Pearl Jam ; Kuat Karena Lirik

Pearl Jam

Seattle, awal 90an. Sebuah kota kecil yang hampir sepanjang tahun basah oleh hujan tiba-tiba menghangat oleh kehadiran deretan band-band lokal yang menyeruak di antara kepungan band rock dari Los Angeles. Pearl Jam salah satunya. Dengan aroma musik yang oleh media diberi label Grunge, mereka menapaki tangga kesuksesan, beriringan bersama band lain seperti Nirvana, Soundgarden dan Alice in Chains.

Dua puluh tahun setelah masa jaya band-band asal Seattle itu berlalu, praktis hanya Pearl Jam dan Alice In Chains yang masih bertahan, sisanya bubar atau meredup tak bersinar lagi. Seleksi alam menggugurkan mereka yang memang tak bisa bertahan. Di antara para survivor mungkin Pearl Jam yang paling kuat dengan fanbase yang solid di seluruh dunia.

Kenapa Pearl Jam bisa tetap bertahan di usianya yang 20 tahun? Di masa di mana aliran rock yang dulu dilabeli grunge sudah tidak populer lagi? Ada banyak teori, ada banyak alasan yang bisa keluar dari mulut para fansnya. Attitude, kerendahan hati, soliditas, dan tentu saja musik dan lirik.

Musik dan lirik, dua komponen dasar kenapa Pearl Jam begitu spesial bagi para fansnya, sisanya adalah pelengkap penyempurna. Pearl Jam selalu serius menggarap musik mereka, deretan personil dengan kemampuan di atas rata-rata adalah senjata pamungkas untuk menciptakan musik dengan kualitas terbaik.

Pearl Jam juga beruntung dikarunia seorang lelaki bernama Eddie Vedder. Pria kelahiran San Diego ini adalah otak di balik sebagian besar lirik dalam rangkaian lagu Pearl Jam. Lelaki dengan masa lalu yang suram ini lihai merangkai kata dan menjadikannya deretan lirik dengan multi interpretasi. Eddie sungguh lihai memilih kata-kata, menggabungkannya dengan kata yang lain hingga tercipta lirik yang begitu kuat, dengan interpretasi yang macam-macam. Eddie, lelaki yang senang merenung itu ibarat seorang pesulap yang dengan tongkat ajaib berbentuk ballpoint atau pensil menyulap rangkaian huruf itu menjadi sebuah lirik. Ketika terbentuk menjadi sebuah lagu, Pearl Jam mengundang para fans, para kritikus, para penikmat atau siapa saja untuk menginterpretasikan lirik-lirik mereka sebebas-bebasnya.

Karena semua lagu adalah spesial, maka Pearl Jam tak pernah memberi label ?anak emas? untuk lagu-lagu mereka. Semua lagu punya muatan yang sama, lahir dari sebuah perenungan, diskusi dan pergulatan yang intens. Pearl Jam bukan band yang membuat satu atau dua hits dengan lagu-lagu lain sebagai pelengkap. Mereka mengistimewakan semua lagu dari 9 album dan puluhan single-single lainnya. Pearl Jam bisa manggung 2 hari berturut-turut dengan 90 lagu yang berbeda. Karena bagi Pearl Jam, semua lagu adalah anak emas, yang lahir dengan kemasan lirik dan musik yang tak sekedarnya.

Artikel ini dimuat pada majalah : Soundup edisi februari 2011