Pikiran

Ibu Dari Semua Kota

Jakarta dan Bundaran HI-nya

Seorang ibu jadi pusat kehidupan anak-anaknya. Itu jamak. Dan itu juga yang terjadi dalam sebuah negara. Ibukota selalu jadi pusat kehidupan kota-kota lain di negara tersebut. Begitu juga dengan Indonesia.

20 September 2012, Jakarta yang sudah jadi ibu untuk kota-kota yang ada Indonesia sedang panas. Hari itu digelar pemilihan gubernur, orang yang akan menentukan wajah ibu dari semua kota di Indonesia itu dalam waktu 5 tahun ke depan. Itu biasa, semua kota dan semua daerah di Indonesia sudah pernah menjalaninya. Namanya pilkada, pemilihan kepala daerah.

Tapi Jakarta berbeda. Dia adalah ibu dari semua kota yang ada di Indonesia-yah, saya kembali mengulang kata yang sama. Karenanya dia harus istimewa. Gelaran pilkada di Jakarta jadi contoh betapa istimewanya sang ibu kota. Seluruh Indonesia dipaksa untuk ikut menyaksikan apa yang terjadi dan apa yang sedang bergulir di ibu dari semua kota yang ada di Indonesia itu.

Jayapura, sebuah kota yang berada di timur negeri ini. Kota yang mungkin hingar bingarnya tak sampai 10% dari hingar bingar kota Jakarta. Kota yang jarang dipercakapkan kecuali bila sedang terjadi penembakan di sana. Jayapura jauh dari Jakarta. Butuh sekitar 6 jam perjalanan dengan pesawat untuk bisa mencapai kota itu dari Jakarta.

Tapi, meski jauh dan sama sekali tidak ada bandingannya dengan Jakarta kota Jayapura juga dipaksa ikut berdebar menantikan hasil pilkada DKI. Kenapa? Karena semua televisi nasional hanya menayangkan satu pilihan, hasil hitung cepat pilkada DKI. Di dunia maya juga begitu. Ramai orang mempercakapkan tentang pilkada itu, tentang datangnya gubernur baru.

Jakarta memang ibunya kota yang ada di Indonesia, jadi semua anak-anaknya harus menyisihkan perhatian pada sang ibu. Harus rajin menyimak apa yang terjadi pada sang ibu. Sang ibu sayangnya kadang kurang perhatian pada anak-anaknya. Sang ibu kadang hanya tahu bagaimana menyuruh anak-anaknya bekerja keras, kemudian sang ibu datang untuk mengumpulkan hasil kerja keras sang anak. Sang ibu butuh dana untuk mempercantik dirinya.

Kalau sang anak sakit? Ibu akan minta anaknya untuk menyembuhkan diri sendiri. Kalau sang anak ngambek dan meminta untuk keluar dari rumah sang Ibu? Ibu akan mengirimkan orang-orang berbadan kekar untuk memukuli sang anak.

Ah, kadang ibu dari semua kota di Indonesia itu memang kejam. Hanya meminta perhatian tapi kadang abai untuk memberi perhatian.

[dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.