Belajar Wawancara Dari Vlog Soleh Solihun


Salah satu kanal Youtube yang saya suka belakangan ini. Saya banyak belajar dari cara Soleh Solihun bertanya.


Saya mengenal Soleh Solihun sebagai seorang wartawan. Khususnya saat menjadi wartawan majalah Rolling Stones Indonesia. Belakangan dia juga terkenal sebagai stand up comedian atau pelawak tunggal. Saya tahu beberapa lawakannya yang memang masuk kategori agak “berbahaya”. Berbahaya karena menyasar pasar dewasa yang harusnya pikirannya lebih bijak. Kalau lawakan itu keluar dari pasar, bisa-bisa ketersinggungan yang akan muncul.

Beberapa hari ini, saya banyak menyimak Soleh Solihun. Bukan soal lawakan tunggalnya, tapi kanal Youtube miliknya. Saya juga baru tahu kalau dia punya kanal Youtube dan kebetulan belakangan ini saya sedang rajin menonton Youtube. Lupa awalnya bagaimana, tapi kemudian saya terhenti di kanal Youtube milik Soleh Solihun. Video pertama yang saya nonton adalah wawancara Soleh Solihun dengan eks vokalis Dewa 19, Ari Lasso. Jujur, saya awalnya bukan tipe orang yang suka menonton wawancara di Youtube. Saya lebih suka menonton tutorial atau video musik. Tapi, entah kenapa saya tertarik menonton video Soleh Solihun.

Dari wawancara dengan Ari Lasso itu, saya kemudian tertarik. Dari Ari Lasso saya berpindah ke wawancara-wawancara lainnya. Abdel Achrian, Indra Q, Pandji Pragiwaksono, Aci Rest, Maman Suherman, dan beberapa lagi. Ada hal menarik dari wawancara itu yang kemudian membuat saya betah menontonnya. Padahal, beberapa wawancara itu berlangsung panjang sekali. Wawancara dengan Abdel Achrian bahkan berdurasi 2,5 jam lebih! Panjang, kan? Tapi herannya, saya bisa menontonnya dari menit pertama sampai menit terakhir.

Kenapa saya bisa betah?

Hal paling utama tentu karena isi video wawancaranya. Soleh Solihun dengan pengalaman sebagai wartawan tahu betul bagaimana mengungkit cerita-cerita menarik dari narasumbernya. Mungkin dia punya hubungan dekat dengan si narasumber, sehingga si narasumber bisa dengan santai dan lepas bercerita apa adanya. Bahkan sampai pada cerita yang agak personal dan mungkin belum pernah diekspos sebelumnya.

Soleh Solihun tahu betul bagaimana menjalin kemistri dengan narasumbernya. Dia juga tahu bagaimana mencari celah dan memilah pertanyaan yang “menjebak” si narasumber sampai tahu-tahu si narasumber itu sudah bercerita banyak, mengalir dan lepas.

Misalnya saja Ari Lasso. Di depan Soleh Solihun dia benar-benar bicara lepas sampai berjam-jam. Cerita apa saja, termasuk tentang masa lalunya ketika dia akhirnya meninggalkan ben Dewa 19. Kita tahu kalau Ari Lasso pernah menjadi pemadat, penikmat obat-obatan terlarang sampai hampir menghancurkan karirnya. Soalan itu kita sudah tahu, tapi tidak banyak dari kita yang tahu bagaimana dia bisa masuk ke sana dan bagaimana dia melalui hari-harinya ketika menjadi pemadat. Kemudian pada akhirnya bagaimana dia berhenti menjadi pemadat dan menata kembali karirnya yang hampir tamat.


Wawancara bersama Ari Lasso sampai 2 jam lebih

Hal yang sama juga diceritakan oleh Abdel Achrian dan Indra Q. Hari ini kita kenal Abdel sebagai komedian dan bersama Mama Dede mengawal acara dakwah di pagi hari. Tapi, ternyata Abdel punya jalan hidup yang kelam di masa lalu. Tenggelam dalam pengaruh obat-obatan, berkali-kali! Sudah sempat bersih sebelum kemudian jatuh lagi dan pada akhirnya dia berakhir dengan manis. Berhasil membersihkan dirinya dan menata ulang kehidupannya yang berantakan.

Lalu ada juga Indra Q, mantan keyboardist ben Slank. Indra dengan perawakan kurus dan rambut gondrong ini sudah dikenal orang juga sebagai salah satu pemadat. Alasan yang membuatnya dipecat dari ben Slank. Indra mengenang kejadian itu sebagai kejadian yang lucu, meski dia mengaku saat itu dia benar-benar kesal ketika tahu dipecat dari Slank.

Elu bayangin deh, gue yang teler dipecat sama orang teler juga,” kata Indra sambil tertawa lepas. Masa itu menurut Indra, ben Slank memang sedang kacau-kacaunya. Hampir semua dari mereka adalah pengguna obat-obatan meski Indra dan Pay yang paling parah. Bongky, menurut Indra adalah pengguna paling cerdas. “Dia pinter, dia mah pakai aja, gak sampai ketergantungan,” kata Indra.

Di wawancara yang sama, Indra juga menceritakan bagaimana usahanya untuk keluar dari obat-obatan. Bagaimana dia sampai masuk pesantren dan bagaimana semua usaha itu membuat dia banyak berubah. Sekarang, Indra Q adalah seorang musisi dan ayah yang bersih dari obat-obatan dan bahkan sudah jauh lebih dekat ke Tuhan.

Hal-hal seperti itu yang berhasil dikorek oleh Soleh Solihun di vlog wawancaranya. Dengan cara yang manis, dia bisa membuat narasumbernya merasa lepas dan bercerita apa adanya. Hasilnya, penonton bisa menemukan sisi lain dari si narasumber yang mungkin selama ini tidak pernah mereka temukan.



Saya pikir, selain alasan bahwa Soleh bisa membangun kepercayaan dari narasumber dengan perkenalan panjang dengan narasumbernya, teknik wawancaranya juga berpengaruh. Soleh Solihun melakukan wawancara dengan menggunakan teknik yang sangat sederhana. Dia hanya melakukan wawancara sendirian menggunakan kamera handphone (sepertinya bermerek iPhone), tanpa tambahan lampu, microphone, bahkan tanpa tripod. Sepanjang durasi yang kadang berjam-jam itu, Soleh Solihun memegang kamera sendiri, dengan tangannya. Saya pikir, cara seperti ini membuat narasumber juga jadi berasa lebih dekat seperti mengobrol biasa. Tidak ada rasa terintimidasi dari kamera besar, lampu terang benderang atau serombongan kru.  

Jadi jangan heran kalau melihat video wawancara Soleh Solihun kita jangan berharap akan menemukan video yang dibuat dengan standar kualitas yang sangat bagus. Kamera bergoyang-goyang, kadang gelap, suara apapun bisa masuk dengan seenaknya, pokoknya secara kualitas tidak menarik. Tapi, mungkin itu yang membuat video wawancara Soleh Solihun jadi terasa sangat natural.

Hal menarik lainnya, Soleh Solihun juga mengunggah videonya begitu saja tanpa melakukan editing. “Gue gaptek, gak tahu edit video. Jadi daripada rempong ya gue upload gitu aja,” katanya. Jadi jangan heran kalau sementara mewawancarai Ari Lasso, dia bisa pamit ke kamar kecil dan kamera tetap merekam.

*****

Ada banyak hal dari video-video wawancara Soleh Solihun yang saya pelajari. Paling penting adalah teknik wawancara. Bagaimana dia membangun kemistri, membangun kedekatan dengan narasumber sehingga narasumber jadi nyaman. Dia juga pandai memilih pertanyaan yang dalam. Ari Lasso mengakui kehebatannya. Menurut Ari, dia selalu kesal dengan wartawan yang pertanyaannya terlalu standar. “Sibuk apa sekarang?”, “Ada niat untuk bikin single baru?” Sampai akhirnya Ari Lasso kemudian mengakui kehebatan Soleh Solihun dalam bertanya, karena buktinya dia meladeni Soleh Solihun sampai dua jam lamanya.

Jadi buat saya, kanal Soleh Solihun memberi banyak pelajaran baru. [dG]