11 Tanda Kamu Tidak Muda Lagi
Hidup itu bergulir. Kalau kamu diberi rezeki berumur panjang, kamu akan mencapai usia tertentu ketika kamu dianggap sah sebagai “orang tua”. Berikut adalah tanda-tandanya.
Tua itu pasti, dewasa itu pilihan. Kalian pernah mendengar kalimat itu? Kalimat itu melambangkan bahwa usia yang tergolong tua itu adalah sebuah kepastian. Tapi usia tidak selamanya berbanding lurus dengan kedewasaan. Kita bisa saja sudah berumur secara usia, tapi secara perbuatan belum tentu dianggap dewasa, apalagi tua.
Nah bicara soal usia tua, kadang ada orang yang tidak merasa kalau usianya sudah tidak muda lagi. Kita pakai kalimat “tidak muda lagi” supaya lebih halus ya, karena tidak semua orang senang dianggap tua. Banyak orang yang mengingkari bertambahnya usia, atau sebenarnya memang tidak sadar kalau dia sudah tua. Padahal semesta sudah mengirimkan sinyal-sinyal yang dengan eksplisit menggambarkan kalau “kamu sudah tua”, tapi dia tetap saja merasa muda.
Berikut ini ada beberapa dari semesta yang mengisyaratkan kalau sebenarnya kamu tidak muda lagi.
Berubahnya panggilan dari dek/kak ke pak/om/bu/tante. Mungkin kamu lagi ada di tempat umum dan tiba-tiba matamu tertumbuk pada seorang gadis manis yang ditaksir usianya mungkin belum genap duapuluh tahun. Lalu iseng-isenglah dirimu mendekati gadis itu, coba memulai percakapan.
“Halo dek, abis pulang kuliah ya?”
Lalu dia menjawab, “Iya pak.”
Maka itu adalah tanda kamu harus mundur. Kamu mungkin sudah seusia bapaknya. Jadi sudahlah, tidak usah berpikir macam-macam.
Ketika bertemu teman-teman komunitas dan mereka mencium tangan. Ini kejadian nyata. Ketika bertemu teman-teman komunitas yang sedang berkumpul, beberapa dari mereka langsung mendekat, mengajak salaman, dan mulai mendekatkan punggung tanganmu ke keningnya. What the hell is that? Kamu pikir saya bapakmu? Tidak sekalian minta uang jajan, nak?
Ketika kamu butuh jarak lebih ketika akan membaca sesuatu. Awalnya mungkin hanya perasaan aneh saja, ini koq hurufnya kayak kabur ya? Lalu ketika menarik kepala ke belakang, ehh hurufnya jadi lebih enak dibaca. Sejak saat itu kamu sadar bahwa untuk bisa membaca sesuatu dengan lebih baik kamu butuh jarak tambahan antara mata dan obyek yang mau dibaca. Oke, itu tanda matamu sudah minus dan kamu sudah bukan manusia berusia 30an tahun lagi.
Ketika kamu sadar kalau lagu favorit kamu di masa muda sekarang sudah dinyanyikan di acara Golden Memories. Mungkin saat kamu berusia belasan tahun, ada satu lagu yang sering kamu nyanyikan. Mungkin lagu cinta yang terasa sangat pas untuk dinyanyikan kepada seorang lawan jenis yang sedang kamu dekati. Lalu ketika kamu menonton sebuah acara bertema lagu kenangan, lagu itu dibawakan oleh penyanyi yang make-upnya tidak bisa lagi menutupi kerutan di bawah matanya. Oh Tuhan! Waktu memang berjalan cepat.
Ketika seorang temanmu berucap, “Wah iya pas saya SMP itu Peter Pan lagi top-topnya.” Dalam hati kamu bergumam, “Saya sudah kerja waktu itu.” Padahal, si teman itu sudah merasa tua. Kalau dia yang mendengar Peter Pan saat SMP saja sudah merasa tua, bagaimana dengan kamu yang mendengarkan Peter Pan saat sudah kerja?
Ketika kamu sadar kalau tahun 1990 itu adalah 30 tahun lalu. Mungkin selama ini kamu berpikir tahun 1990 itu adalah 10 atau 15 tahun lalu karena terasa masih segar. Lalu kamu bertemu seorang anak yang galau karena sudah berumur tiga puluh tahun tapi belum bertemu jodoh. Lalu kamu tanya dia, “Kamu kelahiran berapa sih?” dan dengan muka sedih dia menjawab, “Tahun 1990 om.”
Saat itulah kamu tiba-tiba sadar, tahun 1990 itu adalah 30 tahun lalu. Tahun ketika kamu masih kinyis-kinyis sebagai remaja itu ternyata sudah 30 tahun lalu! Saya ulang, TIGA PULUH TAHUN YANG LALU!
Ketika seorang sepupu atau keponakan yang dulu sering kamu pangku, sekarang mengunggah WhatsApp Story foto pernikahan dengan kalimat: eight years ago. Lalu kamu berguman, “Loh? Dia sudah menikah delapan tahun? Dia yang dulu sering saya pangku dan ajak main itu?” Betul-betul sebuah fakta yang mengagetkan bukan?
Melihat foto kopdar teman-teman sekolah dan kamu bergumam, “Idih! Siapa tuh, tua sekali mukanya.” Lalu ada suara di dalam kepalamu yang berucap, “Kamu juga tua kaleeee”. Kadang kita melihat orang lain lebih tua dari kita, tapi kita tidak sadar kalau sebenanya kita dan dia masih satu angkatan. Lahir di tahun yang sama. Dan itu artinya, kita sama tuanya dengan dia.
Ketika mau memasang alarm untuk bangun menonton bola di jam 3 subuh, tapi ketika alarm berbunyi kamu menekan tombol “Stop” dan berpikir; Nantilah, nonton golnya di YouTube saja. Padahal 10 tahun lalu, nyaris tidak ada satupun pertandingan Liga Champion Eropa yang kamu lewatkan. Semua ditonton, walaupun itu berarti kamu hanya punya tidur 3 atau 4 jam. Tidak masalah, kamu masih bisa segar sepanjang hari. Sekarang masih bisa, tapi sebagai konsekuensinya seharian penuh kamu akan merasakan pegal di sekujur tubuh.
Ketika kamu mencoba menyukai musik anak-anak zaman now dan berakhir dengan kalimat: musik 90an memang lebih asyik. Mungkin ada masa ketika kamu ingin mengikuti tren musik masa kini. Mencoba memutar musik-musik yang sedang hype di kalangan anak muda, tapi ternyata itu cukup berat dan kamu menyerah. Kamu kembali menyusun playlist di Spotify yang isinya adalah musik-musik dari dekade 90an atau bahkan 80an. Dan kamu bahagia.
Ketika kamu mulai akrab dengan balsem, minyak kayu putih, atau minyak angin. Padahal dulu benda-benda itu termasuk benda haram buatmu. Benda yang membuatmu merasa “Ih, tua banget!” Tapi sekarang benda itu tidak bisa tidak, harus ada di kotak obat yang ikut menemanimu ketika travelling. Tanpa benda itu, kamu akan was-was sepanjang jalan.
*****
Ketika kamu sudah menemukan setidaknya enam dari 11 tanda di atas, berarti fix kamu tidak muda lagi. Sudah waktunya untuk lebih menjaga makanan agar kolesterol tidak mengganggu hidupmu, dan sudah waktunya mengumpulkan amal ibadah sebanyak-banyaknya.
Tapi tidak masalah kalau kamu (dan saya) sudah tua. Itu adalah berkah. Setidaknya kita pernah muda, sementara mereka yang hari ini muda belum ada jaminan akan merasakan menjadi tua. Umur manusia tidak ada yang tahu kan? Setuju? [dG]
Kesebelas tanda itu sudah ada semuami di saya. Eh toa tojengma ha-ha-ha-
Eh, tahun 1990 saya sudah menikah saat usia 25 tahun, beuh
wah super senior hihihihi.
Yang nomor 1 sudah sering saya alami. Hehe sudah banyak ponakan yg sering panggil om.
Hehe om muda..
yang penting bukan om senang ?
Sebagai remaja tahun 90an, aku merasa yang Daeng sebutkan tadi bener semua sii. Haha. Ternyata aku udah tuaaa (eh ga deng, umurku berhenti di 22 *teteup usaha biar dibilang awet muda.LOL)
Umur tetap 22 ya, tambahannya yang banyak hahaha
Jangan lupakan Tolak Angin Daeng ?
Iyoi, itu satu andalan juga hahaha
Terakhir, ketika di kedai kopi yang lain diapa dengan sebutan “kak”, sedangkan saya pesan disapa dengan sebutan “pak”.
Sungguh saya sudah siap jadi bapak untuk anaknya mbak barista kakakakakakkaka
hahahaha langsung berasa tua ya?
Saya baru mengalami 3 hal, Daeng. Soalnya pas zaman Peter Pan muncul saya baru SMP. 😀
Tapi ada satu kejadian sih yang bikin saya sadar bahwa waktu sudah jauh berlalu. Sekitar 2 tahun lalu diajakin naik gunung bareng sama senior dan temen-temen seangkatan di organisasi kampus. Lama nggak ngumpul, sibuk berkarya, kita pengen nostalgia. Tapi setengah rombongan anggota-anggota muda dan aktif. Di trek, saya nyanyi lagu Ninja Hattori yang mendaki gunung lewati lembah itu. Nggak ada yang nyahut selain mereka-mereka yang kedaluwarsa itu. 😀
buset! zaman Peter Pan masih SMP? Itu masih tergolong mudalah hahaha
Alhamdulillah masuk kategori lolos empat puluh tahun – lolemputah
Makasih om, postingannya menghibur dan memaksa untuk paham kenapa sekarang udah gak kuat kena angin malam, ya minyak angin dan balsem itu kawan setia saat malam. 😀
hahaha nda bisa sering-sering kena angin malam ya om?
kalo saya, raga boleh tua, tapi jiwa tetap muda! ?
oh kalau itu harus hahaha