Random Post

Descending

 

Bertahun-tahun mengenal dan kemudian akrab dan intim dengan band bernama Pearl Jam akhirnya mengguratkan banyak catatan-catatan di sepanjang perjalanan itu. Sampai tahun 2007 kemarin, Pearl Jam secara resmi sudah merilis 8 buah album dengan ratusan lagu.  Entah lagu yang memang termuat dalam album resmi mereka maupun lagu-lagu yang hanya dirilis lewat jalur single.

Dari kedelapan album Pearl Jam, saya mencoba mengurutkan album-album mereka berdasarkan pada seberapa besar album tersebut mempengaruhi rasa sukaku.

Berikut daftarku.

Yield (1998)                                      

Wow yeah…album ini serasa punya sentuhan magis untuk saya. Pertama mendengarnya memang ndak langsung suka mengingat Yield ini termasuk album Pearl Jam setelah melewati masa transformasi dari status sebagai band hype yang lebih komersil menjadi band yang idealis dengan konsekuensi kehilangan popularitas dan fans.

Nomor-nomor kesukaan saya di album ini adalah All Those Yesterdays, In Hiding, Push Me Pull Me, Wishlist, Faithfull, Given To Fly, Do The Evolution..ah, pokoknya semua lah..

Makna dari lagu-lagu ini sangat terasa dan tambahan lagi, aku sangat menikmati aroma Jack Irons di album ini. Drummer ketiga Pearl Jam ini memang memberi sentuhan khas yang unik di dua album yang dikawalnya.

Saya tidak terlalu mengerti tentang teknik bermusik, tapi Jack Irons langsung mencuri perhatianku setelah kemunculannya di No Code, 2006. Ex drummer Red Hot Chili Peppers ini punya sentuhan magis, dan saya menyukainya..

No Code (1996)

Pemunculan perdana Jack Irons menggantikan Dave Abrusezze, dan luar biasa…gebukan drum di album sebelumnya yang selalu dikawal oleh Dave Ab dengan gaya yang liar dan sangat bertenaga tiba-tiba tergantikan oleh sebuah gaya yang lain. Lebih kalem namun tetap luar biasa.

Nomor-nomor kesukaanku di album ini adalah : Red Mosquito, Hail-Hail, In My Tree, Sometimes, Lukin dan Mankind. Di sini memang terasa sekali perbedaan Pearl Jam dibanding 3 album sebelumnya. Pearl Jam nyaris muncul sebagai sebuah band yang “lembut” dan kehilangan aroma grunge-nya.

No Code adalah lanjutan turning point bagi mereka setelah era Vitalogy. Mencoba menjadi diri mereka sendiri, dengan idealisme mereka sendiri tanpa takut kehilangan fans dan gelimangan dollar dari hasil penjualan album. Fans yang tetap bertahan setelah era No Code boleh dikategorikan sebagai die hard fans, para fans yang telah lulus saringan dan betul-betul mengerti hakikat bermusik para personil Pearl Jam..

Ten (1991)

Hell yeah…ini album pertama mereka dan album pertama Pearl Jam juga yang saya dengar. Album ini penuh dengan kemarahan, kemurungan dan balada menyedihkan. Sebagian besar lagu-lagunya masih bertemakan penderitaan secara individual, belum terlalu melebar ke berbagai aspek sosial yang lebih luas.

Nomor-nomor favoritku di album ini adalah : Black, Even Flow, Once, Go, Porch, Release..ah, sebenarnya sih semua lagu di album ini saya suka. Aroma “yang muda yang memberontak” sangat terasa di album ini.

Teriakan-teriakan penuh amarah dari Eddie Vedder, sayatan-sayatan gitar dari McCready, betotan bass dari Ament dan gebukan penuh semangat dari Dave membuat album ini menjadi album yang paling me-representasikan semangat grunge waktu itu.

Riot Act (2002)

Perlu waktu lama bagi saya sebelum sepenuhnya menyukai album ini. Riot Act adalah album yang “dewasa” dan seakan meneruskan tradisi baru Pearl Jam untuk menghasilkan musik yang tidak terlalu ear catching.

Nomor-nomor kesukaan saya dia album ini adalah : Can’t Keep, Save You, I Am Mine, Cropduster, Greeen Disease, dan Bushleaguer.

Paduan antara musik dan liriknya menghasilkan harmonisasi yang luar biasa. Lirik dan perspektif isi yang dikandung di dalamnya juga lebih luas dan mempertegas tradisi pasca album Ten yang menghadirkan sebuah lagu dengan range kritikan yang lebih lebar.

Vs (1993)

Di album ini Dave Ab tampil menggila. Semangatnya menggebuk drum sangat terasa dan ini membuat Vs juga menjadi album yang cukup liar dengan aroma grunge yang masih kerasa.

Nomor favoritku di album ini adalah : GO, Daughter, Rearviewmirror, Rats, Indifference dan Dissident. Hmmm…mengingatkan aku pada banyak hal..

Pearl Jam-Avocado (2006)

Ini juga bukan album yang langsung nempel. Saya butuh pengulangan berkali-kali sebelum mampu meraba kenikmatan di album bersampul gambar buah avokat ini.

Nomor favorit saya di sini : World Wide Suicide, Life Wasted, Gone dan Marker in The Sand.

Sekarang lagu World Wide Suicide yang merupakan kritikan terhadap kebijakan perang Amerika Serikat di Iraq adalah salah satu “lagu wajib” setiap harinya.

Vitalogy (1994)

Album yang aneh. Itu yang pertama muncul di kepalaku waktu pertama kali menyimak isi album ini. Walhasil album ini butuh waktu yang lama untuk dicerna sebelum bisa sepenuhnya kunikmati.

Banyak hal-hal “aneh” di album ini. Termasuk beberapa eksperimen dari para anggota band. Materi lagunya juga banyak yang “tidak biasa”, sehingga para penggemar setengah-setengah mungkin memilih untuk lari dari Pearl Jam. Saringan utama Pearl Jam dalam menjaring fans yang asli.

Lagu favoritku di album ini : Corduroy, Immortality, Betterman, Spin The Black Circle dan Not For You.

Binaural (2000)

Wah..wah..inilah album yang sampai sekarang belum terlalu nyantol di kepalaku. Selepas Yield memang ada aroma yang tak lazim di album ini. Mungkin semacam transisi lanjutan bagi para member Pearl Jam sebelum kembali menemukan jalan mereka pasca album ini.

Lagu kesukaanku di album ini : Soon Forget, Thin Air dan Light Years..

Yah, itulah daftar album-album Pearl Jam yang saya susun berdasarkan rasa suka walaupun sebenarnya gap antara satu album dengan album lainnya sangat sedikit karena bagaimanapun hasil karya Vedder dkk. bagi saya adalah hasil karya yang luar biasa..

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.