Makassar

Cap Go Meh Yang Membleh

Klenteng

Kamis ( 17/2) saya dengar informasi dari radio kalau beberapa kota di Indonesia sedang mempersiapkan puncak acara perayaan Cap Go Meh. Kedengarannya menarik karena setahu saya puncak acara cap go meh biasanya memang dirayakan besar-besaran setiap tahunnya.

Cap go meh sendiri setahu saya adalah puncak acara tahun baru Tionghoa yang dirayakan persis dihari ke 15 setelah perayaan tahun baru imlek. Tiap-tiap daerah biasanya punya acara yang berbeda-beda menyambut Cap Go Meh ini, di Makassar sendiri setahu saya tiap tahunnya ada acara semacam ?arak-arakan dan pesta budaya.

Berbekal pengalaman tahun lalu itulah saya kemudian mencoba mencari tahu tentang puncak acara Cap Go Meh di Makassar, pikir saya lumayanlah untuk hunting foto. Sayangnya informasi yang saya dapat kurang maksimal, hanya ada beberapa orang teman di milis AM yang memberitahu kalau malam harinya akan ada puncak perayaan di jalan Sulawesi yang merupakan pusat daerah pecinan di Makassar.

Berbekal informasi itu maka malam harinya bersama teman-teman dari Anging Mammiri, ada Dg.Nuntung, Nanie, Anbhar, Erwin Rustam, dan belakangan ada Herman dan Tika, kami berkumpul di sekitar jalan Sulawesi. Sebuah panggung besar sudah ditempatkan di ujung jalan Sulawesi, sepanjang jalan sudah ditutup untuk persiapan perayaan Cap Go Meh. Beberapa tenda didirikan sepanjang jalan, isinya ragam pedagang makanan dan minuman serta beberapa aksesoris dan mainan.Ada juga beberapa panggung kecil dan tenda tempat adu uji ketangkasan. Pokoknya sangat mirip pasar malam.

Beberapa klenteng sudah mulai ramai oleh para peziarah yang ingin beribadah. Aroma dupa menyeruak memenuhi udara malam yang panas dan lembab itu. Warna merah menjadi warna paling dominan, semua kelenteng memasang lampu warna merah dan lampion yang tergantung di udara semua berwarna merah.

The Bird and The Lantern

Tak lama kemudian tabuh-tabuhan khas Tionghoa terdengar dari sebuah kelenteng. Kami bergegas ke sana, dari jauh sudah terlihat banyak orang yang berkerumun di depan kelenteng, nampaknya pertunjukan barongsai akan segera dimulai. Sayangnya karena terlambat merapat saya jadi tidak bisa mencari posisi yang pas untuk memotret, jadinya ya terpaksa memotret apa adanya.

Suasana makin lama makin ramai, udara panas makin terasa. Di depan kelenteng Xian Ma yang merupakan kelenteng terbesar di Makassar menyemut ratusan orang yang tertarik menyaksikan atraksi barongsai. Paduan suara tabuhan yang energik dan gerakan para penari barongsai dengan bau dupa benar-benar menandakan sebuah acara khas saudara kita yang beretnis Tionghoa itu.

Malam itu kami hanya berpindah dari satu atraksi barongsai ke atraksi barongsai lainnya. Makin lama suasana makin ramai, orang-orang mulai berdesak-desakan hingga akhirnya kami memutuskan untuk pulang saja. Lagipula tidak ada atraksi lain lagi yang menarik.

Buat saya acara malam itu tidak spesial, jauh dari harapan saya sebelumnya tentang sebuah acara yang menampilkan beragam kebudayaan khas Tionghoa dan Sulawesi Selatan. Begitu juga dengan deretan makanan dan minuman yang dijajakan.

Sebagian besar makanan dan minumannya juga ternyata bukan makanan dan minuman tradisional. Yang ada malah makanan modern sebangsa Pizza, cokelat dan makanan lainnya. Ini yang benar-benar di luar ekspektasi saya.

The kids and his cellphone

Saya kurang tahu dan kurang jelas juga, apakah parade budaya seperti tahun lalu tetap dilaksanakan atau tidak. Di sinilah saya melihat kekurangan dari pemkot Makassar. Seharusnya mereka bisa lebih pro aktif dan lebih rapih menata puncak acara perayaan Cap Go Meh ini. Seandainya mereka mau, acara ini tentu bisa dijual dan jadi sebuah tujuan wisata di Makassar. Entah kepada turis lokal ataupun dari luar. Bayangkan kalau mereka bisa bikin konsep yang jelas dan menjual kemudian didukung dengan promosi besar-besaran yang melibatkan banyak pihak. Tentu hasilnya juga akan memuaskan.

Intinya, perayaan Cap Go Meh tahun ini bagi saya lumayan memble, tak terlalu spesial dan menarik bagi kami warga yang sebenarnya ingin ikut merasakan atmosfir perayaannya meski bagi teman-teman beretnis Tionghoa, perayaan Cap Go Meh bagaimanapun pasti tetap berkesan.

Apapun itu, selamat tahun baru Imlek buat saudara-saudara dan teman-teman yang merayakan. Semoga tahun depan perayaan imlek dan Cap Go Meh makin meriah.

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (6)

  1. wah kalo di ambon saya kurang tahu malah ada perayaan Cap Go Meh atau kagak 😀

    arumbai lagi kopdar ni bang..

    • kalau komunitas Tionghoa-nya banyak, biasanya ada koq..
      cuma memang skalanya yang beda-beda

  2. ooh jadi atraksi utamanya cuma barongsai saja ya? wah, kirain ada ritual khusus gitu. semoga parade budayanya tetep jadi deh 🙂

  3. kalo dulu di tempat kelahiran saya…pasti selalu semarak..ada atraksi barongsai,

    • iyya, kayaknya kalo barongsai itu default ya..?
      harusnya ada yang lebih seru sih..setidaknya kebudayaan khas Tionghoa lebih diekspos

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.