Follow dan Unfollow
Twitter memang hak pribadi orang, setiap akun adalah sepenuhnya milik mereka yang memegangnya dan karenanya apapun yang terjadi atas akun itu adalah hak sang pemilik.
Suatu hari saya mulai terganggu dengan twit sebuah akun. Saya merasa twitnya sudah mulai garing, si pemilik akun mencoba melucu tapi saya sama sekali tidak bisa menangkap kelucuan dari twitnya, bahkan beberapa di antaranya mulai tidak sopan menurut saya. Itu kemudian diperparah dengan RT abusing, percakapan pribadi dibawa ke publik.
Dengan sopan saya bilang ke dia kalau mulai saat itu saya berhenti mengikuti twitnya disertai alasannya. Dia mengiyakan, dan ketika saya cek dia juga kemudian berhenti mengikuti saya.
Apa sih alasan anda untuk berhenti menjadi follower seseorang di twitter? Cerita di atas mungkin bisa jadi salah satu alasan. Ketika sebuah akun mulai terasa mengganggu, entah karena twitnya yang garing, tidak sopan atau terlalu sering marah-marah maka biasanya saat itulah orang kemudian memutuskan untuk berhenti menjadi followernya.
Ada juga sih beberapa orang yang berhenti menjadi follower orang lain karena alasan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan isi twit yang bersangkutan. Baru-baru ini saya juga baru saja berhenti difollow seseorang karena kasus lomba blog wisata SulSel kemarin. Padahal selama ini kami juga jarang berinteraksi. Beberapa orang juga mengaku diunfollow atau terpaksa mengunfollow seseorang setelah hubungan cinta mereka kandas di tengah jalan.
Itu urusan unfollow, bagaimana dengan follow? Apa alasan yang paling kuat sehingga anda kemudian memutuskan untuk menekan tombol follow?
Alasan terbesar biasanya adalah karena kita kenal dengan pemilik akun tersebut bukan? Entah karena teman dekat, teman komunitas, kenalan baru atau keluarga. Faktor kenal dekat menjadi alasan kuat tentu saja, urusan apakah twitnya berguna atau tidak itu urusan belakang.
Saya sendiri sempat merasa tidak nyaman ketika saya menjadi follower seorang sepupu dekat. Anak ini masih terhitung ABG sehingga tidak heran kalau twitnya juga masih tidak jelas dan lebih seringnya menjadi RT abuser. Posisi sebagai keluarga dekat membuat saya jadi tidak bisa mengunfollow dia dengan gampang. Sampai sekarang saya membiarkan saja, toh dia juga tidak terlalu sering ngetwit.
Alasan lain untuk mem-follow seseorang adalah karena isi twitnya berguna atau sesuai dengan minat. Saya beberapa kali memutuskan mem-follow seseorang ketika twit yang bersangkutan lalu lalang di timeline saya dan menurut saya berguna. Kadang alasannya juga tidak semata-mata karena twitnya berguna, tapi mungkin karena cukup lucu, absurd dan menghibur.
Twitter memang hak pribadi orang, setiap akun adalah sepenuhnya milik mereka yang memegangnya dan karenanya apapun yang terjadi atas akun itu adalah hak sang pemilik. Terserah dia mau mengikuti siapa atau berhenti mengikuti siapa.
Bagaimana dengan anda? Apa alasan anda mengikuti atau berhenti mengikuti orang lain di twitter? Berbagi yuk.
[dG]
kalau masih ada yang menilai keeksisannya di twitter dari jumlah followernya, menurut sy itu terlalu :p
Kalo ada orang yg nyampah emang membosankan mau unfollow takut menyakiti jadi aku mending milih mute akun dia. 🙂