Rahasia Daun Bungkus Papua

Banyak pria yang terobsesi pada ukuran, termasuk ukuran kejantanan mereka sendiri. Daun bungkus Papua hadir memberi solusi!


ilustrasi

SAAT ITU KAMI SEDANG DUDUK DI PENDOPO hotel Asmat Permai. Pendopo itu terletak di tengah hotel, jadi tempat favorit pengunjung hotel untuk duduk santai. Kadang sambil makan. Kadang juga sekadar bercengkerama. Suasananya memang enak, tanpa dinding sehingga terasa dingin di siang hari yang panas. Waktu itu ada saya dan pak Rara, serta om Ben – penjaga hotel keturunan Merauke yang berbadan besar. Ketika asik mengobrol santai, seorang perempuan muda keluar dari salah satu kamar yang langsung kelihatan dari pendopo itu. Kami berhenti mengobrol sejenak, lalu pandangan kami semua tertuju kepada perempuan itu.

Dari om Ben kami tahu kalau perempuan itu berprofesi sebagai penghibur, dan dia baru saja menuntaskan tugasnya, menemani seorang tamu hotel. Kehadiran perempuan muda itu lalu membuat obrolan kami mengerucut ke sebuah topik. Apalagi kalau tidak jauh-jauh dari selangkangan. Obrolan yang biasa muncul ketika dua atau lebih lelaki sedang berkumpul. Eheum.

Sampai akhirnya om Ben bercerita tentang daun bungkus Papua.

Saya sudah pernah mendengar tentang daun ini sebelumnya, walaupun tidak detail. Cerita om Ben lah yang membuat saya semakin mengenal tentang daun ini. Tunggu, sebelum kita cerita panjang lebar tentang daun ini, saya mau memastikan kalian pembaca blog ini tahu apa itu daun bungkus dan apa khasiatnya.

Baca juga bagaimana sulitnya menembus Asmat di sini.

Jadi begini, ada satu hal yang selalu bersemayam di kepala para pria. Apalagi kalau bukan ukuran kejantanan. Sebagian besar pria sangat terobsesi pada ukuran kejantanan yang wow. Mitos menyatakan bahwa semakin besar ukuran kejantanan maka semakin besar pula kemungkinan memuaskan pasangannya di ranjang. Pokoknya, ukuran adalah koentji!

Nah obsesi inilah yang membuat begitu banyak pria terobsesi untuk membesarkan ukuran kejantanannya. Maka makin lakulah yang namanya Mak Erot dengan bisnisnya yang memang terkenal bisa membesarkan ukuran kejantanan pria yang tidak percaya diri dengan ukurannya sendiri. Saking lakunya, Mak Erot sampai ada tiruannya dan bahkan bisnisnya diteruskan secara turun temurun. Jaminan mutulah pokoknya.

Kalau di Jawa ada Mak Erot dengan teknik urutnya yang dipercaya bisa membesarkan kejantanan, maka di Papua ada yang namanya daun bungkus Papua. Efeknya sama, membesarkan ukuran kejantanan pria. Hanya tekniknya saja yang beda.

Kalau Mak Erot bisa membesarkan dengan teknik urut, maka daun bungkus bisa memberikan efek lewat getahnya. Daun ini – katanya – mirip dengan daun sirih, banyak merambat di hutan-hutan di Papua. Menurut penuturan om Ben, cara pakainya adalah dengan mengeluarkan getah di daun tersebut dengan cara sedikit melukainya. Daun yang sudah bergetah itu kemudian dioleskan sedikit minyak sebelum dibungkuskan ke penis yang ingin diperbesar.

“Tapi de pu rasa panas apaaaa,” kata om Ben sambil meringis dan memegangi selangkangannya. Menurutnya rasa perih akan langsung menjalari sekujur penis sesaat setelah daun itu membungkusnya. Perih dan panas, katanya,

Bahkan kata om Ben, waktu membungkus penis dengan daun itu hanya antara 10-15 menit. Lebih dari itu kulit penis bisa melepuh. Hadeh! Membayangkannya saja sudah membuat saya ngeri. Terus kata om Ben, setelah dibungkus penis tidak boleh kena air dulu sampai rasa perihnya hilang. Jadi, setelah dibungkus, penis harus ditutup dengan perban agar tidak kena air.

Untuk mendapatkan khasiatnya, kegiatan membungkus ini harus dilakukan setiap hari selama lebih kurang dua minggu. Setelahnya, menurut om Ben hasilnya akan langsung kelihatan.

“Besar kayak begini,” kata om Ben sambil mengangkat lengannya.

Saya bergidik membayangkannya. Waktu itu om Ben sebenarnya ingin memamerkan kejantanannya yang katanya sudah berhasil di-upgrade dengan daun bungkus Papua. Tapi tawarannya tentu saja kami tolak. Hiyyyy! Maaf ya om, kami masih suka lawan jenis.

Daun Bungkus Papua dan Efeknya

DAUN BUNGKUS PAPUA ATAU KADANG DISEBUT DAUN TIGA JARI ini konon aslinya datang dari Biak, Papua. Khasiatnya memang sudah jadi obrolan para pria karena diyakini sangat manjur. Ukuran pria bisa bertambah panjang dan gemuk, bahkan di sebuah foum ada yang mengaku panjang penisnya bertambah sampai 5 cm setelah pemakaian rutin selama sebulan. Itu pertambahan yang sangat signifikan, bukan? Entah itu serius atau hanya bualan saja.

Sampai saat ini memang belum ada penjelasan ilmiah tentang khasiat daun bungkus Papua. Tapi menurut beberapa orang, khasiatnya bisa jadi muncul karena sebenarnya penis mengalami pembengkakan permanen. Mungkin itu juga alasan kenapa proses pembungkusan harus dilakukan terus menerus. Dari awalnya hanya bengkak biasa, sampai akhirnya penis bilang; ya sudah, masa bodohlah. Biar bengkak terus saja. Capek dia, sudah sembuh eh dipaksa bengkak lagi.


daun bungkus papua
ilustrasi

Mendengar prosesnya yang melibatkan rasa perih dan panas pada penis membuat saya merinding. Mungkin benar kata orang, no pain no gain. Tanpa rasa sakit tidak ada kesuksesan. Tapi kalau sakitnya seperti itu, yaaaa gak usah juga kaleee.

Ada banyak hal unik di Papua, bukan hanya daun bungkusnya. Kamu bisa baca di sini

Ada cerita lucu dari seorang teman di Twitter. Jadi dia pernah mencoba menggunakan daun bungkus Papua, tapi dia melakukannya sendiri tanpa pengawasan dari ahlinya. Karena kesalahan prosedur kulit penisnya justru melepuh dan membuatnya harus berurusan dengan rumah sakit. Di sana dia dirawat seorang suster yang tentu saja membuat kadar rasa malunya meningkat sampai titik paling tinggi. Kalau dirawat karena sakit malaria misalnya, tentu tidak masalah. Tapi dirawat karena salah prosedur menggunakan daun bungkus? Mau ditaruh di mana muka ini?

Singkat cerita dia akhirnya sembuh dan sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Suatu hari di Mall Jayapura dia bertemu dengan si suster yang pernah merawatnya itu. Karena malu, dia mencoba menghindari tatap muka dengan si suster. Tapi, tahu apa yang dikatakan si suster? Tanpa dosa dia berucap; “Mas e, mentang-mentang su sembuh, tra kenal lagi deng kita,” (mas ya, mentang-mentang sudah sembuh, pura-pura tidak kenal lagi dengan kita).

Gubrak! Bisa dibayangkan kan bagaimana malunya? Ha-ha-ha.

Begitulah. Selama pameo kalau ukuran adalah segalanya masih ada, maka semua yang berhubungan dengan memperbesar ukuran kejantanan akan marak diburu para pria. Sebagian terang-terangan melakukannya, tapi separuhnya lagi melakukannya diam-diam. Sebagian berhasil, tapi ada juga yang gagal dan justru harus menanggung malu. Untung kalau cuma kulit yang melepuh, kalau sampai putus? Kan parah ha-ha-ha.

Jadi ketahuilah para pria di luar sana, ukuran bukan segalanya. Jangan mengambil risiko besar untuk sesuatu yang belum tentu berhasil. Lebih baik meningkatkan skill dan kemampuan menyayangi, daripada menambah ukuran. Percayalah! [dG]