juga ternyata pernah bermasalah dengan judi, punya utang miliaran rupiah karena judi. Orang seperti ini yang akan menggantikan STY di belakang tim nasional sepakbola Indonesia.
Tidak sampai di situ, proses perekrutan Patrick juga dianggap cacat. Erick Tohir mengundang tiga orang calon pelatih di hari Natal, tepat di tanggal 25 Desember 2024 dan hanya satu yang datang, si Patrick. Buat Erick, ini adalah tanda keseriusan Patrick. Tapi buat beberapa orang, ini tanda si Patrick BU alias butuh uang sampai bela-belain datang wawancara kerja di hari Natal saat sebagian besar orang Eropa menghabiskan waktu bersama keluarga.
Buat saya sih, proses ini sangat tidak masuk akal. Orang baik-baik mana yang menilai keseriusan kerja orang lain dengan mengajak mereka bertemu di hari besar keagamaan mereka? Ini seperti penghinaan pada kepercayaan mereka. Dan mereka yang datang memenuhi undangan itu jelas bukan orang yang punya nilai. Di bagian ini saya setuju sama Pandji yang memberikan opininya di Live IG. Jangan heran kalau nanti Patrick Kluivert kesulitan membangun rasa kekeluargaan di dalam tim, lah wong dia saja tidak peduli pada kumpul keluarga di hari Natal koq. Begitu kata Pandji.
*****
Berita tentang STY yang dipecat dan Patrick Kluivert yang datang ternyata begitu heboh di media sosial dan bahkan menutupi berita tentang Jokowi yang dinominasikan oleh OCCRP. Waktunya memang pas dan karena orang Indonesia sangat mudah terdisktraksi jadi wajarlah kalau berita OCCRP cepat menghilang. Apalagi berita yang menutupinya adalah berita tentang sepakbola nasional, berita yang paling banyak penggemarnya. Jokowi harus berterimakasih pada PSSI yang membangun drama di waktu yang tepat. [dG]