Perjalanan

Lombok, 1000 Masjid dan MTQ

Islamic Center Mataram
Islamic Center Mataram

Lombok, pulau 1000 masjid menyambut MTQ tingkat Nasional. Silakan membayangkan bagaimana ramainya, termasuk lagu mars MTQ yang terus digemakan.

“I know moslem people always pray at 5 o’clock in the morning. But, it was 3 o’clock and they are scream together,” kata ibu Magdalena, wanita Spanyol yang kebetulan menghabiskan waktu di kota Mataram, Lombok tepat di bulan Ramadan.

Wanita asal kota Valencia itu mengaku tahu kalau muslim memang biasanya bangun pukul 5 subuh untuk sholat, tapi dia sama sekali tidak tahu yang namanya sahur. Tahu sendirilah, sahur biasanya dimulai di pukul 3 dini hari dan ditandai dengan teriakan membangunkan dari pengeras suara masjid.

“I am very scared. I don’t know why they are screamed about, but I thought it was tsunami,” lanjutnya. Teriakan bersamaan dari beberapa masjid yang sama sekali tidak dia tahu artinya itu membuatnya takut. Disangkanya teriakan itu adalah peringatan dini tsunami.

Ibu Magda-demikian panggilan akrabnya-baru merasa tenang ketika dia menelepon front office dan mendapat penjelasan.

*****

Kisah di atas diceritakan ibu Magda kepada saya dengan nada geli. Meski mengaku sudah sering ke Indonesia menemani suaminya yang bertugas sebagai pilot di sebuah maskapai penerbangan, ibu Madga baru sekali itu melewatkan hari di Indonesia tepat di bulan Ramadan. Serunya lagi karena beliau tepat berada di Mataram, satu kota di pulau Lombok.

Mataram memang terkenal sebagai kota dengan banyak sekali masjid. Pertama kali ke sana saya sudah terkaget-kaget melihat kota itu. Masjid hampir ada di mana saja, dan bukan masjid kecil. Rata-rata masjid yang cukup besar dengan menara menjulang tinggi dan kubah yang megah. Tidak heran kalau pulau Lombok juga dikenal sebagai pulau 1000 masjid. Di kota Mataram, masjid-masjid itu saling berdekatan dan bahkan ada yang berhadapan.

Nah mungkin saja ketika menginap di Mataram itu, ibu Magda menginap di hotel yang berada di antara beberapa masjid. Ketika waktu sahur tiba, masjid-masjid itu secara bersamaan berteriak lewat pengeras suara. Jadi, wajarlah kalau orang asing seperti ibu Magda kaget dan bahkan ketakutan. Dikiranya itu peringatan tsunami.

Lombok dan Islam memang sulit dipisahkan. Pulau yang mayoritas dihuni orang Sasak beragama Islam itu memang lekat dengan tradisi Islam. Selain masjid, pesantren juga banyak sekali bertebaran di sana. Ada satu kota bernama Kediri di Lombok Barat yang bergelar kota santri. Ketika melintasi kota itu, mata saya langsung menangkap pemandangan belasan anak muda yang berjalan-jalan dengan sarung, kemeja dan kopiah. Sementara perempuan muda berjalan dengan baju kurung, rok panjang dan penutup kepala putih sederhana. Benar-benar pemandangan kota santri seperti yang biasa kita lihat di layar kaca.

Akhir Juli kemarin saya kebetulan mendarat kembali di Lombok. Kedatangan saya bertepatan dengan pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional yang XXVI. Beberapa daerah yang jadi tempat pelaksanaan MTQ terlihat begitu semarak. Beragam spanduk dan baliho memenuhi jalan raya, isinya ucapan selamat dan sukses atas pelaksanaan MTQ di pulau Lombok.

Bukan cuma itu, lagu mars MTQ bergema di mana-mana. Dari pengeras suara masjid, kantor pemerintahan, toko swalayan hingga di sekujur hotel yang saya tempati.

“Gema musabaqah tilawatil Qur’an, pancaran Ilahi. Cinta pada Allah, nabi dan negara, wajib bagi kita…”

Suara itu terus menerus bergema hampir 24 jam. Saya lupa kapan terakhir kali mendengar lagu mars MTQ itu. Mungkin sudah belasan tahun atau bahkan lebih. Lagu itu dulu akrab di kuping setiap kali pelaksanaan MTQ Nasional digelar. TVRI sebagai satu-satunya stasiun televisi waktu itu selalu memutar mars MTQ setiap kali gelaran MTQ Nasional berlangsung.

Dan kini, lagu itu kembali saya dengarkan. Di kota Mataram, salah satu kota di pulau 1000 masjid.

Dua hari di Mataram, lagu mars MTQ itu mulai masuk ke dalam alam bawah sadar. Biasanya tanpa sadar saya bersenandung menyanyikan lagu itu. Ketika sadar saya jadi geli sendiri. Benar-benar ear worm. Sampai sekarang pun, lagu itu kadang masih hinggap di kepala dan keluar tanpa sengaja.

Bisa Anda bayangkan sendiri bagaimana suasana Mataram ketika MTQ tingkat nasional digelar. Di hari biasa saja suasana Islami sangat mudah ditemukan, apalagi ketika ada acara khsusu seperti MTQ. [dG]

Vlog tentang Lombok dan MTQ

 

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (1)

  1. Adis takdos

    Lombok bisa jadi kota religius juga.. Keren!

    Adis takdos
    travel comedy blogger
    http://www.whateverbackpacker.com

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.