FilmReview

A Separation, Beratnya Sebuah Perpisahan

Poster film A Separation
Poster film A Separation

Sebuah film yang membuat saya terhenyak di akhir. Sebuah film yang bisa jadi film terbaik pilihan saya tahun 2014 ini.

Perpisahan kadang mendatangkan masalah, disadari atau tidak. Itu juga yang terjadi pada keluarga Nader dan Simin. Setelah 14 tahun berumah tangga, akhirnya kedua warga Teheran, Iran itu memutuskan untuk berpisah. Simin sang istri meninggalkan apartemen mereka, membiarkan Termeh putri satu-satunya untuk hidup bersama ayahnya dan kakeknya yang menderita alzheimer. Karena Nader hanya tinggal bertiga dengan putri dan ayahnya yang sakit maka dia butuh orang untuk membantunya, minimal merawat sang ayah saat dia bekerja dan putrinya sekolah.

Lalu datanglah Raizeh, seorang ibu dengan putri kecil dan orok di janinnya. Raizeh datang atas rekomendasi Simin yang kenal dengan sepupunya. Kebetulan Raizeh juga butuh uang setelah suaminya yang temperamental, Hodjat baru saja dipecat dari tempat kerjanya dan terbelit utang. Di hari pertama Raizeh sudah kerepotan mengurus ayah Nader yang menderita alzheimer, belum lagi karena jarak dari rumahnya ke apartemen Nader yang sangat jauh ditambah dengan kondisi kehamilannya yang masuk bulan keempat. Raizeh berniat berhenti dan mengajukan Hodjat suaminya sebagai pengganti. Tapi Raizeh minta semua itu dirahasiakan karena dia tahu Hodjat pasti marah kalau tahu dia bekerja untuk Nader.

Sayang Hodjat batal untuk menggantikan Raizeh, dia lebih dahulu berurusan dengan penagih utang tepat di hari yang dia janjikan untuk mulai bekerja. Raizeh akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya. Di sinilah masalah dimulai.

Sebuah masalah membuat Nader naik pitam dan mengusir Raizeh. Dalam suasana tegang Nader mendorong Raizeh dan belakangan dia sampai keguguran. Hodjat sang suami tidak terima dan melaporkan Nader ke polisi dengan tuduhan pembunuhan, alasannya karena bayi di perut Raizeh sudah berumur 4 bulan dan sudah bernyawa. Di sinilah konflik utama film ini mulai tersaji.

?****

A Separation adalah film Iran produksi 2011. Sejak pertama kali dirilis film ini sudah mulai memanen beragam penghargaan dan review positif dari para reviewer. Setahun kemudian Academy Award mengganjarnya dengan penghargaan sebagai film asing terbaik. Di laman Rotten Tomatoes film ini diberi rating 99%, rating yang sangat jarang diraih film manapun.

Film ini dibuka dengan adegan yang tidak lazim. Kamera menyorot Nader dan Simin yang duduk berdampingan, menit berikutnya yang terjadi adalah dialog antara Nader, Simin dan hakim yang duduk di belakang kamera. Adegan yang sangat biasa tapi tentu saja butuh kualitas akting yang tidak biasa dari para pemerannya. Bayangkan, selama beberapa menit mereka berdua seakan-akan berbicara pada kita penontonnya dengan ekspresi dan mimik yang terjaga.

Plot dalam film ini sebenarnya biasa saja, tidak ada yang terlalu istimewa. Pun dengan konfliknya yang sebenarnya tidak terlalu istimewa. Meski begitu, penggarapannya pantas diberi kata istimewa. Kamera berjalan dengan natural, dengan sudut pengambilan gambar yang rapi dan sangat nyaman dipandang. Kamerapun kadang shaking sesuai adegan dan berhasil membawa penonton sangat dekat dengan cerita. Akting pemerannya? Tidak usah ditanya, semua tampil sangat natural dan apa adanya.

Film berdurasi 123 menit ini membawa banyak sekali pesan yang sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan kita. Sebuah perpisahan dalam rumah tangga kadang memang mempengaruhi banyak hal, dalam A Separation pengaruh itu bahkan hadir dalam sebuah masalah yang mungkin tak terbayangkan sebelumnya. Konflik yang sederhana dengan muatan yang tidak sederhana membuat saya betah menanti akhir dari A Separation.

Satu lagi, ending film ini sontak membuat saya (dan beberapa teman yang sama-sama menonton) sampai berucap: Apa? Selesai? Cuma segitu? Iya, endingnya memang tidak terduga dan dibiarkan menggantung. Mungkin maksudnya supaya membuat kita para penonton memikirkan sendiri apa pesan yang dihadirkan lewat ending menggantung dan pesan yang hadir lewat gambar di akhir film. Buat saya, kehidupan dan masalah di dalamnya memang tidak akan pernah berakhir. Selalu akan ada masalah yang hadir dan mungkin masalah lama akan berlanjut. Itulah kehidupan.

2014 baru berjalan selama 4 bulan, tapi setidaknya saya sudah menemukan satu film terbaik sejauh ini. Mungkin satu yang terbaik di tahun 2014 ini. [dG]

 

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.