Di Bandara Kami Ada Yang Narsis

Bandara Sultan Hasanuddin
Bandara Sultan Hasanuddin
Ada yang narsis di bandara kami

Bandara adalah gerbang sebuah kota. Selayaknya bila kota itu menjual pesonanya di bandara, karena di sanalah kesan pertama untuk para pendatang tertanam. Tapi, bandara Hasanuddin berbeda. Kesan pertama yang ditanamkan bukan pesona SulSel, tapi narsisnya seseorang.

Almas, seorang kawan blogger dari Ambon pernah bertanya kepada saya, ” Kenapa di bandara Hasanuddin yang terpasang di layar besarnya itu gambaran bapak gubernur ? Kita kan maunya lihat keindahan alamnya Sulawesi Selatan, bukan mukanya beliau ” Saya hanya tertawa.

Di bandara Sultan Hasanuddin Makassar memang ada sebuah layar besar yang berada tepat di atas konter transit. Sejak beberapa bulan belakangan ini, layar tersebut diisi slide dengan beberapa foto aktifitas sang gubernur. Ada foto beliau sedang menanam pohon, beliau sedang berpidato, beliau sedang menggunting pita dan banyak lagi. Ada juga puja-puji tentang keberhasilan beliau sebagai salah satu gubernur terbaik di Indonesia.

Semua pasti sepakat kalau bandara adalah gerbang sebuah kota, propinsi? atau bahkan sebuah negara. Orang yang baru datang ke sebuah kota tentu ingin mendapatkan kesan pertama yang tertanam indah, salah satunya lewat bandara tempatnya masuk.

Bandara Sultan Hasanuddin adalah salah satu bandara terbaik di Indonesia dari segi tampilan. Beberapa orang bilang kalau bandara yang terletak sekitar 15KM sebelah utara pusat kota Makassar ini adalah bandara yang modern, hampir serupa bandara lainnya di kota-kota di luar negeri.

Kalau kesan pertama itu hadir lewat tampilan, maka bandara Sultan Hasanuddin bisa dibilang berhasil memberi kesan pertama yang menyenangkan. Mungkin memang sejalan dengan tujuan kota ini untuk menjadi kota yang lebih modern walaupun pada kenyataannya masih banyak kekurangan di sana-sini yang justru membuat kota ini jadi terasa kehilangan rasa manusiawinya.

Sayangnya, seperti Almas bilang bandara Sultan Hasanuddin memberi sebuah kesan pertama yang agak mengganggu. Foto sang bapak gubernur terpasang besar di layar dekat tempat transit, begitu pula di beberapa tempat lainnya, bersanding dengan tulisan ; Visit Sulawesi Selatan 2012.

Agak aneh memang. Propinsi Sulawesi Selatan sedang gencar mempromosikan agenda wisata Visit Sulawesi Selatan 2012, tapi apa yang mereka tunjukkan melalui baliho dan tayangan visual lainnya tidak menggambarkan semangat promosi itu. Seharusnya yang banyak digambarkan adalah potensi wisata Sulawesi Selatan. Pantai yang indah, pulau yang menawan, Tana Toraja yang eksotis dan ragam potensi budaya dan sejarah lainnya.

Tapi itu adalah teori, karena toh yang terpampang di bandara adalah foto besar sang bapak gubernur. Baliho visit Sulawesi Selatan 2012 juga memuat foto beliau yang hampir memenuhi sepertiga baliho dengan baju adat warna putih dan senyum sumringah.

Salahkah ? tidak juga karena toh kita memang harus menyambut tamu dengan senyum sumringah nan ramah. Tapi ibaratnya makanan enak yang terus menerus dihidangkan berkali-kali setiap hari maka tentu rasa eneg akan muncul juga. Beda kalau misalnya foto yang dipasang besar-besar adalah ragam potensi daerah SulSel. Rasa penasaran tentu akan terbit dan lambat laun mereka yang tadinya hanya sekadar mampir dan transit jadi berpikir untuk tinggal lama dan mencoba mencicipi semua keindahan alam itu.

Begitulah, bandara kami memang indah dari segi tampilan. Sayangnya ada sesuatu yang membuat kesan pertama jadi kurang berkesan. Ada yang narsis di bandara kami.

[dG]