Politik dan Media Daring

Ragam berita daring bertema politik
Ragam berita daring bertema politik

Suhu politik memang makin memanas menjelang pemilu 9 April nanti, pembicaraan tentang politikpun makin merebak di mana-mana. Bukan hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya

Jokowi akhirnya menyatakan kesediaannya untuk diajukan sebagai calon presiden oleh Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan. Bagi sebagian orang kabar ini adalah kabar gembira yang sudah lama dinanti-nantikan. Jokowi adalah sosok yang tiba-tiba melambung tinggi popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir ini. Popularitasnya mendongkrak harapan orang seolah-olah hanya dialah satu-satunya yang bisa membawa perubahan buat negeri ini.

Kesediaan Jokowi menjadi capres ternyata berimbas ke banyak sisi. Pasar saham menguat dan rupiahpun sempat menguat. Di level bawah rakyat jadi punya bahan obrolan baru yang hangat. Perkembangan politik yang memang sudah mulai menghangat menjelang pemilu legislatif 9 April ini tiba-tiba jadi makin hangat dengan pernyataan kesediaan Jokowi ini. Pembicaraan hangat ini merembet dari warung kopi, kubikal kantor hingga ke media sosial yang tak berbatas.

Sejak Jokowi resmi menyatakan siap maju menjadi capres saya tertarik untuk mencoba melihat pergerakan media daring menanggapinya. Bukan cuma media daring sebenarnya tapi juga para pengguna media sosial utamanya yang biasa berkomentar di media daring.

Sejak popularitasnya makin meningkat dan kemudian berujung pada keberhasilannya menduduki kursi Jakarta 01, Jokowi memang terlihat makin seksi untuk dibicarakan dan tentunya juga mulai mengundang suara-suara yang tidak senang. Bukan sekali dua kali saya mendapati ragam cerita atau tulisan panjang yang seakan menelanjangi kejelekan mantan walikota Solo ini. Ada yang bilang itu hanya fitnah yang sengaja dibuat-buat tapi ada juga yang menganggukkan kepala dan meyakininya.

Dengan siapnya Jokowi untuk diusung sebagai calon presiden maka suara sumbang itu tentu semakin sering terdengar, mereka meyakininya sebagai bagian untuk menyelamatkan Indonesia dari niat jahat sekelompok orang yang memanfaatkan popularitas Jokowi. Mereka yang mendukung Jokowi tentu saja ikut bersuara keras menentang suara sumbang itu, jadilah keseruan yang dengan gampang kita temukan di media sosial dan berbagai laman berita.

Ada satu laman berita daring yang kebetulan sering muncul di halaman feed akun Facebook saya, tentu saja karena saya kebetulan me-like fan pagenya. Lucunya karena belakangan ini update fan page yang selalu masuk di feed Facebook saya selalu berkaitan dengan politik dan tentu saja berita soal Jokowi yang siap jadi capres. Isinya beragam, tapi beberapa hari ini lebih banyak berisi tentang tanggapan lawan-lawan politik Jokowi yang tentu saja sangat menggoda para pendukungnya untuk ikut berkomentar.

Di hari-hari awal ketika Jokowi resmi menyatakan siap menjadi capres, berita yang diangkat laman media daring itu adalah komentar-komentar miring serta kritikan tajam dari Ruhut Sitompul yang memang sering diberitakan mengkritik Jokowi. Judul berita dan deskripsi di fan page media daring itupun dibuat provokatif sehingga para pendukung atau simpatisan Jokowi tentu dengan mudah terpancing untuk memberi komentar tanpa membaca isi berita yang sebenarnya.

Beberapa berita yang dibagikan laman itu sebenarnya tidak separah deskripsi yang dituliskannya di fan page, tapi saya yakin deretan komentar yang ada di bawah postingan fan page itu lahir tanpa membuka dan membaca berita yang sebenarnya. Saya sering tergeli-geli sendiri dan tanpa sadar menghabiskan menit-menit dalam hidup saya untuk membaca komentar-komentar di bawah postingan fan page itu. Komentar-komentar yang muncul sebagian besar memang didominasi komentar para pendukung Jokowi yang tentu saja dengan ringannya melemparkan makian pada sosok Ruhut (dan kemudian tokoh lainnya) yang digambarkan sebagai orang yang sungguh tidak senang melihat popularitas Jokowi.

Saya tidak tahu apa maksud media tersebut sampai-sampai mereka kelihatan getol sekali mengangkat berita manuver lawan-lawan politik Jokowi yang kemudian mereka sajikan dengan tambahan deskripsi yang seakan menghakimi. Sayapun tidak mau berspekulasi kalau cara-cara itu adalah salah satu upaya untuk memberi dukungan bagi Jokowi dan menjelek-jelekkan para pesaingnya. Saya tidak punya kapasitas untuk memberi penilaian seperti itu.

Sejauh ini saya hanya sekadar menikmati berita-berita daring utamanya tentang Jokowi. Beberapa media daring memang terlihat sangat rajin untuk mengangkat kisah tentang Jokowi, bukan hanya cerita tentang pergerakannya atau visi misinya atau hasil kerjanya tapi juga cerita dari pihak luar yang seakan-akan menyerang sang gubernur DKI itu. Untuk sementara saya hanya menilai kalau media daring itu memanfaatkan situasi, mumpung agenda pencapresan Jokowi sedang hangat merekapun mengerahkan lebih banyak tenaga untuk membahas tentang itu, tentu dengan harapan tingkat kunjungan dan klik pada laman mereka meningkat pesat.

Suhu politik memang makin memanas menjelang pemilu 9 April nanti, pembicaraan tentang politikpun makin merebak di mana-mana. Bukan hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Menyenangkan juga mengikuti perkembangan peta politik tersebut, termasuk peran media di dalamnya. Bagi saya dunia politik dan media memang sangat dinamis dan tentu saja menarik untuk terus disimak. Tentu bila tak ada hal lain yang lebih penting. [dG]