Sepakbola

Etalase Para Kiper

Rais Mbolhi, jatuh bangun menyelamatkan gawangnya [foto: FIFA.com]
Rais Mbolhi, jatuh bangun menyelamatkan gawangnya [foto: FIFA.com]

Dari enam laga perdelapan final di Brasil 2014 ada satu hal yang mencuat, nama-nama kiper luar biasa yang meski akhirnya harus tertunduk sedih di akhir permainan tapi terlanjur membuat orang kagum pada penyelamatan gemilangnya.

Mencari gelandang serang atau striker yang bagus di tanah Brasil tentunya bukan hal yang sulit. Seandainya boleh membawa 50 pemain ke piala dunia maka pasti Brasil bisa, mereka punya sangat banyak pemain dengan naluri menyerang yang bagus.

Tapi, mencari kiper yang bagus di Brasil adalah kerjaan yang sulit. Brasil bukan negara yang rajin memproduksi kiper atau pemain bertahan yang baik. Mereka tidak seperti Italia yang sudah terkenal sebagai negeri dengan pemain banyak bertahan dan kiper yang baik. Tapi bagi Brasil ini tentu tidak jadi masalah, toh mereka punya banyak pemain agresif yang bisa membuat lawan mereka kehilangan kesempatan untuk menyerang.

Kesulitan itu juga yang membuat Brasil tetap menggunakan jasa Julio Cesar yang sudah berusia 34 tahun. Bukan soal usia sebenarnya, karena toh Italia juga tetap menggunakan jasa Buffon yang sama tuanya. Bedanya, Buffon masih bermain di klub level atas Serie A sementara Cesar bermain di klub antah berantah yang pasti jauh dari pantauan media.

Tapi, meski sudah tua ternyata Julio Cesar masih tampil luar biasa. Okelah, dalam pertandingan terbuka Cesar baru membuat 6 penyelamatan yang mungkin terbantu karena penampilan agresif timnya. Tapi, lihatlah di adu penalti saat Brasil bertemu Chile. Julio Cesar berhasil menggagalkan dua eksekusi penalti Chile dan membawa Brasil melangkah ke perempat final. Tua tapi masih berkualitas!

Tapi penyelamatan Cesar di pertarungan pertama babak 16 besar itu ternyata hanya awal. Di belakangnya ada deretan kiper yang juga tampil luar biasa. Guillermo Ochoa dari Mexico, Keylor Navas dari Kosta Rika, Vincent Enyeama dari Nigeria sampai yang terakhir Rais Mbolhi dari Aljazair. Mereka semua tampil luar biasa, menyelamatkan negara mereka dari kekalahan mudah di babak 16 besar. Akhirnya negara mereka memang gugur, tapi itu lebih karena peran mental juara yang memang dimiliki secara tradisional oleh lawan mereka.

Atas aksi heroiknya meski negara mereka akhirnya kalah, Ochoa dan Rais terpilih jadi man of the match di laga yang berakhir pedih buat mereka.

Sampai saat ini Rais Mbolhi duduk di urutan teratas sebagai kiper yang paling banyak melakukan penyelamatan. Dari 4 penampilannya dia mencatat 23 penyelamatan. Di bawahnya ada Vincent Enyeama yang melakukan 21 penyelamatan. Guillermo Ochoa sendiri memang hanya melakukan 10 penyelamatan, tapi melihat siapa lawan mereka kita bisa bilang kalau dia bukan kiper biasa. Brasil dan Belanda adalah dua lawan agresif yang berhasil diredam Ochoa. Dia hanya kebobolan dua gol dari Belanda, itupun satu dari titik putih. Brasil malah gagal menjebol gawang Ochoa.

*****

Piala dunia kali ini memang agak aneh. Sampai sekarang sudah ada 150 gol yang tercipta dengan rerata 2.8 gol per pertandingan. Jumlah ini meningkat sangat pesat dari gelaran piala dunia 2010 yang total mencatat 145 gol dari 64 pertandingan. Anehnya di mana? Anehnya adalah meski jumlah gol makin banyak tapi kenyataannya jumlah kiper dengan permainan luar biasa juga makin banyak.

Empat tahun lalu kita mungkin hanya ingat satu nama Iker Casillas sebagai kiper terbaik. Iker kala itu berhak atas anugerah sarung tangan emas atau Lev Yashin Award sebagai kiper terbaik piala dunia 2010. Tahun ini Iker sudah meredup, bahkan di luar dugaan melakukan ketololan seperti seorang kiper amatir. Iker sudah tergantikan, beberapa nama yang saya sebut di atas siap untuk ngantri merebut gelar sarung tangan emas tahun ini.

Sayang juga karena para calon kiper-kiper terbaik itu sudah harus pulang. Dari tim yang tersisa masih ada nama Neuer dari Jerman yang semalam tampil berani dengan beberapa kali keluar dari kotak penalti buat menghalau serangan lawan. Selain Neuer masih ada juga nama Thibout Cortouis dari Belgia yang di level klub bermain bagus bersama Atletico Madrid.

Kiper kadang memang jadi pemain yang luput dari sorotan, mereka tidak seperti penyerang atau gelandang yang lebih sering jadi sorotan. Tapi, tanpa kiper yang bagus sebuah tim pasti tidak bisa tampil sempurna bukan? Menarik menantikan bagaimana aksi kiper-kiper yang tersisa, akankah mereka bisa mengalahkan kiper terbaik yang sudah terlanjur pulang? [dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.