Viral Fest Asia 2016, Ekosistem Baru, Pengalaman Baru

VFA2016
VFA2016

Ekosistem baru, pengalaman baru. Berkumpul bersama para Youtubers dan vloggers.

Sebulan lalu, sebuah informasi melintas di lini kala Facebook. Informasinya tentang acara Viral Fest Asia 2016 yang akan diadakan di Bali, 15-16 Juli 2016. Idblognetwork membuka peluang kepada Youtuber dan vloggers yang berminat untuk ikut serta. Viral Fest Asia (VFA) 2016 ini adalah acara yang mempertemukan para Youtubers dan vloggers se-Asia. Penyelenggaranya adalah Web TV Asia, salah satu Multi Channel Network (MCN) terbesar di Asia. Idblognetwork berperan sebagai partner mereka di Indonesia.

Iseng saya mendaftar, toh tak ada ruginya juga. Walaupun sama sekali tidak berharap bisa terpilih sebagai salah satu dari 10 peserta pilihan. Youtube memang sudah cukup lama saya kenal, tapi belum ada niatan untuk menekuninya. Baru beberapa waktu belakangan ini saya mulai lebih serius, termasuk membuat beberapa video blog (vlog).

Vlog berisi tips dan trick tentang blog saya bisa dilihat di playlist ini.

Pikiran saya begini, infrastruktur internet di Indonesia semakin bagus. Jaringan internet semakin luas dan penyedia layanan semakin bersaing soal harga. Kebutuhan masyarakat akan informasi juga semakin besar, dan video akan jadi salah satu pilihan. Pelakon vlog dan para Youtubers semakin banyak, kalau tidak segera mengambil peran bisa-bisa kita akan ketinggalan dan hanya jadi penikmat saja.

Kembali ke cerita awal. Setelah mendaftar dan menyebarkan tautan pendaftaran kepada seorang teman yang juga rajin membuat video di Youtube, saya melupakannya begitu saja. Namanya juga iseng dan tidak berharap terpilih. Sampai kemudian menjelang lebaran sebuah email masuk ke kotak pesan. Ternyata saya terpilih sebagai salah satu peserta yang akan dikirim ke Bali menghadiri acara VFA 2016.

Wah, rejeki nih, pikir saya. ini dunia baru, sesuatu yang baru, dan saya bisa belajar sesuatu di sini.

14 Juli 2016 saya akhirnya mendarat di Bali. Masih pagi, tapi Ngurah Rai sudah ramai. Sepertinya pulau ini memang tidak pernah sepi dikunjungi wisatawan. Saya menghabiskan berjam-jam di bandara Ngurah Rai menantikan teman-teman dari Jakarta. Total kami ada sembilan orang dari empat kota (Makassar, Jakarta, Ponorogo dan Gorontalo), satu lagi teman dari Jogjakarta terpaksa batal berangkat karena persoalan tiket. Sayang sekali, tapi mau bagaimana lagi? Pemesanan tiket yang dilakukan panitia memang mepet sementara efek libur lebaran masih terasa.

Dari delapan orang peserta selain saya, praktis saya hanya kenal dua di antaranya. Pertama Yuda, blogger dari Ponorogo. Kami pernah bertemu empat tahun lalu di Solo, di markasnya Blogger Solo asuhan Pakde Blontang. Kedua mas Hazmi Srondol. Sebenarnya tidak bisa dibilang kenal, saya hanya tahu namanya saja. Beberapa bulan lalu dia sempat ke Makassar, tapi sayangnya waktu itu saya malah sedang ada di Jakarta. Urunglah kami bertemu.

Bertemu teman baru, termasuk yang baju hitam itu
Bertemu teman baru, termasuk yang baju hitam itu

Selain kedua orang itu, sisanya adalah wajah baru. Meski mereka semua punya blog tapi mungkin saja mereka lebih banyak sibuk di YouTube, membuat video dan vlog. Dalam hati saya bergumam, ini benar-benar ekosistem baru buat saya. Biasanya dalam acara seperti ini saya langsung bertemu teman-teman yang sudah lama saling kenal atau minimal pernah saling sapa. Tapi tidak kali ini.

*****

“Hai gaes, sekarang kita sudah ada di Jimbaran nih. Makan malam beramai-ramai gaes, dan…”

“Hai gaes, hari pertama di Bali kita diajak makan malam di Jimbaran nih,”

Kalimat-kalimat seperti itu berhamburan dari mulut para vloggers dan Youtubers yang malam itu diajak makan malam di tepi pantai Jimbaran. Namanya vlogger, mereka mencatat keseharian lewat medium video. Saya hanya melihat-lihat, masih kagok dan belum percaya diri untuk merekam wajah sendiri sambil mengoceh di depan kamera.

“Elo gak ngerekam?” Tanya seorang panitia ketika melihat saya melenggang begitu saja tanpa kamera di tangan.

Nggak, ntar aja. Nyari momen dulu,” jawab saya.

Dan memang benar, ini adalah ekosistem baru buat saya. Selain orang-orang baru, kebiasaannya juga baru. Kalau biasanya berkumpul dengan blogger yang ramai dilakukan hanya memotret buat di artikel, maka sekarang lebih dari itu. Banyak dari mereka yang sibuk merekam video, dengan atau tanpa wajah mereka. Beragam kamera dari mirrorless, DSLR sampai kamera handphone bertebaran.

Keesokan harinya saya masih canggung ketika berada di ruang pertemuan Hotel Golden Trully, tempat acara international forum digelar. Ada ratusan Youtubers dan vloggers dari beragam negara Asia tumpah ruah di sana. Berbagai macam bahasa bertebaran di udara, sebagian bisa saya tebak sebagai bahasa Thailand, Inggris, Korea dan Tiongkok. Sisanya entah bahasa apa. Pelan-pelan saya coba meleburkan diri, termasuk merekam suasana sebagai bahan video.

Acara international forum itu sendiri sebenarnya sangat menarik. Sesi pertama adalah tentang Media and Network, dibawakan oleh lima pembicara. Ada Maggie Zhou (co-president CMC Holdings China), David Fernando Audy (president director MNC Media Indonesia), Ahmad Izham Omar (CEO Primeworks Studio, Malaysia), Tamon Andrew Niwa (president media business BS-TBS, Jepang) dan Donald Lim, (chief digital officer ABS-CBN, Filipina).

Kelima narasumber bercerita tentang tren perkembangan media ke depan, bagaimana media-media mainstream dan konvensional perlahan akan tersaingi atau bahkan tergantikan oleh media-media baru, termasuk blog dan vlog. Persis seperti yang saya bayangkan sebelumnya.

International Forum-nya menarik, sayang my english is not bery good
International Forum-nya menarik, sayang my english is not bery good

Sesi kedua juga menarik, kembali menghadirkan lima pembicara yaitu: Hilo Chen (Taiwan), Darren Choy (Malaysia), Takaaki Kamei (Jepang), Adam Bow (Singapura) dan Christopher Smith (Singapura). Mereka membahas tentang strategi brands and marketing. Bagaimana para praktisi Youtube dan vlog bisa membangun brand dan marketing mereka sedari dini.

Selepas makan siang, bahasan semakin menarik. Di sesi ketiga yang membahas tentang creators and talent hadir beberapa video maker dan praktisi dunia hiburan Asia. Ada Arunabh Kumar dari India, Dennis Adishwara dari Indonesia, Oh Thongsrinoon dari Vietnam, Oh Jin Sae dari Korea Selatan dan Catherine Zhang dari China.

Bahasan mereka adalah tentang bagaimana para kreator membangun konten video dan bagaimana para talent (pemeran dalam sebuah video) mengembangkan diri. Tema ketiga ini berkaitan erat dengan tema terakhir yang menampilkan para Youtubers atau kreator video di Youtube yang sudah meraih popularitas di negara mereka.

Mereka adalah Leona Chin, seorang pebalap motocross perempuan dari Malaysia, Jannine Weigel, seorang penyanyi dari Thailand, Pho Dac Biet, online comedian dari Vietnam, He Jia Ying, pembuat video dari China, Joanna Soh, pelatih fitness yang sukses di Youtube dan menjadi bintang di Malaysia, Bapmokja & Haeppy, duo entertainer asal Kanada dan Inggris yang sukses di Korea Selatan serta Lingyi Xiong, komedian yang terkenal dengan pisangnya di Singapura.

Mereka semua bercerita tentang asal mula dan latar belakang hingga mereka terjun ke dunia video online memanfaatkan Youtube hingga akhirnya berhasil meraih popularitas.

Tema-tema dan paparan para narasumber menarik, satu-satunya kendala adalah bahwa semua dibawakan dalam bahasa Inggris sehingga cukup membuat otak kelelahan karena harus mendengarkan dengan saksama lalu mengalihbahasakan dalam hati apa yang mereka ucapkan.

****

Bertemu dan berkumpul dengan para Youtubers serta vloggers memang hal baru buat saya. sebuah ekosistem baru yang sementara ini masih belum sepenuhnya saya akrabi. Tapi perlahan saya mulai bisa menempatkan diri. Sepertinya ini akan jadi sesuatu yang menarik, apalagi saya memang senang mencoba sesuatu yang baru.

Kita lihat bagaimana perkembangan dunia ini setahun ke depan. Dalam bayangan saya, internet memang akan semakin dipenuhi oleh konten-konten video yang pada akhirnya akan menjadi sebuah tren baru. Mungkin seperti tren blog hampir sepuluh tahun silam.

Pertanyaannya, apakah kita akan ikut tren dan mengambil keuntungan dari tren itu? Atau, cukuplah sekadar menjadi penikmat saja? Silakan dijawab sendiri.

Oh ya, silakan cek channel YouTube saya di sini: http://youtube.com/ipulgassing dan jangan lupa subscribe ya. Cheers! [dG]

Video Viral Fest Asia 2016