Sepakbola

Yang Terbaik dan Terburuk Versi Saya

Tirai piala dunia baru saja ditutup, sang pemenang telah larut dalam pesta suka cita selepas meraih tropi piala dunia, sementara sang pecundang sedang menata kembali air mata kehancuran mereka sambil berharap bisa memperbaiki langkahnya di masa yang akan datang. Spanyol telah mencatatkan diri sebagai anggota terbaru dalam jajaran para juara, Spanyol juga mengangkat reputasi Eropa menyamai Amerika Latin dengan meraih tropi di benua netral, Spanyol juga mengangkat reputasi Eropa melampaui wakil Amerika Latin dalam hal perolehan gelar.

Seperti lazimnya para komentator, pengamat atau jurnalis ? meski saya sama sekali bukan salah satu dari tiga profesi itu ? saya juga mencoba membuat deretan penilaian yang sangat subyektif tentang gelaran piala dunia yang baru saja selesai itu. Sekali lagi, penilaian saya tentu sangat subyektif, semata-mata karena selera saja meski saya juga tetap berusaha mengedepankan rasio dan objektifitas di lapangan. Nah, apa saja penilaian saya itu ? Mari kita lihat.

Jerman, salah satu tim terbaik di Afsel 2010 versi saya (foto : FIFA.com)

A. TIM TERBAIK : Jerman dan Spanyol.

Jerman dan Spanyol menunjukkan diri sebagai dua tim dengan permainan paling menghibur. Di antara sekian banyak tim yang tampil dengan gaya pragmatis yang mengutamakan gaya bertahan yang dituding membunuh permainan cantik, Jerman dan utamanya Spanyol tetap keukeuh bertahan dengan gaya menyerang mereka.

Sebenarnya Jerman juga tidak total menyerang seperti Spanyol yang memang punya libido menyerang yang tinggi, Jerman juga kadang lebih banyak menunggu diserang sebelum melancarkan serangan balik yang mematikan. Hanya saja kelebihan Jerman adalah karena mereka punya organisasi permainan yang rapih dengan gelandang-gelandang yang lincah dan tak kenal menyerah. Mereka punya petarung sekelas Bastian Schweinsteiger dan Sami Khadeira yang selalu siap bertarung merebut bola dari kaki lawan dan meneruskannya pada gelandang agresif dan kreatif sekelas Lukas Podolski, Mezut Oezil dan Thomas Muller atau langsung kepada striker senior tapi masih tajam bernama Miroslav Klose.

Bagaimana dengan Spanyol ? Tidak usah dipertanyakan lagi, Spanyol memang pantas menjadi tim terbaik. Perpaduan gelandang pekerja keras seperti Xabi Alonso dan Sergio Busquet mampu membuat gelandang serang mereka bebas melakukan kreasi serangan. Spanyol juga beruntung punya striker seperti David Villa yang sungguh tajam dan berbahaya di kotak penalti lawan. Itu semua disempurnakan oleh performa pemain bertahan mereka yang hiperaktif macam Sergio Ramos dan Juan Capdevilla serta tentu saja Carlos Puyol yang membawa Spanyol ke partai final.

Satu-satunya kelemahan Spanyol bila dibandingkan dengan Jerman adalah pada penyelesaian akhir di mana Jerman lebih unggul.

B. TIM TERBURUK : Perancis

Ada yang setuju dengan saya ? Perancis datang ke Afrika Selatan dengan “dosa” yang diperbuat oleh Thierry Henry yang membuat sakit hati orang-orang Republik Irlandia. Entah karena berhubungan atau tidak, langkah mereka di Afsel akhirnya macet, kandas dan bahkan tenggelam hingga ke dasar. Sejak awal mereka bermain tanpa pola yang jelas, tanpa kreativitas dan sangat membosankan. Kenyataan itu kemudian diperparah dengan perpecahan internal mereka yang tercium oleh media. Lengkap sudah. Menurut saya tak ada tim yang lebih buruk dari mereka, bahkan Korea Utara yang dicukur Portugal 0-7 masih lebih bagus dari Perancis.

C. PEMAIN TERBAIK : Xavi Hernandez.

FIFA sudah menetapkan kalau Diego Forlan berhak menerima golden ball alias anugerah pemain terbaik. Memang masih bisa didebat mengingat timnya hanya sampai ke babak semifinal dan mengingat masih ada beberapa nama lain yang juga berhak untuk mendapatkannya. Tapi sudahlah, toh Forlan juga punya kapasitas untuk menjadi yang terbaik meski timnya memang tidak melambung terlalu jauh.

Bagi saya pribadi, pemain terbaik adalah Xavi Hernandez. Lelaki kecil asli Catalunya ini punya visi permainan yang luar biasa. Bersama tandem sejatinya di Barcelona, Andres Iniesta, Xavi menjadi pelayan paling setia dan luar biasa bagi deretan penyerang Spanyol. Coba tanyakan kepada Lionel Messi, siapa yang paling dirindukannya setiap kali turun ke lapangan hijau berkostum Argentina, dia mugkin akan menjawab dengan jujur kalau dia merindukan Xavi yang selalu bisa menyuapinya dengan bola-bola matang yang membuatnya tinggal berhadapan one on one dengan bek lawan.

D. PERMAIN TERBURUK : Patrice Evra.

Evra sebenarnya tidak buruk dari segi performance. Di Mancheser United dia selalu jadi pilihan utama Sir Alex, pun di timnas. Domenech bahkan memberikan ban kapten kepadanya, alih-alih kepada Gallas yang lantas ngambek. Tapi, kenapa saya memilih Evra sebagai pemain terburuk ? Jawabannya adalah karena ajakannya untuk mogok latihan beberapa hari sebelum bertemu Afrika Selatan di pertandingan terakhir penyisihan grup.

Sebagai kapten seharusnya Evra bisa mendamaikan rekan setim dan pelatihnya yang sedang tidak senada. Seharusnya dia bisa menjadi jembatan antara pemain dan pelatih. Seburuk apapun sang pelatih, Evra sebagai kapten seharusnya tetap menghormatinya dan bukannya mengajak teman-temannya untuk mogok latihan dan ngambek. Sungguh childish, dan itulah alasan kenapa saya menganggap Evra sebagai pemain terburuk di Afsel 2010.

E. PELATIH TERBAIK : Joachim Loew.

Datang ke Afsel dengan kenyataan tak bisa membawa sang kapten Michael Ballack, Loew memutar otaknya. 4 lulusan timnas U-21 Jerman diangkutnya ke starting line up. Sebuah perjudian yang awalnya membuat orang mengernyitkan dahi namun akhirnya terbukti kalau anak ingusan yang dipilihnya ternyata mampu bermain apik.

Loew bermain dengan teknologi, dia benar-benar paham langkah apa yang harus dia lakukan sebelum turun ke lapangan hijau. Dengan style-nya yang sederhana tapi modis dia mewakili spirit muda pemain-pemain Jerman yang sepertinya tak pernah lelah untuk berlari. Di tangannya, segerombolan bocah ingusan yang dipadukannya dengan beberapa lelaki dewasa itu berubah menjadi tim yang enerjik dan menghibur, nyaris tanpa bintang yang mentereng.

Del Bosque memang berhasil membawa pulang tropi juara ke Spanyol bersama anak asuhnya, tapi dia beruntung karena mendapatkan warisan melimpah dari Luis Aragones, pendahulunya. Tinggal memoles satu dua orang, maka jadilah tim yang kuat dan pantas menjadi juara seperti Spanyol.

Karena alasan inilah saya memilih Loew sebagai pelatih terbaik melebihi Del Bosque atau Bert van Marwijk.

F. PELATIH TERBURUK : Raymond Domenech.

Rasanya tak perlu panjang lebar saya terangkan alasan kenapa saya memilih lelaki berambut keriting putih sebagai pelatih terburuk. Saat anda tak bisa menghimpun rasa hormat dari anak buah anda maka anda tak akan bisa berbuat banyak untuk mencetak prestasi. Dan itulah Domenech dengan keras kepala, angkuh dan non logisnya yang masih tetap dipertahankannya bahkan saat Perancis berada dalam situasi kritis.

G. PERTANDINGAN TERBAIK : Jerman vs Argentina.

Sebenarnya banyak pertandingan yang menarik di Afsel ini, meski pertandingan yang tak menarik juga tak kalah banyaknya namun saya sepakat dengan diri saya sendiri untuk memilih partai Argentina vs Jerman sebagai partai terbaik karena gara-gara partai ini tangan saya sampai bengkak akibat tidak sengaja membentur tembok ketika melonjak kegirangan saat Friedrich mencetak gol ketiga Jerman.

Di partai ini Jerman seperti mengajarkan sepakbola tim yang benar kepada 11 orang Argentina, mereka mengajarkan bagaimana membangun serangan secara terkoordinasi dan bagaimana bertahan dengan rapih. Karena ajaran yang langsung dipraktekkan pemain-pemain Jerman , 11 orang Argentina yang turun malam itu jadi pontang-panting dan kebingungan hingga akhirnya harus menyaksikan gawangnya kebobolan 4 kali.

H. PERTANDINGAN TERBURUK : Uruguay vs Perancis.

Ah, sekali lagi Perancis masuk dalam daftar terburuk milik saya. Sungguh, tahun ini saya sangat kecewa pada tim ayam jantan yang kali ini lebih pantas disebut anak ayam betina itu. Pertandingan pertama mereka melawan Uruguay sanggup mengantar saya tertidur dalam hitungan menit karena terlanjur bosan melihat mereka yang tak sanggup membongkar pertahanan Uruguay. Beruntung karena selepas itu Uruguay bisa memperbaiki penampilan mereka dan kemudian lolos bahkan hingga ke semifinal.? Sementara Perancis dengan pelatihnya yang keras kepala itu lolos hingga ke bandara. Terima kasih kepada Domenech yang membuat timnas Perancis jadi tim yang paling membosankan.

I. PEMAIN MUDA TERBAIK : Thomas Muller.

Eheum..Muller. Pertama kali bocah ini berseragam timnas senior adalah pada tanggal 3 maret 2010 atau kurang lebih 3 bulan sebelum ajang sesungguhnya digelar. Sebelumnya Muller sudah lebih dulu membawa Jerman U-21 menjadi juara Eropa 2009. Dalam konferensi pers selepas laga persahabatan antara Jerman vs Argentina, Diego Maradona meninggalkan ruangan ketika tahu kalau Joachim Loew mengutus Muller untuk mewakillinya. Maradona merasa terhina karena disejajarkan dengan bocah ingusan yang disebutnya sebagai Ball Boy. Empat bulan kemudian Maradona mendapati si ball boy itu ternyata menjadi awal malapetaka yang mengantarkannya pulang ke Buenos Aires.

Muller, kelahiran 13 september 1989 dan bertinggi 186cm itu punya kemampuan yang nyaris komplit. Teknik dan mentalnya sudah cukup untuk sebuah ajang akbar sekelas piala dunia. Ibarat buah, dia matang lebih cepat dan bisa dipetik lebih cepat. Matang bukan karena karbitan, tapi memang karena pupuknya yang tidak biasa. Silakan anda menunjuk pemain lain, tapi bagi saya Muller adalah pemain muda terbaik di Afsel 2010.

Nah, teman-teman..itulah sedikit catatan tentang yang terbaik dan terburuk di ajang world cup Afsel 2010 ini. Sekali lagi, semua mungkin sifatnya sangat subjektif karena memang saya sesuaikan dengan selera saya. Kalau ada yang merasa seleranya sama, terima kasih. Kalau anda merasa berselera berbeda, mari berbagi.

Apapun itu, mari berdoa semoga Allah memanjangkan umur kita dan bisa bertemu kembali di Brasil 2014.

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (15)

  1. saya setuju semua ulasannya, kecuali soal kekalahan Argentina 0 – 4 dari Jerman dianggap pertandingan terbaik….:D

    alasannya, terlebih karena faktor subyektif, saya gak tega tim kebanggaan saya dianggap diajarin cara maen bola yg baik dan benar…

    Argentina memang kalah, tapi hanya kalah memasukkan gol. Just it
    * berlalu dgn senyum masam

  2. Mustamar Natsir

    Saya juga setuju semua, kecuali bagian Patrice Evra. Soal pemain muda terbaik, tadinya saya mau memilih Elia dari Belanda, karena permainannya di awal turnamen begitu menghibur dengan liukan-liukannya bersama bola, tapi memang Muller lebih komplit. Tampaknya saya akan beli baju Jerman, dan menuliskan nama Musler di belakangnya.
    Asiik…

    Kalau ada Tim yang paling mengejutkan, saya mungkin pilih Uruguay. Dan yang paling mengecewakan, tentu saja Inggris.
    .-= Mustamar Natsir´s last blog ..Koleksi Foto Lama =-.

  3. ketauan deh pendukungnya Jerman… toss dah…

  4. ulasan yg menarik dari pengamatan yang kritis, namun masih ada satu hal yang kurang dari ulasan ini. Yah, semua yang terbaik dan terburuk sudah diulas dengan tajam, sayangnya… kenapa tidak ada nobar terbaik dan nobar terburuk daeng hehehehe… kabuur (spam bukan yah ini? piss ah hehehe)

  5. Muller memang the bessttt!!!!

  6. @Mustamar Natsir: Kalau begitu saya juga mau beli baju Brasil dengan tulisan Gassingho di belakangnya..hehehe

  7. @aRuL: siapa ? saya ? ahhh..ndak juga sebenarnya..cuma saya memang mendukung tim mana saja yang bermain cantik dan tidak sombong..:D

  8. @bisot: kenapa tidak ada..? soalnya saya tidak pernah nobar..selalu nodir alias nonton sendirian..hehehe

  9. @rusle: Hahaha..maap..maap klo saya berlebihan, tapi menurut saya malam itu Argentina memang harus belajar banyak tentang bagaimana bermain bola secara tim, bukan hanya mengandalkan individu belaka

  10. @Debby: toast buat Muller..:)

  11. ada yang kurang tuh bro. Kategori Penonton Terburuk. Siapa lagi jagonya kalo bukan pengurus PSSI. hahaha
    .-= indobrad´s last blog ..?Mampir- yuk-? =-.

  12. @indobrad: Hahahaha…no comement dah klo soal yg itu…takut dibilang mencemarkan nama baik…hehehe

  13. sip saya setuju …… Piala Dunia kali ini keren banget terutama ngelihat Cara Jerman bermain utuh satu team….
    .-= Omiyan´s last blog ..Puisi Cinta Untuk Kekasih Hati – ?Pahami Aku?? =-.

  14. @Omiyan: memang harus diakui kalau dalam 8 tahun terakhir ini Jerman adalah salah satu negara yang prestasinya stabil, masuk final 2002, urutan 3 tahun 2006, final euro 2008 dan urutan tiga lagi 2010

  15. Emilio Mabe

    Whuaaaa, Terpesat kemari dari ‘puisi cinta’ dari om gugel. Numpang lewat aja sambil mengucapkan salam kenal dan selamat malam. ^_^

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.