Sepakbola

Terima Kasih David Moyes!

David Moyes Yang Ah..Sudahlah.
David Moyes Yang Ah..Sudahlah.

Selagi masih ada kesempatan, berterima kasihlah pada lelaki Skotlandia yang dititipkan Sir Alex buat Manchester United.

Begitu Sir Alex Ferguson resmi menyerahkan tongkat estafet ke David Moyes, saya langsung membuat postingan yang kala itu saya beri judul “Ujian Kesabaran Dari David Moyes”. Sekisar 5 bulan berselang saya bangga karena ternyata postingan saya itu bak postingan seorang komentator bola handal yang sudah bisa menebak seberapa besar ujian kesabaran yang bakal diberikan oleh David Moyes buat para fans MU.

Iya, Anda juga pasti menebak hal yang sama ketika nama sebesar Alex Ferguson digantikan nama semenjana seperti David Moyes, tapi tolonglah beri saya waktu untuk berbangga sejenak.

Lima bulan setelah liga premier Inggris digulirkan, Moyes membuat fans MU sebagai fans yang paling nyaman dijadikan sasaran tembak. Performa MU di lapangan hijau adalah peluru tajam buat para fans Liverpool, Arsenal, Chelsea atau fans klub manapun untuk menertawakan si Setan Merah. Tepatnya sih menertawakan para fansnya. Di malam-malam pertandingan fans MU akan duduk berdebar di depan televisi atau depan monitor laptop dan PC menantikan nasib mereka di akhir pertandingan. Ketika MU memetik hasil sempurna, mereka bisa menarik nafas lega karena para fans pembenci (mereka menyebutnya haters) akan seperti serdadu yang kehabisan peluru. Tapi, kalau hasil sebaliknya yang jadi kenyataan maka bersiaplah para fans MU itu menjadi sasaran tembak.

Mungkin hanya Barcelona satu-satunya klub yang bisa mengumpulkan haters sebanyak yang MU bisa kumpulkan. Maklumlah, semakin tinggi pohon maka anginnya juga semakin kencang. Semakin banyak prestasi sebuah klub maka jumlah hatersnya juga akan semakin banyak. Itu hal yang jamak.

Sayangnya, Moyes mungkin lupa itu. Dengan caranya sendiri dia malah membawa para fans ke barisan depan tanpa perlindungan agar sewaktu-waktu bisa menjadi sasaran tembak yang empuk. Satu per satu hasil buruk dihadirkan Moyes, membuat para fans harus memutar otak untuk membalas serangan atau setidaknya memasang rompi anti peluru di telinga mereka agar otak tetap waras dan hati tetap dingin.

Meski begitu Moyes juga tetap berbaik hati, setidaknya dia mencatat beragam rekor baru buat klub lain. Misalnya, Moyes membuat Everton akhirnya menang di Old Trafford setelah terakhir kali mengalaminya 20 tahun silam. Moyes juga berperan membuat West Bromwich Albion menang di Old Trafford sejak tahun 1978. Tidak berhenti sampai di situ, Moyes juga berhasil membuat Newcastle United menang di Old Trafford lagi dalam 41 tahun terakhir. Paling gres, Moyes membuat Swansea City memulai tahun 2014 dengan kemenangan manis atas MU di Old Trafford setelah menuggu 83 tahun. Jadi siapa bilang Moyes tak pandai membuat rekor?

Setidaknya prestasi Moyes itu harus diganjar ucapan terima kasih dari fans Everton, West Bromwich Albion, Newcastle United dan Swanse City. Kalian tidak akan bisa merasakan kebahagiaan ini seandainya Sir Alex Ferguson masih duduk di kursinya. Ah, fans Liverpool, Arsenal, Manchester City dan Chelsea juga harus berterima kasih pada David Moyes. Mereka akhirnya punya banyak alasan membungkam fans MU dengan candaan sarkas dan nyelekit setelah bertahun-tahun hanya bisa memendamnya. Berterima kasihlah pada Moyes.

Selagi masih ada kesempatan, berterima kasihlah pada lelaki Skotlandia yang dititipkan Sir Alex buat Manchester United karena bisa saja kursinya makin tambah panas dan membuatnya harus beranjak pergi. Kalau itu jadi kenyataan, para haters mungkin tidak punya kesempatan lagi untuk mencela para fans MU. Atau sebaliknya, para fans malah punya bahan baru?

Nah, buat para fans sejati MU yang sering berucap “we are not arrogant, we’re just better” maka berterimakasihlah pada David Moyes. Karena lelaki blonde itu kalian jadi tahu mana fans sejati dan mana fans KW. Fans sejati pasti akan tetap bertahan, mencari cara untuk tetap waras di balik semua serangan para haters dan makin rajin mencerna kalimat-kalimat para motivator agar tetap semangat mendukung MU. Sisanya, para fans KW pasti sudah sibuk mengepak tas mereka mencari klub lain yang mungkin masih menyisakan tempat duduk untuk fans baru yang tak tahan di klub lamanya.

Saya lupa siapa yang bilang, tapi saya pernah mendengar kalimat “you can change your religion, but you can never change your football team.” Ada benarnya juga, tapi tidak selama benar kok. Kalian fans KW masih punya kesempatan untuk berpikir ulang, apakah tetap mendukung MU atau pindah ke klub lain. Berterimakasihlah pada Moyes yang membuka mata kalian kalau klub manapun tak selamanya ada di atas. Jadi kalau memang tak tahan dan belum punya mental baja, pindahlah selagi sempat.

Satu lagi, sebagai Milanisti saya juga berterimakasih pada Moyes. Karena sepak terjangnya di MU orang-orang jadi lupa kalau Milan sedang duduk di urutan 10 Serie-A dengan rentetan hasil buruk. Fans Madrid juga harusnya berterimakasih pada Moyes, karena gara-gara Moyes dan MU-nya orang jadi lupa kalau Madrid ada di posisi 3 di bawah tetangganya. Pokoknya, kita semua harus berterimakasih pada Moyes!

Terima kasih Moyes! Salamakki [dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (2)

  1. Wahyu Alam

    Hahahaha. Catatan menarik dan menggelitik.
    Terimakasihnya dalam bentuk kemunduran. Menarik!

  2. Alhamdulillah, iman saya masih kuat untuk MU walau dikalahkan Sunderland kemarin.. Begitulah sepakbola, mari nikmati dramanya.. Mungkin tulisan yang sama bisa dibuat untuk Seedorf?

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.