Pikiran

Games Dari Masa Ke Masa

Age Of Empire, salah satu games favorit saya

Saya bukan gamers, meski sempat beberapa kali jatuh cinta pada beberapa permainan elektronik. Tapi harus saya akui kalau games sudah jadi sebuah budaya sendiri untuk masyarakat modern.

Pada hakikatnya permainan memang sudah jadi bagian hidup manusia. Dari jaman dahulu kala, ragam permainan sudah jadi bagian perkembangan budaya sebuah suku bangsa. Anak-anak mengenal beragam permainan tradisional yang jadi sebuah alat untuk bersosialisasi dan bergaul dengan sesamanya anak-anak.

Ketika jaman makin berubah dan ada sesuatu yang bernama teknologi, maka permainan juga mulai berubah. Dulu anak-anak mengenal permainan-permainan tradisional yang mengandalkan alat-alat bantu tradisional dan seadanya, sekarang dengan perkembangan teknologi jenis-jenis permainan itu mulai diganti dengan permainan yang memerlukan alat-alat modern.

Gimbot dan Ding Dong

Ketika kanak-kanak saya mengenal ragam permainan yang mulai menggunakan alat-alat yang (waktu itu ) dianggap modern. Orang menyebutnya gimbot yang saya kira adalah pengucapan dari game watch. Alat kecil dengan tenaga batere ini sudah jadi alat permainan yang cukup modern waktu itu. Satu game watch hanya berisi satu jenis permainan dan yang paling laku adalah tetris. Jenis lainnya ada cowboy yang saling menembak di bar, ada kapal selam yang menembak kapal laut dan pesawat tempur, dan beberapa jenis lainnya. Ada yang bahkan bisa dengan dengan lantangnya memaki kita pemainnya dengan makian : BEGO LOE !!

Game Watch atau Gimbot
Gimbot

Pemilik gimbot tidak telalu banyak, mungkin karena memang harganya yang agak mahal dan tidak gampang dijangkau. Peluang ini dimanfaatkan banyak mas-mas pedagang mainan anak-anak. Mereka membeli beberapa permainan gimbot yang kemudian dibawa keliling kampung dengan sepeda bersama barang-barang kebutuhan anak-anak lainnya.

Gimbot yang disewakan diberi tali untuk mencegah pencurian. Sistemnya berdasarkan permainan, satu permainan sampai game over dihargai beberapa rupiah. Pemain yang menyewa gimbot biasanya bermain sambil berjongkok, bila waktunya selesai atau game over maka mas-masnya akan menarik tali sebagai tanda untuk berhenti. Kalau masih mau main, silakan bayar lagi.

Selain gimbot, masa itu yang paling laku juga adalah permainan ding dong. Ini satu-satunya peninggalan games jaman dulu yang sampai sekarang masih bertahan. Mesin besar yang baru mau beroperasi setelah kita memasukkan beberapa koin untuk menyuapnya. Ada beberapa pusat permainan seperti itu di Makassar dan biasanya akan heboh dan berisik dengan suara mesin yang dipukul para pemainnya.

Nintendo, Sega dan PS

Awal 90an, game konsol masih jarang dimiliki. Merek yang terkenal tentu saja adalah Nintendo dan kemudian menyusul Sega dengan terobosan dan gambar yang lebih apik. Anak-anak akan sangat bangga kalau punya salah satu dari game tersebut, rumahnya bisa jadi tempat favorit dan perbincangan dari anak-anak lain di lingkungan ataupun di sekolahnya.

Logo SEGA

Generasi Playstasion kemudian datang dan membuat Sega apalagi Nintendo menjadi sangat ketinggalan. PS 1 dan kemudian PS2 dan terakhir PS3 adalah produk jaman modern yang membuai para gamers. Bisnis rental PS jadi bisnis yang berkembang pesat. Begitu mudanya menemukan rental PS di mana saja, apalagi di lingkungan perumahan yang padat. Anak-anak jadi begitu terbuai dan kadang menghabiskan berjam-jam dari waktunya untuk memelototi layar yang berisi permainan kesukaan mereka.

Game Komputer

Bicara game tentu tidak bisa lepas dari perkembangan komputer. Ketika pertama kali mulai akrab di telinga dan mata orang Indonesia sekitar awal 90an, komputer juga menjadi sebuah media subur untuk tumbuh kembangnya bisnis games. Ragam permainan yang ditawarkan membuat para gamers jadi betah duduk berjam-jam hanya untuk menyelesaikan sebuah permainan.
Para pengguna windows pasti akrab dengan solitaire, permainan kartu bawaan software punya Microsoft ini. Sifatnya yang sederhana tapi adiktif membuat solitaire banyak dimainkan orang, utamanya mereka yang sudah bisa dikategorikan sebagai bapak-bapak.

Perlahan-lahan game di komputer juga berevolusi menjadi makin modern dan hampir sama halusnya dengan game konsol. Beragam game bermunculan, dari yang adu kebut-kebutan di jalan raya, adu jotos di arena, adu kelihaian di lapangan bola sampai adu strategi di medan perang. Saya pernah begitu jatuh cinta pada game Age Of Empire dan menghabiskan jam-jam produktif di kantor bersama teman-teman untuk bermain game strategi ini selama berbulan-bulan.

Saya memang lebih suka games strategi macam Ages Of Empire dan War Craft, apalagi jika memainkannya dengan teman-teman sesama manusia. Games ini bisa memancing kreatifitas otak untuk memecahkan suatu masalah dan mencari strategi pemecahannya. Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk memenangkan suatu pertempuran.

Tapi ketergantungan saya pada games tidak bertahan lama. Perlahan-lahan saya mulai meninggalkan game-game yang dulu bisa membuat saya bertahan lama di depan layar monitor, sekarangpun saya sudah tidak terlalu adiktif pada game. Hanya beberapa kali mencoba layanan game, tertarik sejenak sebalum akhirnya bosan dan tidak pernah menyentuhnya lagi.

Bisnis games memang menggiurkan. Ratusan juta dollar mengalir setiap tahunnya ke pundi-pundi para game developer kelas kakap. Beberapa games juga sudah jadi etalase untuk promosi sebuah brand atau bahkan politisi. Obama pernah menggunakan beberapa game untuk memasang foto wajah beserta jargonnya ketika akan maju menjadi presiden Amerika. Brand terkenal seperti Coca Cola juga menggandeng game terkenal Final Fantasy sebagai target untuk branding.

Game, permainan atau apapun kata orang sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Memang tidak semua orang menyukainya, tapi jumlah penyuka games atau gamers juga tidak sedikit. Beberapa di antara mereka malah sudah jadi adiktif dan sama sekali susah dipisahkan dengan games.

Saya memang tidak termasuk dalam jajaran para gamers apalagi sampai ketergantungan pada games, bagaimana dengan anda ?

[dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (4)

  1. salam.
    Game sudah menjadi pola hidup kita di zaman sekarang, sehingga ia seakan2 menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan, game adalah bisnis besar dan hampir sama besarnya dengan bisnis pornografi. permainan merupakan bagian integral bagi ras kita dan akan sulit membayangkan sebuah dunia yang kaku dan tanpa sebuah permainan, baik sebagai hiburan atau relaksasi, tapi game juga punya pengaruh psikologis dan kejiwaan, khususnya bagi para gamecholic….

  2. saya punya gimbot yang bisa bunyi bego loe!! hahaha.. trus saya juga punya nintendo plus pistol pistolan yang digunakan untuk main duck shoot. waktu itu paling ngehits se komplek deh pokoknya hahaha.. beranjak dewasa ngegames pake n-gage, HP yang emang dibuat khusus untuk para gamers, sekarang ngegame pake iPod touch hehehe.. ternyata saya gamersjuga ya 😀

  3. Bang, makasih telah mengingatkan saya pada Age of Empire II. 😀
    Lihat sini, Bang. 😆

  4. tanda henrik hutagalung

    yang tak terkalahkan

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.