Nasi Padang, Harus Jadi Identitas Kuliner Bangsa

nasi padang
All hail Nasi Padang!

Gara-gara hampir dua minggu menyantap Nasi Padang, saya sampai terpikir makanan ini wajib jadi identitas kuliner Indonesia.

 

KALAU ADA MAKANAN yang bisa jadi ikon nasional Indonesia, saya percaya Nasi Padang bisa jadi ada di urutan pertama.

Kenapa? Alasannya banyak, bahkan bisa jadi banyak sekali.

Pertama, sangat mudah menemukan warung Nasi Padang di manapun Anda berada. Mau di kota besar di pulau Jawa, atau di kota kecil di Papua. Nasi Padang bisa ditemukan di tepi jalan, atau utamanya di persimpangan.

Ada anekdot kalau orang Padang (lebih tepatnya orang Minang), asal sudah menemukan persimpangan pasti bisa bikin warung Nasi Padang. Mereka punya jiwa petualang dan perantau yang sangat kuat, dan salah satu yang bisa diusahakan berdiri di mana saja, ya warung Nasi Padang. Bahkan di belahan dunia lain di Amerika sana, warung Nasi Padang juga ada.

Kalau saja sekarang Amerika bisa lagi mengirim manusia ke bulan, bisa jadi para astronot akan menemukan warung Nasi Padang di sana.

Saking mudahnya menemukan warung Nasi Padang.

Kedua, beragam bahan bersatu di Nasi Padang. Ini menggambarkan kebhinnekaan, berbeda-beda tapi satu juga.

Di hidangan Nasi Padang ada beras, ada daging sapi, ada telur ayam, ada ikan air tawar, ada ikan laut, ada sayuran hijau, ada cabe, ada santan (tentunya), ada rempah-rempah, pokoknya ada semuanya. Tapi semua bersatu-padu, bekerjasama mendatangkan rasa lezat dan kemudian sensasi kenyang yang luar biasa.

Kurang apalagi coba? Bukankah memang seharusnya kita hidup seperti itu? Beda suku, beda ras, beda bahasa, beda agama, beda penampilan dan beda-beda lainnya. Tapi, kita harus sama, bekerjasama dan sepaham untuk jadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa dan bagi manusia lain.

Jadi jelaslah kalau Nasi Padang adalah perlambang yang paling pas untuk menggambarkan kebhinnekaan Indonesia.

Ketiga, harganya beragam. Dari harga yang paling mahal yang susah dijangkau kita-kita pekerja non formal ini sampai harga yang paling ramah di kantong pekerja kelas atas. Semua tersedia.

Tinggal pilih saja, mana yang paling pas dan nyaman buat kantong dan hati Anda. Hasilnya toh tetap sama: nikmat, lezat dan kenyanggg!

Toh meski harganya beda-beda, kualitas rasanya nyaris sama saja. Warung Nasi Padang di tepi jalan tanpa pendingin ruangan rasanya tidak jauh beda lezatnya dibanding warung Nasi Padang di tempat yang berpendingin ruangan.

Keempat, Nasi Padang mengutamakan kesetaraan. Bagaimana saya bisa bilang begitu? Karena menyantap Nasi Padang tidak akan sempurna kalau menggunakan sendok. Harus dengan tangan kosong, saudara-saudara!

Apa enaknya coba makan Nasi Padang dengan sendok? Sensasi ketika tangan menyentuh nasi yang disiram dengan kuah bersantan tidak akan terasa, padahal itu syarat utama nikmatnya Nasi Padang.

Jadi di sini jelas sekali adanya unsur kesetaraan. Siapapun Anda, mau pekerja harian dengan pendapatan di bawah sejuta sebulan, atau eksekutif yang pendapatannya susah dihitung per bulan, semua harus makan pakai tangan kosong. Itu kalau mau merasakan paripurnanya kenikmatan menyantap Nasi Padang.

Kelima, Nasi Padang penyelamat bagi para Muslim. Kita pasti tahulah kalau sebagian besar orang Indonesia adalah Muslim. Tapi, ada juga beberapa daerah di Indonesia yang mayoritasnya adalah kaum Nasrani atau agama selain Islam sendiri.

Nah, kaum Muslim biasanya akan sedikit kesulitan kalau berkunjung ke daerah seperti itu. Sulit mencari makanan halal yang sesuai dengan syariat. Di sinilah Nasi Padang hadir sebagai penyelamat!

Para Muslim bisa dengan tenang masuk warung Nasi Padang dan mereguk kenikmatan tanpa harus was-was, ini halal atau tidak? Insya Allah semua warung Nasi Padang pasti akan mengutamakan halal.

Buat yang non Muslim, Nasi Padang juga tentu jadi pilihan bukan? Jadi semua senang.

Nah, dari semua alasan-alasan itu jelaslah kalau Nasi Padang memang sangat pantas jadi identitas kuliner Nusantara. Unsur-unsur yang dibutuhkan sudah ada di dalam Nasi Padang. Dari filosofi budaya, kebhinnekaan, ketersediaan, kehalalan sampai tentu saja kelezatan. Paket lengkap pokoknya.

Jadi, siap untuk makan siang pakai Nasi Padang?

Ah, tambuah ciek! [dG]