Tips Bekerja Dari Rumah


Sumber: Pexel

Tidak semua orang nyaman bekerja dari rumah, utamanya bagi yang terbiasa bekerja dari kantor.

Beberapa hari lalu, beredar email dari admin kantor. Dikirimkan ke semua staff yang ada di Papua. Isinya anjuran untuk bekerja dari rumah bagi semua staff yang merasa sedang tidak sehat. Utamanya yang punya gejala flu, batuk, atau demam. Email ini tentu saja untuk merespon merebaknya virus Covid 19 di Indonesia. Salah satu langkah terbaik memang adalah dengan mengisolasi diri sendiri dari lingkungan. Baik buat yang sedang sakit maupun buat yang masih merasa sehat. Meminimalisir kontak langsung dengan orang lain – apalagi kerumunan – dipercaya bisa menekan tingkat penyebaran virus Covid 19.

Anjuran untuk tidak masuk kantor, atau bekerja dari rumah semakin ramai. Makin banyak kantor yang juga menyarankan hal yang sama kepada para karyawannya. Masalahnya, ternyata tidak semua karyawan mengerti dengan baik konsep “bekerja dari rumah”. Masih ada yang merasa dengan diminta bekerja dari rumah berarti dia bebas mau ke mana saja. Disuruh bekerja dari rumah, ehh malah kedapatan asyik jalan-jalan ke mall.

Baca juga: Melawan Hox Virus Corona

Selain itu, memang ada juga orang-orang yang canggung atau tidak terbiasa bekerja dari rumah. Buat mereka, tempat untuk bekerja itu ya kantor. Bukan rumah, atau tempat lain selain kantor.

Saya sendiri baru dua tahun terakhir ini membiasakan diri untuk bekerja di kantor. Dalam rentang tahun 2012 sampai 2017 akhir, saya lebih banyak bekerja dari rumah. Sekarang pun, kadang saya masih memilih bekerja dari kamar kos ketika sedang agak malas ke kantor. Kerjaan saya tidak mengharuskan karyawan datang 8-5 setiap hari kerja. Asal target terpenuhi, pekerjaan selesai, tidak masalah mau dikerjakan dari mana.

Berbekal pengalaman itu, saya mau berbagi beberapa tips bekerja dari rumah. Ini berdasarkan pengalaman saya selama menjadi pekerja lepas.

1. Pastikan Hanya Tempat yang Berubah.

Bekerja dari rumah pada dasarnya sama saja seperti bekerja dari kantor. Aktivitasnya harusnya sama, target sama, hasil yang didapat juga sama. Bedanya hanya di tempat atau lokasi fisik saja.

Artinya, bila terpaksa harus bekerja dari rumah maka tetaplah bangun seperti biasa. Beraktivitas seperti biasa, atau kalau perlu tetap mandi, berdandan, dan berpakaian a la orang kantoran seperti biasa (kecuali sepatu ya, karena rasanya aneh juga bila seharian di rumah tapi tetap memakai sepatu). Ini akan membantu kita menetapkan mind set yang sama bahwa kita akan bekerja, bukan berlibur.

Pastikan bahwa dalam rentang waktu kerja (biasanya jam 8 pagi ke jam 5 sore), kita hanya akan fokus pada pekerjaan. Jangan karena mentang-mentang tidak ada bos atau tidak ada rekan kerja yang lain kita merasa bebas untuk mengerjakan hal lain selain kerjaan. Sebenarnya tidak masalah kalau memang mau seperti itu, tapi konsekuensinya produktivitas akan berkurang. Jam yang seharusnya bisa untuk keluarga atau kegiatan lain bisa terganggu bila bos meminta target tetap tercapai.

Jadi, tetaplah fokus pada pekerjaan dan mind set bahwa kita hanya pindah tempat kerja.

2. Pilih Lokasi yang Nyaman di Rumah.

Ini hal yang berat. Sumpah! Bukan apa-apa, mereka yang terbiasa bekerja dari kantor pasti sudah merasa kalau rumah itu untuk bersantai, untuk berkumpul bersama keluarga, untuk melakukan aktivitas lain selain aktivitas kerja. Ketika tiba-tiba harus bekerja dari rumah, bisa saja mereka akan canggung untuk mengubah mind set itu.

Buat yang tidak terbiasa, usahakan untuk mencari salah satu sudut yang dirasa paling nyaman untuk bekerja. Bisa di ruang tamu, ruang keluarga, atau bahkan kamar. Pokoknya ruang yang dirasa nyaman untuk tetap bisa bekerja, memenuhi target dari kantor.

Sekali lagi, ini tidak mudah buat yang memang tidak terbiasa bekerja dari rumah. Akan ada banyak gangguan dari lingkungan sekitar yang memang tidak disiapkan sebagai lingkungan kerja. Baru kerja sedikit, ehh ada tukang sampah yang mengetuk pintu menagih iuran. Baru mulai bekerja, ehhh ada tukang bakso lewat dengan suara mangkuk yang diketuk.

Selain memilih lokasi yang nyaman, tekad untuk bekerja juga harus kuat. Kembali ke poin satu di atas.

3. Beri Pengertian Kepada Orang Rumah.

Buat yang sudah berkeluarga, atau tinggal bersama keluarga ini juga akan jadi tantangan. Utamanya kalau masih punya anak kecil. Melihat orang tuanya ada di rumah, otomatis dia akan merasa ini hari libur, waktunya bersenang-senang.

Penting untuk memberi mereka pengertian kalau ayah-ibunya sedang bekerja, tapi dari rumah. Jadi mereka di rumah bukan karena libur. Tidak mudah pasti, karena mereka akan tetap bolak-balik meminta perhatian. Tidak semua anak bisa mengerti konsep “bekerja dari rumah”. Pokoknya ada orang tua di rumah, berarti ada teman untuk bermain.

Sesekali bolehlah menemani mereka bermain. Toh di kantor juga kita kadang sesekali cheating dengan membuka media sosial, atau bergosip di meja teman sekantor. Jadi anggaplah ketika bekerja dari rumah, cheating kita adalah bermain bersama anak untuk beberapa saat. Tapi hanya sesaat di jam kerja ya. Tidak seharian. Kalau bisa, beri dia kesibukan yang bisa membuatnya lupa waktu, asyik sendiri dan membiarkan kita bekerja.

*****

Begitulah. Bekerja dari rumah memang tidak mudah bagi yang belum terbiasa. Lingkungan yang tidak dirancang untuk bekerja bisa sangat memengaruhi mood dalam bekerja. Imbasnya ada pada produktivitas yang menurun jauh. Butuh keteguhan hati, fokus, dan dukungan orang sekitar untuk bisa tetap bekerja dengan baik meski tidak masuk kantor.

Hal yang paling penting yang harus digarisbawahi, bekerja dari rumah dalam kondisi seperti sekarang berarti benar-benar bekerja dari rumah. Bukan dari café atau tempat lain yang mengharuskan kita ada di tengah kerumunan. Ingatlah bahwa meminimalisir pertemuan atau interaksi langsung dengan orang lain adalah salah satu alasan kita diminta bekerja dari rumah. [dG]