Sepakbola

Mimpi Timnas Kita

Indonesia Pantas Juara! (foto:Google)
Indonesia Pantas Juara! (foto:Google)

Burkina Faso sudah mencapai final piala Afrika, kita masih sibuk dengan dualisme tim nasional dan kisruh PSSI.

Saya masih berseragam putih abu-abu waktu itu dan baru saja merasa sedih ketika Italia ditaklukkan Brasil di final Piala Dunia 1994. Ketika itu juga sebuah harapan baru dilayangkan persatuan sepakbola Indonesia. Harapan untuk masuk ke jajaran elit sepakbola dunia, menjadi peserta piala dunia.

Langkah pertama diambil. Liga sepakbola dibenahi, PSSI menggabungkan fanatisme perserikatan dengan profesionalisme galatama. Euforia pecinta sepakbola tanah air membubung tinggi di angkasa. Apalagi ketika kran pemain impor dibuka. Pemain-pemain luar, sebagian besar dari benua Afrika datang ke Indonesia dan membawa warna baru untuk sepakbola negeri ini. Bahkan Roger Milla, salah satu legenda Kamerun juga sempat datang dan membela Persija.

Hampir dua puluh tahun setelah mimpi itu dicanangkan, kita masih jalan di tempat. Tim nasional kita belum berhasil menembus piala dunia. Jangankan piala dunia, piala Asiapun belum mampu kita cicipi. Terakhir kita dibuat bangga ketika tim nasional kita hampir menyentuh babak kedua di Piala Asia 2007. Hampir lolos saja kita sudah bangga, benar-benar gambaran betapa rindunya kita akan gelar juara.

Sementara itu di sebuah benua yang terkenal dengan benua hitam. Final piala Afrika 2013 membawa kejutan. Sebuah negara kecil dengan penduduk hampir 17.000 orang tiba-tiba menyeruak ke partai final meski akhirnya kalah dari negara yang lebih mapan, Nigeria. Adalah Burkina Faso pelakunya. Negara ini bukan apa-apa di peta sepakbola dunia. Mereka hanya negara kecil yang kalah terang oleh negara Afrika lainnya seperti Nigeria, Afrika Selatan, Kamerun, Mesir atau Aljazair.

Tapi mereka bukan negara yang hanya bisa bermimpi. Mereka memperjuangkan mimpinya, dan kemudian berhasil mewujudkannya.

Hampir 20 tahun setelah kita mencanangkan mimpi tampil di piala dunia, kita masih jalan di tempat. Ketika Burkina Faso sudah masuk final piala Asia, kita masih sibuk dengan dualisme tim nasional. Kita masih sibuk dengan urusan pemilihan pelatih, liga yang tak teratur, kepemimpinan PSSI yang berantakan dan apa lagi? Mungkin mimpi yang harus kita singkirkan.

Atau kita harus bersabar dan terus bermimpi? Entahlah.

 

[dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.