Melihat Wawancara Terbaik Padi Reborn
Sebuah wawancara yang menampilkan sisi lain band Padi Reborn yang biasanya kaku menjadi lebih cair.
Buat mereka yang melewatkan dekade 90an sebagai remaja di Indonesia, nama band Padi pasti lekat dalam ingatan. Band yang dipunggawai oleh Piyu, Fadly, Ari, Rindra, dan Yoyo ini mulai dikenal publik menjelang akhir dekade 90an. Tepatnya pada tahun 1998 ketika single Sobat masuk ke dalam kompilasi Indie Ten. Setahun kemudian mereka merilis album perdana bertajuk Lain Dunia. Kepopuleran mereka langsung melesat ke panggung teratas musisi tanah air.
Popularitas mereka terus bertahan sampai album keempat Tak Hanya Diam yang dirilis tahun 2007. Mereka secara konsisten terus berada di puncak bersama beberapa band lain seperi Dewa 19, Sheila on Seven, Peter Pan, Slank, Gigi, dan beberapa band lainnya.
Masuk ke dekade 2010an, nama Padi mendadak kabur. Tidak benar-benar hilang, tapi mulai menguap. Mereka resmi menyatakan vakum sejak tahun 2012. Tidak ada alasan resmi kala itu, tapi ada beberapa spekulasi publik yang muncul.
Paling mengemuka adalah soal konflik internal antar personil, utamanya berkaitan dengan Piyu sang gitaris sekaligus leader Padi. Di periode itu, Piyu mengalami banyak sekali badai dalam kehidupan pribadinya termasuk – mungkin kalian tahulah ya – kejadian tahun 2013 yang melibatkan ayah mertua Dian Sastro.
Itu hanya spekulasi, tapi yang pasti Padi memang menyatakan diri vakum sejak 2012. Tidak ada kegiatan apapun yang mengatasnamakan band Padi. Personilnya pun lalu sibuk sendiri-sendiri. Fadly sempat merilis rekaman single bersama penyanyi religi asal Swedia Maheer Zain, Rindra sibuk mengembangkan bisnis di Balikpapan, Ari sibuk dengan bisnis apa saja, Yoyo masih berkutat di urusan musik, dan begitu juga dengan Piyu.
Sempat ada rumor bahwa Padi telah bubar, tapi secara terpisah beberapa personilnya membantah. Hanya vakum, tapi tidak bubar, kata mereka.
Wawancara Yang Awalnya Membosankan
Semalam saya menonton video wawancara Padi Reborn dengan Sindhu di kanal Medcom ID. Mereka sekarang memang sudah bersatu kembali, menambah kata “reborn” di belakang nama Padi. Katanya itu untuk menandakan semangat baru mereka setelah sekian lama vakum dan tidak bersama.
Wawancara berdurasi 1 jam 30 menit itu buat saya sangat menarik. Memang terasa ada nuansa baru dalam kehadiran Padi Reborn ini. Pertama adalah semangat mereka yang memang seperti terbarukan. Terbukti dengan cairnya suasana saat wawancara.
Harus diakui, Padi adalah salah satu band yang terkesan kaku saat wawancara. Sebagian besar personil Padi adalah orang-orang pendiam yang tidak terlalu senang berada di depan kamera. Sebut saja Fadly, Ari, dan Rindra. Minimal hanya Piyu dan Yoyo yang selalu terlihat lebih santai dalam sesi wawancara. Karena itu pula, mereka berdua – utamanya Piyu – paling sering menjawab pertanyaan. Dua personel lain hanya menambahkan dengan kalimat-kalimat pendek.
Tapi tidak di wawancara Medcom ID tersebut. Utamanya Fadly. Dia terlihat jauh lebih santai di depan kamera, sudah bisa bicara banyak, menjawab dengan panjang-panjang dan bahkan bisa bercanda. Sesuatu yang dulu tidak Fadly banget.
Kedua, isi dari wawancara tersebut. Soal skill mewawancara, Sindhu memang masih kalah dari Soleh Solihun atau Gofar Hilman, misalnya. Tapi dia cukup lumayan bisa memancing para personil Padi Reborn untuk bicara santai tentang hal-hal yang selama ini mungkin tidak terungkap di media lain.
Wawancara awalnya berjalan pelan dengan sedikit membosankan, khas wawancara bersama Padi Reborn. Namun, lama kelamaan suasana semakin cair hingga akhinya tiba di sepertiga bagian akhir yang justru sangat menarik.
Menarik karena para personil membicarakan personil lain dalam kacamata mereka, sedikit banyaknya ini mengungkit apa penyebab Padi sempat vakum dan kenapa mereka bisa “hidup” kembali.
Kebesaran Hati Piyu
Memang tidak secara eksplisit semua personil Padi menyatakan kalau kevakuman mereka karena Piyu. Tapi dari jawaban-jawaban mereka saya bisa menarik kesimpulan kalau Piyu adalah sosok utama di balik vakumnya Padi.
Ari menyebut Piyu sebagai “kakak yang susah ditebak.” Dalam band sendiri, Piyu memang dianggap sebagai kakak, sebagai pemimpin. Namun, dari cerita para anggota band ada masa ketika Piyu menjadi sangat susah ditebak.
“Manuvernya terlalu liar,” kata Ari. Manuver yang menurut anggota yang lain sulit untuk diikuti. Ari sendiri sempat “kehilangan arah” ketika Padi sedang vakum. Awal tahun 2015 dia tertangkap menggunakan narkoba yang menyebabkannya harus melewati masa 6 bulan di pusat rehabilitasi.
Namun, Fadly sendiri mengakui kebesaran hati Piyu. Menurut Fadly, ketika mereka akhirnya memutuskan untuk rekonsiliasi dan menghidupkan kembali Padi, Piyu datang dalam sebuah pertemuan di Pondok Indah. Menurut Fadly, Piyu datang dan langsung meminta maaf ke semua personil Padi yang lain. Permintaan maaf ini sungguh mampu mencairkan suasana dan merekatkan sesuatu yang dulu sempat terlepas.
“Saya sangat respek pada mas Piyu,” kata Fadly dengan nada sedikit terharu.
Di sisi lain, Piyu merasa sangat berhutang budi pada teman-teman seband-nya. Menurutnya mereka adalah orang-orang yang sangat sabar, mau menunggu dia meski dia sendiri sudah bermanuver ke sana ke mari dan bisa mengerti dirinya. Dalam masa vakum tersebut, Piyu sudah berkal-kali mengerjakan proyek lain yang menurutnya justru tidak membuatnya puas.
“Saya merasa ada yang kurang. Semua terlalu gampang, tidak ada yang membantah saya. Tidak seperti ketika di band (Padi). Ada Fadly yang membantah, ada Ari yang ngasih masukan, pokoknya ada proses. Di project lain ini saya merasa, koq semuanya gampang sekali ya? Ada yang terasa kurang,” kata Piyu. Dia menggambarkan momen itu seperti momen ketika Freddy Mercury juga mencoba proyek solo di luar Queen. Proyek yang terlalu mudah tanpa ada tantangan dari orang lain atau tanpa ada proses brain storming. Semua hanya mengikuti apa katanya.
Kesadaran-kesadaran seperti itulah yang kemudian membuat Piyu sadar kalau rumahnya memang di Padi. Hingga akhirnya dia kembali, mengesampingkan egonya dan mau meminta maaf. Piyu punya kebesaran hati mengakui kesalahan, dan teman-temannya di Padi punya kebesaran hati yang sama.
“Sekarang mas Piyu sudah mau mendengarkan, bukan hanya minta didengarkan,” kata Yoyo sang personil paling muda.
*****
Dalam wawancara bersama Sindhu itu terlihat jelas bagaimana kedewasaan para personil Padi Reborn. Bagaimana mereka menyikapi masa lalu dengan dewasa, menyingkirkan semua ego dan kesalahan masa lalu dan menjadikannya pelajaran. Pelajaran yang membuat mereka sangat menyadari bahwa Padi Reborn adalah rumah mereka. Tempat mereka kembali setelah sekian lama melanglang buana. Tempat mereka menemukan keluarga yang sesungguhnya. Sebuah wawancara dengan band Padi Reborn yang buat saya wawancara terbaik sejauh ini.
Sebagai penggemar Padi Reborn – meski bukan anggota Sobat Padi – saya berharap mereka bisa terus bersama. Aktif atau vakum, tidak masalah. Asalkan mereka tetap ada di bawah bendera yang sama. Selamanya. [dG]
makasih2 daeng Ipul, segera ke |TKP..
btw, salut akan konsistensi ngeblognya. kereen.
hahaha terima kasih om
Kayaknya mesti ditonton ini wawancara. Padi ini salah satu dari 2 band–yang satu lagi Sheila on 7–yang selalu saya tonton konser tunggalnya pas masih tinggal di kota kelahiran, sampai lulus SMA. Salut juga sama Padi yang personelnya masih sama dari album 1 sampai jadi Reborn sekarang. Sheila on 7 aja mesti kehilangan 2 personelnya sejak album 1. 😀
nah itu, Padi salah satu band lama yang belum pernah (dan jangan sampai) ganti personil
Saya lihat waktu Padi Reborn diundang oleh NetTV, acaranya sule kalau tidak salah. Kelihatan personilnya tidak sekaku waktu awal ahhahahahha
sebelumnya di Tonight Show dulu
di situ sudah kelihatan kalau mereka sudah lebih santai
Band legend favoritku. Duh pengen ketemu langsung gitu yang bukan di atas panggung. Bisa gak yaaa