Tempat Paling Menyeramkan di Bumi

Apa tempat paling menakutkan bagi Anda di bumi ini? Rumah berhantu? Buat saya bukan. Tempat paling menakutkan adalah penjara.

KALAU DITANYA; apa tempat paling menakutkan di bumi buat saya, maka tanpa ragu saya akan menjawab: penjara. Iya, penjara. Saya bukannya tidak takut dengan tempat-tempat yang kadang dianggap keramat atau dihuni mahluk halus, apalagi bekas tempat pembunuhan yang tidak terawat. Saya gentar juga, tapi saya pikir hantu itu “hanya” meneror dari sisi psikis saja dan tidak dengan raga. Jadi kalau punya psikologi yang kuat maka serangan hantu-hantu itu bisa ditepis, apalagi kalau iman kuat.

Tapi penjara? Penjara menyeramkan karena di sanalah mental dan fisik kita mendapatkan tekanan, gangguan, siksaan dan entah apalagi namanya.

Secara mental, semua manusia yang hidupnya harus berakhir di penjara akan kehilangan kebebasan – tentunya. Sebagian besar hidup harus dihabiskan di dalam bilik tak seberapa luas yang memisahkan dia dari dunia luar yang bebas merdeka. Belum lagi kondisi penjara di Indonesia yang over capacity, satu sel bisa dihuni lebih dari jumlah yang ideal. Silakan ucapkan selamat tinggal pada yang namanya privasi. Itu hanya omong kosong. Sama halnya dengan kata kenyamanan.

Siksaan mental akan semakin kerap mampir kalau Anda adalah orang yang tak punya apa-apa. Tidak punya kekuatan, tidak punya uang dan tidak punya rekanan yang bisa menjadi beking. Berhadapan dengan para kriminil yang haus darah dan aturan hukum rimba membuat yang paling kuatlah yang bisa memimpin, dan mereka yang lemah akan selamanya jadi keset atau paling untung jadi jongos.

Mereka yang tak kuat secara fisik bahkan seringkali jadi korban pelampiasan nafsu birahi. Nafsu seks adalah sesuatu yang alami buat manusia, dan ketika mereka berada dalam penjara maka melampiaskan pada sesama yang lebih lemah adalah salah satu solusinya. Tak peduli jenis kelaminnya sama.

Konon penjara juga punya kastanya sendiri. Pembagiannya menurut tingkat kesalahan si penghuni.

Kasta paling tinggi adalah mereka yang tertangkap karena menghilangkan nyawa orang. Utamanya mereka yang memang berniat membunuh atau mencuri dan merampok dengan kekerasan hingga menghilangkan nyawa korbannya. Merekalah yang menempati kasta tertinggi dan mendapat penghormatan dari penghuni penjara lainnya.

Di bawahnya ada kasta yang dihuni para pencuri tengik, preman pasar, pencopet kecil-kecilan atau penjahat kambuhan. Mereka yang berbuat jahat karena terpaksa atau masuk penjara karena tidak sengaja. Mereka memang bukan penguasa, tapi setidaknya masih mendapatkan hormat dari kasta di bawahnya.

Siapa penghuni kasta paling rendah? Mereka adalah para pemerkosa dan pelaku pelecehan seksual. Konon merekalah penghuni kasta terendah yang sama sekali tidak mendapat rasa hormat dari penghuni penjara lainnya. Kasta yang terendah dari yang terendah adalah mereka para pelaku kekerasan seksual pada anak-anak. Mereka adalah keset, hanya diinjak dan sama sekali tidak berhak mendapat penghormatan.

Saya pernah membaca cerita bagaimana pelaku kekerasan seksual itu mendapat siksaan dari sesama tahanan. Bulu kemaluannya dibakar hingga bau hangus tercium, belum lagi terkadang mereka harus rela lubang anusnya menjadi lebih besar setelah dipermak rekan-rekan sesama tahanan. Anda tentu tahu dipermak seperti apa yang saya maksud.

Catatan: kondisi di atas tentu saja adalah kondisi penjara laki-laki. Saya tidak tahu bagaimana kondisi penjara perempuan, mungkin hampir sama?

Penjara di Indonesia
(foto: Kompas)

Sebenarnya ada satu lagi kasta yang berada paling atas, di atas kasta para pembunuh dan perampok berdarah dingin itu. Kasta itu hanya dihuni sebagian orang yang di dunia luar punya uang dan kuasa yang besar. Entah itu pejabat yang kena korupsi atau bandar narkoba yang punya uang banyak.

Dengan uang dan kuasa itu mereka bisa membeli kenyamanan di penjara, membayar pengawal pribadi yang adalah penghuni kasta tertinggi, membeli sel khusus dan (mungkin) membayar petugas penjara agar dia tetap nyaman selama di dalam penjara.

Dari cerita beberapa teman yang bergelut di bidang hukum, penjara di Indonesia memang masih sangat buruk. Penjara tidak menjadi lembaga pemasyarakatan, justru jadi lembaga yang tidak memanusiakan manusia. Benar bahwa yang ditahan adalah para pelaku kriminal, tapi mereka juga tetap manusia yang butuh dimanusiakan, terlepas seberat apapun kesalahan mereka.

Lembaga pemasyarakatan alih-alih menjadi tempat membuat warganya jera, justru membuat sebagian dari mereka belajar meningkatkan keahlian kriminal. Masuk penjara sebagai pelaku pencurian ayam, berbulan-bulan kemudian sudah bisa keluar dengan pengetahuan baru mencuri sapi, atau bahkan lebih.

Belum lagi melihat bagaimana nyamannya para pelaku koruptor di dalam penjara, atau para bandar narkoba yang masih bisa tetap menjalankan bisnis mereka dari balik jeruji besi. Dalam kasus kaburnya ratusan tahanan di Pekanbaru, Riau baru-baru ini juga terungkap pengakuan warga tahanan yang konon menyetor sampai jutaan rupiah ke petugas penjara. Cerita soal pungutan liar untuk penghuni dan pembesuk juga sudah banyak beredar. Jadi rahasia umum meski sulit untuk dibuktikan.

Buat saya lengkap sudah alasan menjadikan penjara sebagai tempat paling menakutkan di muka bumi ini. Kehilangan kebebasan, kehilangan hak sebagai manusia, tertekan secara mental dan fisik. Sungguh hal yang menakutkan!

Mudah-mudahan hingga akhir hayat nanti saya tidak akan pernah mencicipi dinginnya hotel prodeo. Amit-amit jabang bayi. Jangan sampai ya Allah. [dG]