5 Hal Menyenangkan dari KM Kepo
Ini yang saya rasakan sejak ikut Kelas Menulis Kepo
Awalnya cuma iseng-iseng, tapi lama kelamaan jadi makin serius. Bahkan sampai dibuatkan beragam aturan, kesekapatan dan kurikulum. Itulah Kelas Menulis Kepo yang sekarang sudah masuk ke angkatan kedua.
Tentang Kelas Menulis Kepo sudah saya tuliskan di sini.
Setelah berjalan beberapa bulan, saya akhirnya menyadari ada kesenangan baru yang didapatkan dari kelas menulis ini. Sesuatu yang pernah ada dan datang kembali atau sesuatu yang benar-benar baru. Ini setidaknya ada lima hal yang menurut saya paling nikmat dari kesempatan bergabung dengan Kelas Menulis Kepo.
1. Bertemu dengan orang-orang baru.
Ini efek yang sama dan jamak kita dapati ketika berkumpul dalam sebuah kegiatan atau organisasi baru. Bertemu dengan teman-teman baru, orang-orang baru dari berbagai latar yang berbeda. Dari interaksi itu pula kita bisa menemukan hal-hal baru yang menambah wawasan kita.
Di Kelas Menulis Kepo ada banyak orang baru dengan latar yang berbeda. Ada dosen, perawat, dokter, dokter gigi, petani, fotografer, news anchor, pendaki gunung sampai pekerja lepas. Dari mereka ada banyak informasi baru, entah yang berhubungan dengan keilmuan mereka ataupun dari pengalaman mereka.
Saya dan Lebug rajin membagi pengalaman menulis, Enal rajin membagi pengalaman bertani, Kiwa dan Iyan rajin membagi pengetahuan seputar medis. Dari grup Kelas Menulis Kepo juga saya baru tahu kalau istilah RT itu lama-lama bikin ngilu juga. Kalau tidak percaya, coba tanya teman Anda yang orang medis.
2. Menambah Ilmu dan ide menulis.
Karena namanya kelas menulis ya tentu saja ilmu menulis jadi yang utama. Di sini bukan hanya teman-teman yang baru saja yang menambah ilmu, kami yang notabene sudah lama ngeblogpun jadi ikut-ikutan belajar lagi dan menambah pengetahuan baru tentang menulis.
Kami jadi sering membuka kamus, baik daring maupun luring hanya untuk mencari tahu apakah sebuah kalimat itu baku atau tidak. Selain itu, interaksi tentang dunia tulis menulis juga jadi membuat kami nyaris tidak pernah kehabisa ide untuk menulis. Dari obrolan apapun seringkali berakhir dengan kalimat: tuliskan!
3. Jadi banyak kritikus.
Setiap kali menulis di blog, anggota Kelas Menulis Kepo akan memasukkan tautan tulisan mereka ke grup. Dari sana biasanya akan ada satu-dua peserta lainnya yang mengomentari tulisan mereka. Entah kesalahan kecil di penulisan sampai masukan untuk memperkaya tulisan.
Kebiasaan ini menyenangkan karena membuat semua warga kelas jadi bisa belajar bersama-sama meski yang dikritik bukan tulisannya. Sayangnya, saya jarang sekali menerima kritikan atau sekadar masukan dari teman-teman peserta kelas. Padahal saya juga ingin sekali-sekali mereka memberi kritikan atau masukan buat tulisan saya.
4. Berbagi kebahagiaan.
Beberapa teman peserta Kelas Menulis Kepo sudah mulai percaya diri untuk mencoba peruntungan mengikuti ajang lomba blog yang memang ramai lalu lalang di jagad maya. Di antara mereka ada yang akhirnya menang bahkan mendapatkan kebahagiaan melebihi yang diharapkan. Sebagai teman tentu saya juga ikut bahagia melihat perkembangan itu. Apalagi karena saya tahu bagaimana proses dari awal sampai akhirnya tulisan itu bisa dihargai dewan juri.
Karena seperti kata Christoper McCandless, kebahagiaan hanya terasa apabila dibagikan.
5. Semangat melihat mereka bersemangat.
Awalnya memang agak sedikit merepotkan, teman-teman yang baru belajar menulis kadang mengirim tulisan mereka untuk diasistensi atau sekadar diberi komentar. Tidak tanggung-tanggung, mereka mengirimnya malam hari, di waktu yang seharusnya dipakai untuk istirahat. Tapi, lama kelamaan itu malah jadi sesuatu yang menyenangkan buat saya. Senang rasanya melihat mereka begitu bersemangat untuk belajar menulis karena itu artinya apa yang kami lakukan mendapatkan penghargaan dari mereka.
Melihat mereka bersemangat, kami juga jadi bersemangat. Mencari ide baru, menulis hampir setiap hari, belajar hal-hal baru, pokoknya jangan sampai kalah dari mereka. Meski sudah lebih berumur, semangat tentu tidak boleh kalah. Bukan begitu?
Setidaknya itulah 5 alasan kenapa saya senang dengan Kelas Menulis Kepo. Karena saya selalu percaya menulis itu selalu postiif. [dG]
Banyak Typo ta daeng *ini kritik
:))