FilmReview

Review Film Dilarang Masuk

Poster film Dilarang Masuk
Poster film Dilarang Masuk

Film horor komedi yang tidak terlalu buruk, tapi juga not my type.

Kata orang, larangan itu kadang malah membuat orang jadi penasaran dan ingin melanggarnya. Begitu juga yang terjadi pada enam anak SMA yang berkawan karib. Suatu hari kawan baru mereka yang bernama Lisa tiba-tiba dinyatakan hilang, tidak pulang ke rumah dan tidak bisa dihubungi. Adit dan kelima kawannya penasaran, apalagi sehari sebelum Lisa menghilang Adit masih sempat merekam Lisa yang masuk ke sebuah ruangan di lantai atas sekolah mereka. Ruangan yang sudah lama dipasangi tanda: DILARANG MASUK.

Rasa penasaran Adit dan kelima temannya membawa mereka ke petualangan menerobos lantai atas yang dipasangi tanda DILARANG MASUK itu. Penjelajahan pertama tidak membuahkan hasil, Lisa masih tidak ditemukan. Malah keenam anak SMA itu mulai mengalami kejadian-kejadian aneh dan menyeramkan. Kejadian yang membuat mereka bertekad kembali ke lantai atas, memecahkan misteri hilangnya Lisa dan misteri kejadian-kejadian aneh yang membayangi mereka.

Seperti umumnya film, kisah akan diakhiri dengan terbukanya misteri tersebut satu per satu, hingga akhirnya mereka tahu di mana Lisa dan apa yang membuat lantai atas sekolah mereka dipasangi tanda DILARANG MASUK.

*****

Dua hari yang lalu (8 Maret 2016) undangan nonton bareng film DILARANG MASUK mampir ke aplikasi chat saya, bersamaan dengan undangan untuk 9 blogger Makassar lainnya. Sehari kemudian, atau beberapa jam setelah fenomena gerhana matahari mampir ke Indonesia kami sudah berkumpul di XXI Mall Ratu Indah.

Saya terlambat tahu kalau film ini bergenre horor komedi. Tapi dari awal saya sudah tahu kalau sutradaranya adalah Nayato Fio Nuala. Anda tahu kan siapa dia? Tidak? Berarti mungkin Anda jarang mengikuti perkembangan film Indonesia. Nama Nayato Fio Nuala sudah sangat terkenal di jagad perfilman Indonesia, sama dengan Shankar RS yang kebetulan jadi produser film ini. Berdua mereka sering muncul dan jadi pembicaraan para penonton film Indonesia.

Sebagian pemeran yang hadir di acara nobar
Sebagian pemeran yang hadir di acara nobar

Saya sendiri sudah mengenal duet ini sejak sekira 2006 lalu. Mereka sering jadi buah bibir, bukan karena hasil filmnya yang luar biasa bagus, tapi karena kontroversi yang dihasilkan. Makanya ketika melihat nama duet ini di poster film DILARANG MASUK, ekspektasi saya pasang tidak terlalu tinggi. Maklum, saya takut kecewa.

Film ini dibuka dengan adegan Adit (diperankan oleh Maxime Bouttier) yang sedang tergila-gila pada handycam barunya. Handycam itu jadi alat untuk memperkenalkan semua pemeran utama dalam film ini, termasuk Lisa yang tak lama kemudian hilang dan menjadi hantu tanpa sempat berdialog. Dari adegan pembuka itu film bergulir ke inti cerita, tentang hilangnya Lisa, tentang lantai atas yang seram, kejadian aneh yang mengikuti sampai hadirnya sosok misterius bernama ibu Rumi.

Sepanjang film kami cukup terhibur, bukan oleh jalan ceritanya, tapi kesibukan menemukan plot hole atau lubang cerita dan blooper atau kesalahan detail dari film ini. Saya sudah maklum bagaimana seorang Nayato mengemas sebuah film, jadi kesalahan cerita atau kesalahan detail yang bertebaran di sana-sini tidak lagi membuat saya kaget. Justru kalau tidak menemukannnya, mungkin saya akan kaget.

Sangat mudah menemukan plot hole di film ini. Sepanjang film saya dan teman yang duduk tepat di samping malah sibuk membahas plot hole itu. Beragam pertanyaan pun muncul ketika kami selesai menonton dan berpindah ke tempat makan lalu ke kedai kopi. Pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawab sampai akhirnya kami pulang. Banyak hal mengganggu yang membuat kami jadi kurang bisa menikmati filmnya. Tapi mungkin itu juga karena kami memang penonton yang ribet dan alih-alih menonton dengan tenang malah sibuk menggunakan logika. Sesuatu yang tidak seharusnya digunakan kalau menonton filmnya Nayato Fio Nuala.

Salah satu hal yang cukup mengganggu adalah seringnya hantu-hantu itu muncul. Muncul sekali-dua kali mungkin tidak masalah, tapi jika terus menerus muncul di tempat yang mudah ditebak jadinya efek seramnya malah hilang. Tersisa efek kaget (bukan efek seram) saja yang dihasilkan oleh efek suaranya. Saya malah sibuk menebak-nebak di mana dan kapan lagi hantunya akan muncul, dan hampir 100% tebakan saya benar.

Akting para pemain di film ini juga tidak terlalu membantu. Datar, kaku dan entahlah, rasanya kurang pas saja. Beruntung masih ada Jordy Onsu yang berperan sebagai Piyu serta Reymond Knuliq yang berperan sebagai satpam bernama Bang Jono. Mereka berdua bisa berakting dengan natural meski saya belum mengerti kenapa Ruben Onsu harus sering berbicara dalam bahasa Thailand dan apa substansinya untuk film ini.

Kenapa harus berbahasa Thailand?
Kenapa harus berbahasa Thailand?

DILARANG MASUK memang bukan film terburuk Nayato Fio Nuala, masih ada film hasil besutannya yang lain yang lebih buruk dari ini. DILARANG MASUK bukan film yang buruk tapi jelas bukan juga film yang bagus. Setidaknya film ini tidak cocok buat saya karena pasarnya memang buat anak-anak ABG. Saya saja yang salah masuk.

Selama pemutaran film pun studio masih dipenuhi oleh suara tawa dan teriakan kaget dari para penonton yang sebagian besar memang masih ABG. Artinya anak-anak seumuran mereka masih bisa menikmatinya. Jadi kalau Anda seumuran mereka, silakan saja menantikan penayangan film ini tanggal 24 Maret 2016 nanti di bioskop-bioskop tanah air. Kalau buat saya, film ini not my type. Itu saja. [dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (2)

  1. Hahaa..lucu reviewnya.
    Sepertinya sesuai kata hati banget ini.

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.