Random Post

[diskusi] apa klasifikasi blogger yang baik ?

Apa motivasi anda menjadi seorang blogger ?. Sekedar mencari “teman curhat”, mencari ajang etalase diri, atau ingin mencari corong baru yang independent untuk menyuarakan sesuatu yang mungkin tidak tidak terakomodasi oleh media-media mainstream ?, atau mungkin anda punya motivasi sendiri untuk menjadi seorang blogger ?.

Minggu lalu sempat terjadi perdebaran seru di milis Panyingkul! dan milis Blogger Makassar tentang bagaimanakah sebenarnya seorang blogger yang baik itu ?. Awal munculnya diskusi ini dipicu oleh keresahan kak Lily, editor http://panyingkul.com yang meresahkan masih banyaknya blogger yang kurang aware terhadap luasnya spektrum kebermanfaatan dari sebuah new media yang bernama Blog. Beliau meresahkan masih banyaknya blogger yang kemudian hanya berpuas di wilayah comfort zone dengan hanya memanfaatkan blog sebagai media curhat dan narsis.

Keresahan kak Lily ini kemudian mendapat tanggapan dari beberapa blogger yang masih merasa berada di comfort zone tersebut. Beberapa blogger menganggap kalau blog itu adalah rumah mereka, mau diisi apa saja terserah mereka. Soal apakah dianggap dianggap hanya narsis dan “kosong tak berisi” itu urusan para pembaca, toh tak ada aturan yang menggariskan tentang aturan content pada sebuah blog.

Diskusi menjadi panjang dan cukup seru. Kak Lily dengan panjang lebar memaparkan alasan-alasan di belakang keresahannya. Di sisi lain, Rara mewakili para blogger “biasa” yang menganggap kalau blogger tak perlu harus tunduk pada kaidah-kaidah jurnalistik untuk mengisi blog mereka. Rara dan beberapa teman blogger lainnya tetap berpegang pada aturan tak tertulis bahwa blog adalah media interaksi dan ekspresi, setiap pemilik blog tidak bisa dipaksa untuk mengikuti suatu aturan soal gaya penulisan atau tema-tema yang diangkat.

Di mana posisi saya dalam diskusi ini ?. Saya memang tidak ikut secara langsung dalam diskusi tentang blog dan blogger ini, cukuplah saya hanya menjadi pembaca setia saja. Di akhir diskusi saya kemudian membuat kesimpulan sendiri.

Tak yang salah dari kedua kubu. Kak Lily dengan latar belakangnya sebagai jurnalis yang kritis tentu sangat menyayangkan bila blog kemudian hanya berhenti sebagai sebuah media tempat curhat, memamerkan diri atau memamerkan cerita yang mugkin tidak bisa menyentuh pihak lain. Kak Lily dengan gamblang memaparkan betapa besar spektrum kebermanfaatan dari sebuah media bernama blog. Suatu hal yang memang sungguh sayang untuk dilewatkan begitu saja.

Di kubu lain, Rara dengan latar belakang bukan jurnalis atau penulis memandang blog sebagai tempat paling tepat mengaktualisasikan dirinya tanpa perlu mematuhi berbagai kaidah-kaidah jurnalistik ataupun aturan-aturan dasar penulisan. Bagi Rara, blog yang baik bukan hanya dinilai dari “tulisan yang baik”, blog yang baik adalah blog yang jujur dan apa adanya tanpa perlu dibebani berbagai agenda-agenda yang berat.

Sebagai seorang blogger, saya masih termasuk sebagai blogger yang masih lalai dalam memanfaatkan spektrum kebermanfaatan blog yang demikian luas. Awarness saya terhadap kehidupan sekitar juga masih minim, jangan bicara soal kaidah jurnalistik, masih sangat jauh. Dalam beberapa postingan di blog saya, kesan narsis masih bisa diraba, bahkan mungkin masih ada beberapa yang kosong dan tak bermakna.

Tapi saya tidak mau berhenti sampai di sini. Saya menyadari spektrum kebermanfaatan blog yang sangat luas. Sayang rasanya bila zona itu tidak saya jamah. Saat ini, menulis dan “memamerkan” hasil tulisan bukan lagi hal yang sulit. Situs penyedia blog dengan gratis sudah tersedia dengan berbagai nama dan macamnya. Membuat blog sama mudahnya dengan membeli martabak di pinggir jalan. Tak ada kesulitan bagi kita untuk menjadi penulis.

Nah, kemudahan ini alangkah sayangnya bila tidak dimanfaatkan. Ada yang bilang, mulailah menulis tentang sesuatu yang ringan, sesuatu yang anda sukai. Memang benar, bagi orang yang kurang suka menulis, mencatatkan agenda keseharian yang ringan tentu bisa menarik minat untuk mulai menjadi seorang blogger.

Curhat atau narsis di blog sendiri tentu bukan sebuah dosa. Tapi apa iyya kita hanya akan berhenti sebagai tukang curhat dan narsis saja ?. Alangkah baiknya bila kita mampu mengolah curhat atau narsisme itu menjadi sebuah hal yang bisa menggerakkan orang lain atau syukur-syukur bisa berguna bagi orang banyak.

Salah satu blog personal yang paling sering saya kunjungi adalah blog-nya pak Amril (http://amriltgobel.net ), isinya mungkin hanya curhat, narsis atau cerita sekitar kehidupan pribadi beliau. Tapi dengan teknik penulisan yang bagus, cerita sederhana tersebut bisa dirangkai menjadi sebuah cerita yang menarik dan bermakna bagi orang banyak. Saya menempatkan blog beliau sebagai contoh kalau tema-tema ringan yang dipadu dengan kemampuan menulis yang baik bisa juga menjadi sebuah kekuatan tersendiri.

Saya teringat kata-kata pak Budi Putra pada talkshow tentang blog minggu lalu. Beliau menekankan bahwa masa depan blog berada pada konten. Untuk menjadi seorang blogger yang baik, jadilah diri sendiri. Tapi tentu saja dalam hidup ini kita tidak boleh cepat berpuas diri. Semua orang tentu ingin “naik kelas”, meningkatkan kemampuan dengan tidak puas dan berhenti dengan pencapaian hari ini. Singkatnya bagi saya, semua blogger punya kapasitas untuk menjadi “penyampai berita”, menjadi penggerak dan pendobrak sesuai jalur masing-masing. Potensi yang sayang untuk kita sia-siakan.

Sekarang kembali kepada diri kita sendiri, apakah ingin menjadi blogger yang cepat berpuas diri atau berminat menjadi blogger yang mampu memanfaatkan semua potensi yang disediakan oleh blog. Semua kembali kepada kita, yang penting kita sudah memilih menjadi blogger dan menjadi orang yang mencatatkan sejarah, setidaknya sejarah bagi kita sendiri. Sepanjang kita bisa bertanggung jawab pada isi blog kita, saya yakin tak ada yang salah.

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (5)

  1. wah… jadi postingan 😀

    Biar blogger itu sendiri yang menentukan, kapan harus “naik kelas”
    Masih ada cara yg lebih bijak dan menarik untuk menyampaikan misi yang kita punyai hingga target tergugah hingga seperti dihipnotis

    Biarkan semua berjalan secara alami berdasarkan prioritas masing-masing

    demikian dari saya *tiba-tiba cerdas*

    btw ndak ada pi link-ku *merana dipojokan*

  2. Hahahaha..
    Kecolongan deh, padahal saya mau angkat juga diskusi ini di blogku. Rencana setelah hari AIDS kemarin 😀

    Satu hal yg selalu dilupakan para penulis dan jurnalis 🙂
    Membuat blog memang mudah, mengelolanya yang susah, apalagi kalau ingin mendapat banyak komentar dari banyak pembaca hehehe..

    Hayo, gimana pengalaman setelah utak atik blog beberapa hari terakhir? :p

  3. sama ji saya, cuma jadi pembaca di milist 😀
    menurutku, semua tergantungji dari motivasi kenapa orang ngeblog. btw, harus tong di tau sebelumnya sejarah mengenai blog, adaji ceritanya di http://enda.goblogmedia.com/apa-itu-blog.html dan http://enda.goblogmedia.com/8-sebab-utama-memiliki-weblog.html

    saya belum terlalu jelas dengan pengertian menggerakkan di sini. apa menggerakkan yang berarti isi postingan harus dapat mempengaruhi dan merubah pola pikir sesorang, supaya berbuat seperti apa yang kita harapkan?
    saya lebih cenderung melihat setiap postingan blog ada pesan yang ingin disampaikan. walaupun isinya tentang pribadi semata si pemilik blog atau dengan kata lain curhat. setidaknya kita dapat belajar bagaimana kita memandang satu persoalan jika dihadapkan pada kasus yang sama.
    itu ji yang saya tau kodong.

    oh iya, ini blog yang punya jurnalis, tapi mereka lebih cenderung menulis keseharian mereka termasuk mi itu dengan kegiatan meliputnya dengan bahasa yang lebih ringan. dan disitu selalu ada pesan, termasuk mi juga bagaimana mereka mempengaruhi emosi pembacanya (kenapa sa lebih suka istilah ini daripada kata menggerakkan itu di’).
    ochan –> http://www.halamanrawa.blogspot.com
    atta –> http://www.negeri-senja.com
    okke –> http://www.sepatumerah.net
    masih banyak lagi, yang paling banyak itu dari trans tv kalo gak salah, teman-temannya ochan kali 😀 trus ada satu lagi dari rcti, lupa ma alamat blognya, kalo tidak salah pake nama morningdew ^_^

    ps. buat rara, kalo mo dapat pengunjung banyak kayak tiaralestari.blogspot.com saja hehe… tapi ni orang postingannya jauh berubah ya dari awal-awalnya. sedikit atau tidak pasti dipengaruhi dari blogging juga hehe…

    salam

    =======================
    tambahan, iseng googling kata narcis, nemu halaman ini http://www.answers.com/topic/what-are-the-characteristics-of-a-narcissistic-personality

    jadi blogger narcis adalah……

  4. Selamat dulu ces, atas rumah baru………. mestinya aku juga di link karena waktu terima hadiah hostingan ini aku yang jad wakilnya.
    Mengenai tentang kelas blog say sependapat dengan ntan, bahwa kita pada dasarnya selalu ingin naik kelas. Tapi setiap orang punya prioritas yang bebeda dalam hidupnya, jadi yang mau naik kelas blognya silahkan belajar dengan lebih rajin, yang masih mau senang silahkan manfaatkan waktu yang tersisa dan blog : voice of freedom, tentunya gayanya juga bisa bebas merdeka, mau menggerakkan orang silahkan mau senang senang aja silahkan.
    Yang penting kata om ipul selamat karena udah punya blog…
    Bravo inter…..*provakasi juga ces*

  5. adhi adhi, bukan saya yang mau pengunjung banyak kok hahaha.. kebetulan saja krn lama ma ngeblog jadi pengunjung blogku banyak *bukan nyombong nah*
    eh ochan transtv sudah pindah blognya tuh ke halamanrawa.wordpress.com

    *halah jadi numpang diskusi di comment system-nya dg ifool 😀

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.