Twitter Dulu vs Twitter Sekarang
Perkembangan yang saya rasa dari Twitter, salah satu media sosial paling ramai penggunanya di Indonesia.
Kalau menurut data Twitter, pertama kali orang Indonesia membuat akun Twitter itu tahun 2006. Pembuat pertamanya bernama Chris Prakoso dengan akun @mahadewa, bergabung sejak 26 Juli 2006. Sampai sekarang akunnya masih aktif dengan jumlah pengikut 8.329. Untuk ukuran orang petama yang membuat akun Twitter di Indonesia, jumlah pengikutnya terbilang masih sedikit. Mungkin karena beliau tidak suka membuat sensasi yang bisa membuat jumlah pengikut bertambah dengan pesat.
Kalau dihitung sejak pertama orang Indonesia membuat Twitter, berarti hari ini sudah sekitar 14 tahun platform ciptaan Jack Dorsey ini hadir di Indonesia. Di tahun 2019 pengguna Twitter Indonesia diperkirakan berada di angka 19,5 juta. Twitter jadi media sosial favorit nomor lima di bawah YouTube, WhatsApp, Facebook, dan Instagram. Jumlah reach atau jangkauan Twitter di Indonesia berada di urutan kedelapan dunia dengan angka 10 juta lebih. Minimal masih masuk 10 besar.
Seandainya saja ada Olimpiade Adu Bacot, Indonesia pasti selalu masuk lima besar dunia.
Dengan data seperti itu, jelaslah kalau Twitter di Indonesia lumayan menyumbangkan “keributan” dalam dunia pertukaran informasi. Salah satu indikasinya adalah trending topic di Twitter yang kadang jadi pembahasan nasional, termasuk di media arus utama.
Tapi, tahukan kalian kalau ada perubahan-perubahan di alam Twitter yang cukup siginifikan saat ini? Baik itu perubahan perilaku maupun perubahan secara teknis dari Twitter itu sendiri.
Kalau menurut saya, beberapa perubahan itu adalah:
1. Jumlah Karakter di Twitter.
Waktu awal-awal muncul, Twitter hanya membatasi karakter yang bisa digunakan sebanyak 140 karakter. Buat sebagian orang ini adalah tantangan, bagaimana bisa menyampaikan sebuah ide dengan karakter terbatas. Akhirnya banyak yang jadi lebih kreatif mencari cara untuk memilih dan memilah kata supaya idenya bisa muat ke dalam satu cuitan yang hanya punya batasan 140 karakter.
Tapi bagi sebagian lainnya, itu jadi penghalang. Maka muncullah aplikasi pihak ketiga semacam Twitlonger yang memberi kebebasan kepada orang yang ingin terus berkicau tapi tidak mau dibatasi dengan 140 karakter.
Sekarang, Twitter sudah menambah batasan jumlah karakternya menjadi 280 karakter. Sebuah perubahan signifikan yang berpengaruh besar pada cara orang berkicau hari ini.
2. Kultwit.
Dulu orang yang ingin membagikan pengalaman atau cerita yang panjang biasanya akan menggunakan kebiasaan yang bernama kultwit, singkatan dari Kuliah Twitter. Sebuah kultwit biasanya diberi nomor untuk memberi tanda urutan dari kisah tersebut disertai dengan tagar yang berulang di setiap twit. Konon, kebiasaan kultwit ini dulu hanya ada di Indonesia. Entah benar atau tidak.
Sekarang, Twitter sudah menambahkan fitur yang bernama thread. Fitur ini memungkinkan orang membuat cuitan bersambung untuk sebuah tema yang sama. Persis seperti yang diinginkan orang yang biasa melakukan kultwit.
Fitur baru ini sangat membantu mereka yang suka berbagi cerita atau apa saja di Twitter karena mereka bebas untuk ngetwit panjang tapi tetap bisa dibaca secara runut dan tidak acak. Makanya sekarang banyak sekali thread di Twitter dengan tema beragam. Dari cerita yang inspiratif sampai cerita yang halu.
3. Perbaikan di aplikasi mobile Twitter.
Dulu, aplikasi mobile Twitter itu tidak disukai banyak orang. Berat dan fiturnya terbatas. Bahkan dulu Twitter mobile belum punya fitur untuk retweet dengan menambahkan komentar di depannya. Belum lagi untuk urusan mengunggah foto, aplikasi mobile Twitter tidak melakukan kompresi terlebih dahulu pada foto yang akan diunggah. Ini menambah peliknya urusan mengunggah foto, utamanya di daerah yang sinyal internetnya kurang bagus.
Walhasil, zaman itu ramai sekali orang menggunakan aplikasi mobile Twitter pihak ketiga seperti Tweetdeck (yang akhirnya dibeli oleh Twitter), Ubersocial (berjaya di zaman BlackBerry), Twicca, Twidere dan banyak lagi lainnya.
Sekarang, Twitter sudah melakukan banyak perbaikan pada performa mobile-nya. Twitter sudah memasukkan fitur retweet with comment, sudah memperbaiki kompresi foto, dan bahkan sudah memberi fasilitas add another account. Jadi yang memegang lebih dari satu akun sekarang sudah bisa tenang karena tidak perlu menggunakan aplikasi berbeda atau keluar-masuk akun untuk menghindari salah akun.
Paling terbaru, Twitter sudah memungkinkan orang untuk mengunggah suara walaupun sementara masih di perangkat iOs dulu. Lama-lama Twitter sudah menyerupai layanan podcast dong ya?
4. Menjadi alat utama untuk kampanye.
Kampanye baik maupun buruk. Sebuah berita di Kompas.com tahun 2012 menyebutkan kalau Twitter masih dianggap belum efektif untuk jadi alat kampanye politik. Menurut Chief Operating Officer SalingSilang Shafiq Pontoh, para politikus masih menggunakan Twitter sekadar untuk menyampaikan broadcast pesan, bukan mendekati massa dan melontarkan janji politik.
Hanya berselang dua tahun sejak berita itu, Twitter tiba-tiba menjadi salah satu media sosial yang berperan sangat penting dalam riuh rendahnya suhu politik Indonesia. Twitter jadi “arena pertempuran” pendukung dua pasang calon presiden, lengkap dengan segala drama-dramanya.
Sejak saat itu Twitter jadi punya peran penting dalam dinamika politik di Indonesia. Minimal para pendukung calon, baik itu calon kepala daerah maupun calon presiden, menjadikan Twitter sebagai salah satu perhatian mereka. Twitter bukan hanya bisa memoles penampakan seseorang, tapi juga bisa membunuh karakter seseorang.
Ini berbeda sekali dengan masa sebelum Pilpres 2014 ketika Twitter masih fokus jadi tempat receh berbagi informasi, pengetahuan, dan drama. Drama terbesar paling sebatas tweet no mention atau paling pol ya twitwar. Belum sampai ke tahap ribut betulan apalagi sampai membunuh karakter orang lain.
Sekarang? Wuihhh, hati-hati saja. Salah sedikit bisa-bisa kamu diserang netijen maha benar, atau kalau berani menyenggol urusan politik giliran akun-akun bodong dengan pengikut sedikit dan tanda angka di belakang nama akun mereka yang menyerang.
Saking bagusnya Twitter menjadi tempat berkampanye, sampai ada kecurigaan banyaknya akun-akun pendengung (buzzer) yang bertugas memuluskan citra seseorang. Alasannya apalagi kalau tidak jauh-jauh dari politik. Padahal dulu imej orang tentang buzzer itu tidak jauh-jauh dari orang promosi jualan, sekarang sudah beda.
5. Tempat jualan yang ramai.
Dulu – namanya saja barang baru, belum banyak orang yang terpikir untuk berjualan di Twiitter. Lalu mulailah muncul akun-akun jualan, tapi masih terbatas. Sekarang? Coba lihat, setiap kali ada thread yang ramai, pasti di bagian reply ada saja yang jualan. Dari akun Spotify murah, akun Netflix, sampai jualan benda apa saja.
Sebenarnya tidak masalah, toh namanya juga orang jualan. Di mana ada keramaian mereka pasti melihatnya sebagai peluang. Cuma kadang memang agak mengganggu. Bayangkan kamu lagi mengobrol enak dengan seorang teman, tiba-tiba ada sales yang memotong pembicaraan kalian. Berkali-kali pula. Pasti agak kesal, kan?
Atau coba lihat setiap kali ada trending topic yang sedang hangat, pasti ada yang numpang jualan dengan tagar yang sama. Biasanya sih yang jual jasa menyenangkan pria yang paling sering menumpang di tagar yang sedang trending topic.
Trending topic ini sendiri kadang jadi jualan tersendiri dari para agensi. Mereka menawarkan ke pihak yang membutuhkan dan kemudian dengan aset yang mereka miliki, mereka mendorong sebuah tagar menjadi trending meski pelakunya ya kebanyakan akun bodong, bukan benar-benar manusia.
*****
Namanya saja kehidupan ya? Pasti ada yang berubah, apalagi berhubungan dengan teknologi dan kegiatan manusia. Twitter juga seperti itu. Sebagai hasil kemajuan teknologi yang berhubungan dengan perilaku sosial manusia, maka tentu saja perubahan akan muncul. Tergantung orang bagaimana menyikapinya. Apakah akan dianggap perubahan positif, atau negatif.
Sampai hari ini saya masih betah di Twitter meski tidak terlalu cerewet lagi seperti dulu. Herannya, semakin jarang saya ngetweet, justru semakin banyak orang yang jadi followers saya hahaha. Saya asumsikan ini sebagai isyarat kalau orang lebih suka saya diam dan tidak cerewet hahaha.
Bagaimana dengan kalian? Masih suka main di Twitter? [dG]
Sumber bacaan:
https://tekno.kompas.com/read/2012/07/04/12225269/10.orang.indonesia.pertama.yang.punya.akun.twitter
https://tekno.kompas.com/read/2012/07/03/17282467/di.indonesia.twitter.belum.efektif.untuk.kampanye.politik
https://teknoia.com/data-internet-di-indonesia-dan-perilakunya-880c7bc7cd19
menurut daftar ini, saya merupakan orang Indonesia ke-29 yang mendaftar Twittr (waktu itu) ..
dari sekian lama fitur Twitter, yang paling saya tunggu adalah fitur sunting Twit. eh, ini malah bikin Twit suara.. hedeh hedeh…
Wow masuk 50 besar ya? hahaha. luar biasa.
Kalau saya malah gak suka ada fitur sunting twit, biarin deh kayak sekarang biar orang juga mikir2 kalau mau ngetwit 😀
Twitland indo mkin rameh ye skr. Btw, apa kbr mas?
Alhamdulillah sehat hehehe
Wah, seneng dengernya mas. Udah disini aja, krn di sebelah banyak anak muda betingkah yg kena sindrom star medsos, wkkkkkk
hehehe iya nih, di medsos sebelah memang terlalu ramai
Olimpiade adu bacot, wkwkww.
Akun saya jarang ada yg lama, kalau bukan lupa akibat jarang dipakai,memang ngk terlalu tertarik. Tapi kini udah buat lagi, siapa tahu ada olimpiade adu bacot, wkwkwkw.
Tarimakasih postingannta. Berfaedah.
Siap, terima kasih kembali 😀
Sekarang banyak bikin utas enaena terus riuh karena dicampakkan. Sungguh tuiter membuat sesuatu yang sebenarnya tak mau diketahui malah akhirnya menjadi penasaran ahhahahahhaha
Saya suka mencari tren dan isu apa yang lagi dibicarakan anak2 muda di Twitter.
Ada saja yang suka share “Twitter plz do your magic” untuk mencari pelaku yang merugikan dia atau orang lain. Lalu di tengah2 thread bener tuh ada aja yang ngiklan haha….
Saya punya Twitter sejak 2007, tapi memang gak terlalu aktif lagi, karena kalau mau nulis panjang, ya enakan di blog yaaa…
Waktu masih tergantung sama pusat internet kampus dan sambungan LAN kosan, saya sering twitteran, Daeng. Lucunya, pas udah punya ponsel android saya malah jadi males buka twitter. Hahaha…