Mengenang Masa Ketika Ahmad Dhani Baik-Baik Saja

Siapa yang bisa membantah kalau Ahmad Dhani adalah salah satu musisi Indonesia yang paling jenius. Sayang, masa kejeniusannya seperti sudah lewat dan entah kapan kembali lagi.


Ahmad Dhani ketika tampil di Pensi Smansa Makassar, 2014

AHMAD DHANI BERBEDA DENGAN NIKITA MIRZANI. Keduanya gemar menebar kontroversi, tapi Dhani jelas lebih baik. Setidaknya kita tahu dia punya karya. Tidak seperti Nikita yang entah karyanya apa, tapi rajin dibahas infotainment. Dhani pada masanya adalah seorang maestro, penghasil lagu-lagu terbaik yang menjadi legenda, tulang punggung band besar dan produser beberapa artis berbakat. Mustahil menghapus nama Ahmad Dhani dalam sejarah musik Indonesia. Seburuk apapun nasibnya saat ini.

Dhani dan bandnya Dewa 19 muncul pertama kali di permukaan di awal tahun 90an. Tepatnya tahun 1992 lewat album self title. Anak-anak muda Indonesia langsung terbius dengan lagu manis bertajuk Kangen yang dibawakan lima anak muda gondrong asal Surabaya itu. Selanjutnya adalah sejarah.

Beragam intrik menghiasi perjalanan karir band yang semakin lama semakin membesar ini. Wawan keluar, sempat digantikan sementara oleh Rere Reza sebelum Aksan (menggunakan nama Wong Aksan supaya akronimnya tetap Dewa) menjadi drummer tetap di tahun 1995. Di tahun itulah, mereka kemudian merilis album Terbaik-Terbaik. Album yang oleh majalah Rolling Stones edisi September 2007 ditempatkan di urutan 26 dari 150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa.

Kalau sebelumnya Dewa lebih banyak mengusung genre pop rock, maka di album ini beragam aliran lain ikut mewanainya. Ada jazz, funk, folk dan ballad. Di album ini, kemampuan semua individu seperti bercampur dengan sangat rapi, menghasilkan lagu-lagu yang berkelas dengan lirik yang tidak murahan. Mereka bisa menggaungkan protes yang elegan di lagu Cukup Siti Nurbaya, pun bisa melamatkan rindu yang dalam di lagu Cinta Kan Membawamu Kembali.

Setelah album ini, Dewa 19 dengan formasi Aksan sebagai drummer masih sempat menelurkan album Pandawa Lima yang juga sukses di pasaran. Nama Dewa 19 semakin menguat di kancah musik Indonesia. Tapi album itu adalah album terakhir yang dilahirkan Dewa 19 bersama Aksan. Setelahnya Aksan terpaksa harus cabut karena dianggap terlalu kental aroma jazz-nya. Dewa 19 sempat vakum dan malah akrab dengan kontroversi. Ari Lasso dan Erwin Prast terperangkap narkoba dan malah jadi pecandu. Erwin berhasil sembuh dengan cepat, tapi tidak dengan Ari. Hingga terpaksa Ari digantikan Once Mekel dan Tyo Nugros masuk menggantikan Aksan.

Kemudian lahirlah Bintang Lima. Dewa 19 menjadi Dewa saja, dengan fomasi baru dan nuansa musik yang berbeda.

Dewa menjadi sangat Queen, seperti yang Dhani mau. Bahkan pemilihan Once sebagai vokalis pun konon karena menurut Dhani suaranya sangat cocok dengan arah baru musik Dewa yang dimaui Dhani. Semakin lama ego Dhani memang semakin membesar, mengikuti kebesaran nama Dewa. Apalagi ketika Erwin Prast didepak dan bahkan sempat bermasalah di pengadilan. Dhani semakin tak terbendung. Dewa akhirnya hanya menyisakan dua personil aslinya saja; Dhani dan Andra. Belakangan Ari memang kembali, tapi kuasanya tak sebesar Dhani.

Dewa adalah Dhani. Tidak ada yang bisa membantah itu.

*****

KETIKA MASIH BAIK-BAIK SAJA, tidak ada orang juga yang bisa membantah kalau Ahmad Dhani adalah salah satu musisi yang paling jenius di republik ini. Selera musiknya bagus, instingnya tajam dan egonya besar. Sebuah perpaduan yang sangat pas untuk menghasilkan sebuah karya atau band terbaik. Seperti Axl Rose di Guns N Roses, atau Kurt Cobain di Nirvana. Sama-sama jenius, sama-sama egois dan sama-sama keras kepala.


Reuni Dewa 19 di acara yang sama

Di sebuah wawancara dengan majalah Rolling Stones Indonesia akhir tahun 1990an, Dhani pernah bilang kalau dia sudah mendengarkan ribuan rekaman. Mulai dari rekaman tahun 20an sampai rekaman saat itu. Karenanya, dia juga bilang hanya mau diajak berdebat oleh mereka yang juga mendengarkan album sebanyak yang dia dengarkan. Kalau tidak, sama saja dengan buang waktu katanya.

Di wawancara yang sama, dia juga menyebut semua musik Top 40 saat itu adalah sampah. Dhani just being Dhani.

Tidak ada yang tahu pesis apa yang sebenarnya ada di kepala Dhani ketika memutuskan mengusir Maia dan memilih mempertahankan Mulan Jameela. Pun ketika dia memilih terjun ke dunia politik, bahkan menjadi calon wakil bupati. Meninggalkan arena musik yang selama ini jadi ajang pembuktian kejeniusan, ego dan keras kepalanya.

Baca juga sebuah konser Dewa 19 di Makassar yang berakhir tanpa orgasme.

Sepuluh tahun belakangan Dhani lebih akrab dengan kontroversi. Anak yang bermasalah dengan hukum karena menabrak orang sampai mati, ucapan-ucapan bernada kebencian di media, terjun ke dunia politik, dan terakhir harus menikmati bui.

Masa ketika dia dengan jeniusnya menghasilkan lagu seperti di album Terbaik-Terbaik tinggal kenangan. Entah kapan akan terulang lagi. Mungkin selepas dia menikmati masa buinya? Atau mungkin tidak pernah lagi? Hanya Dhani dan Tuhan yang tahu.

Sambil menunggu masa itu datang, mari menikmati kembali album Terbaik-Terbaik, salah satu album yang persis seperti namanya. Terbaik. [dG]