Random Post

Di Radio

image source : franceengland.com

Tiga hari ini saya punya kebiasaan baru selama jam kerja. Mendengarkan radio.

Saya sudah lupa kapan terakhir kalinya mendengarkan radio secara intens. Sejak mengenal teknologi MP3 dan punya komputer saya sudah meninggalkan kebiasaan mendengarkan radio. Apalagi karena di kantor, tempat di mana saya menghabiskan banyak waktu sehari-hari tidak ada radio. Jadi kloplah. Saya biasanya hanya mendengarkan radio sepintas lalu saat menumpang mobil.

Kenapa 3 hari ini saya jadi rajin dengar radio lagi ? Awalnya karena salah seorang teman bernama Keyka baru saja dapat kerjaan sebagai penyiar radio di sebuah radio lokal. Sehari sebelum siaran, Keyka menebar pesan ke seluruh koneksinya di internet, memberi tahu kalau dia akan siaran jam 12 sampai jam 2 siang. Nah, ramailah kami kawan-kawannya kemudian bersiaga di waktu ketika Keyka siaran. Satu persatu kemudian mengirim pesan meminta diputarkan lagu pilihannya. Saya memilih mendengarkan radio via streaming.

Saya tidak ketinggalan. Awalnya iseng saja, saya menekan tuts di HP dan mencoba meminta diputarkan satu lagu dari Pearl Jam. Sebagai kota yang jauh dari ibukota dan sebagai penggemar band yang sudah tidak berada di lingkar mainstream lagi, mendengarkan Pearl Jam di radio adalah sebuah hal yang langka. Apalagi, saya memang jarang mendengarkan radio.

Eh, dari iseng itu saya tidak menyangka kalau ternyata request saya dikabulkan. The Fixer meluncur mulus didahului dengan sapaan. Sejenak saya merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang dulu, duluu sekali pernah saya rasakan.

Tiba-tiba saya teringat masa berseragam putih abu-abu, saat radio masih jadi ujung tombak peredaran dan promosi lagu-lagu baru. Kala itu, menelepon ke stasiun radio, meminta diputarkan lagu pilihan plus mengirim salam kepada teman segeng adalah sesuatu yang dinanti-nantikan. Ketika lagu kita diputarkan sang penyiar didahului dengan salam, ah rasanya sungguh senang luar biasa, apalagi jika berikutnya ada balasan kiriman lagu dan salam dari teman yang lain.

Nah, rasa senang ketika lagu request kita dikabulkan plus nama kita disebut sang penyiar kembali merebak 3 hari yang lalu. Apalagi karena lagu yang diputarkan adalah lagunya Pearl Jam, lengkap sudah. Aneh juga, padahal setiap hari saya pasti memutar lagu-lagu Pearl Jam karena 98% dari isi playlist di Winamp semua berisi lagu-lagu Pearl Jam.

Nah, sejak hari itu saya kemudian meninggalkan kebiasaan memutar MP3 untuk menemani jam kerja, berganti dengan mendengarkan radio via streaming. Saya jadi ingat kata-kata seorang teman yang juga mantan penyiar radio, Iqko. Kata dia salah satu hal menarik dari radio adalah karena adanya penyiar. Benar juga, adanya selingan suara penyiar membuat radio berbeda dengan playlist MP3 yang kita buat sendiri. Penyiar bagi saya memberi sentuhan personal pada kehadiran radio, berbeda dengan list MP3 player yang kita buat sendiri, kesannya lebih dingin dan tidak ada interaksi.

Seorang teman menambahkan lagi. Katanya, radio ada unsur surprisenya. Berbeda dengan list MP3 yang kita buat sendiri di mana kita bisa menebak kira-kira lagu apalagi yang akan muncul setelah lagu ini selesai, meski kita sudah mengaturnya pada posisi shuffle. Sekali lagi saya membenarkan pendapatnya.

Dua unsur yang saya sebut di atas kemudian saya genapi dengan kenyataan kalau radio memberi banyak informasi baru dan update, melengkapi informasi yang bisa kita dapatkan lewat internet. Jadi, lengkap sudah alasan saya kenapa 3 hari ini selalu memilih radio dengan saluran yang berbeda-beda untuk menemani jam kantor saya. Entah sampai kapan, karena mungkin sebentar lagi saya akan kembali ke kebiasaan lama. Memasukkan lagu Pearl Jam pada 98% dari playlist saya.

Bagaimana dengan anda ? Kapan terakhir kali mendengarkan radio ?

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (11)

  1. radio apa dulu neh??klo radio tape udah so last year bgt ga pernah deh…klo di hp,,,sekitar setahu yg lalu sejak ganti hp yg ga da radio,,now sering dengernya radio streaming euy lumayan buat tombo kangen kampung halaman :p

    • jadi, bersyukurlah ada radio streaming..jadinya bisa tetap dengar radio kampung halaman meski jauh di seberang lautan..:)

      makasih sudah mampir

  2. bulan lalu saya sempat kembali pada kebiasaan mendengarkan radio. memang sih, unsur surprise dan penyiar memberi warna sendiri yang membuatnya tak lekang ditelan zaman.

    98% pearl jam?? pasti 2%nya F4 dong ya! hihihi

  3. ih, sama!
    beberapa hari terakhir saya menemukan hiburan baru, yaitu dengar radio. hahaha. meskipun kesannya jadoel tapi sesuatu yang baru saja dilakukan lagi mempunyai daya kejut tersendiri.
    sambil dengar radio, saya men-tweet-kan beberapa review abal-abal tentang lagu yang diputar, atau nge-tweet tentang pendapat dan perasaan saya selama dengar radio, untuk mudahnya liat saja #radio *numpang promo*
    😀

  4. radio2 di samarinda payah, pul, kalo gak iklannya banyak, ya ajang kirim2 salamnya yg bejibun, halaaah kapan lagunya hahaha

    • Wah, masak sih mbak..?
      kalau begitu dengerin radio via streaming aja..bisa milih koq
      🙂

  5. hehe iya…
    sama-sama mampirlah ke rumah maya sy,,,ntar dibikinin teh deh hehehe

  6. hehe iya…
    sama-sama mampirlah ke rumah maya sy,,,ntar dibikinin teh deh hehehe

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.