Pikiran

Negeri Yang Indah Dan Kaya

Satu Sisi Indonesia

 

Makin banyak jalan dan melihat ke dalam negeri ini, rasanya makin besar rasa cinta pada negeri berjuluk zamrud khatulistiwa ini.

Tahun 80an di satu-satunya stasiun televisi Indonesia ada sebuah film seri buatan dalam negeri. Judulnya ACI, akronim dari Aku Cinta Indonesia. Ceritanya tentang tiga orang remaja bersama kawan-kawannya yang bercerita tentang Indonesia. Film ini mungkin memang adalah bagian dari propaganda rejim orde baru, tapi judul film ini terus membekas hingga sekarang.

Saya lahir di negeri ini, dari sepasang orang tua yang juga lahir di tanah ini. Tumbuh dan besar di negeri ini tanpa sekalipun pernah menginjakkan kaki ke negeri seberang atau negeri yang lebih jauh. Hingga umur setua ini saya belum banyak mendatangi jengkal demi jengkal negeri ini. Pulau Sumatera, Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara dan Papua belum sekalipun saya injak. Negeri ini terlalu luas untuk bisa dijelajahi, tapi juga terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja.

Jumat hinga minggu kemarin ( 17-19/februari ) saya berkesempatan untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di bumi Borneo, pulau terbesar kedua di negeri ini. Pulau yang unik karena teritorinya dibagi untuk 3 negara, Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Pulau besar yang sudah lama ingin saya kunjungi, pulau besar yang sudah lama saya dengar tentang eksotisme dan ragam budayanya.

Tiga hari di kota Banjar Baru-sebuah kota sekitar 30km sebelah barat Banjarmasin-saya kembali membenarkan kalimat yang sering saya dengar, Indonesia memang kaya. Banjar Baru yang mayoritas dihuni suku? Banjar dan dilengkapi dengan beragam pendatang dari berbagai suku benar-benar menyajikan banyak harta yang melengkapi kekayaan Indonesia.

Saya disambut Kasturi, buah khas Kalimantan yang belum pernah saya dapatkan di pulau manapun. Telinga saya kemudian dimanjakan alunan musik Panting, musik khas Kalimantan Selatan yang menyejukkan. Saya dimanjakan jajanan khas Kalimantan Selatan yang eksotis, memanjakan lidah dengan ragam makanan yang berbeda dan tentu saja menikmati budaya lokal.

Indonesia bukan hanya Kalimantan, Indonesia juga bukan hanya Sulawesi dan Indonesia tentu saja bukan hanya Jawa yang sudah terlalu sering kita dengar. Indonesia membentang dari Aceh di bagian barat hingga Papua di bagian Timur.

Negeri ini memang terlalu indah dan terlalu kaya sehingga ada sebagian orang yang kemudian menjadi terlalu rakus dan memaksakan kantongnya terisi oleh kekayaan dari negeri ini. Mereka punya kuasa, mereka punya modal dan mereka kemudian menggabungkannya jadi satu dalam balut keserakahan. Tinggallah mereka yang tak punya apa-apa yang kemudian merenungi negeri ini sebagai negeri yang kaya tapi aliran kekayaannya seperti sungai yang mengalir ke satu arah saja.

Negeri ini memang kaya, tapi negeri ini juga jadi tempat bagi jutaan orang yang mengeluhkan kemiskinan dan mengutuki hidup. Negeri ini indah, tapi juga jadi tempat jutaan orang mengais tanah dan sampah hanya untuk sekadar menyambung hidup selama sehari.

Semakin banyak saya berjalan di setiap jengkal negeri ini, semakin saya sadari indah dan kayanya negeri ini. Semakin saya sadari juga betapa banyaknya warga negeri ini yang dikecewakan mereka yang menganggap dirinya pemimpin.

Negeri ini indah dan kaya, banyak dari kita yang mencintainya. Tapi negeri ini juga membuat banyak dari kita yang lebih memilih untuk menjejakkan kaki di negeri seberang atau negeri yang jauh di sana untuk menyambung hidup. Sebagian di antaranya tidak berniat untuk kembali lagi. Mereka tahu negeri ini indah dan kaya, tapi mereka juga tahu kekayaan negeri ini hanya milik beberapa orang saja.

Inilah Indonesia, negeri di mana saya lahir dan besar. Inilah Indonesia, negeri di mana saya berharap bisa menutup mata di atas tanahnya. Semakin saya jauh berjalan menyusuri setiap jengkal negeri ini semakin saya menyadari kalau saya mencintai negeri ini.

Negeri ini terlalu indah dan terlalu kaya.

[dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (15)

  1. itu fotonya daerah banjar ato kagak om?

    • iPul dg.Gassing

      hihi bukan, itu pemandangan di daerah Bantang. SulSel
      foto2 dari Banjar belum saya pindahkan nih

  2. kirain bakal membaca detail tentang Kalimantan, eh dia malah curhat.
    atau nanti postingan berikutnya berisi seri petualangan di bumi Banjar 1-5 ya?! *ngikik*

    • iPul dg.Gassing

      yo’i…tenang aja, ceritanya bakal panjang
      yang di atas ini sebagai pengantar aja

  3. ACI, kini dijadikan nama agenda rutin detiktravel dan menawarkan jalan-jalan gratis ke seluruh wilayah Indonesia. Tapi saya dulu ingatnya acara Anak Seribu Pulau, semacam Bolang zaman sekarang..

    • iPul dg.Gassing

      oh iyya..dulu yg mulai acara kayak begitu memang ASEP ( Anak Seribu Pulau :d )

  4. nah, tulisan seperti ini yang musti banyak kita (warga Indonesia)buat
    bahwa kita bangga hidup dan memiliki Indonesia 🙂

  5. seumur umur saya baru sekali menginjakan kaki di kalimantan, masuk dari pintu bandara supadio pada tahun 2010.

    borneo memang indah, tapi dari pandangan atas hanya terlihat lahan lahan terbuka 🙂

    • iPul dg.Gassing

      kemarin liat dari atas emang masih banyak tanah kosongnya..
      gak kayak Jakarta
      😀

  6. Cintailah negerimu lebih dekat..maka disitulah kita mendapatkan uniknya dan indahnya negeri ini 🙂

  7. suatu hari pengen juga ke kalimantan.

    liat foto yang paling atas pengen ke sulsel juga. hihihi 😀

  8. Memang negeri ini amat sangat kaya dan indah, hingga begitulah kelakuan beberapa pemimpin, saking kaya dan indahnya, ada pemimpin yg mabuk, apalagi mabuk dengan keindahan “Kupu2 Lebay”. sehingga melupakan bagaimana kekayaan ini dinikmati oleh bangsa ini secara merata. Aku jadi curiga, jangan2 pemimpin yg tidak adil ini memang tidak suka hal2 yg rata, jadi tak tega kalau membagi rata atau setidaknya membuat kebijakan agar kekayaan yg amat besar ini, semua bisa menikmati. Bukankah ini adalah anugerah dari Tuhan?. meski sekarang amat sulit dapat yg sumber daya alam yg gratis. Smoga, generasi yg tersisa, dapat memanfaatkan dengan baik sumber daya alam dgn baik. so, SADAMDA BASEMEN. 🙂

  9. agous shopyan

    Selamat Pagi Nusantara

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.