Pikiran

Berawal Dari Kompas.com

Internet ( images by : Google )

Setelah menulis tentang sejarah perkenalan dengan komputer, sepertinya sekarang saya mau menulis tentang sejarah perkenalan dengan internet. Sebuah produk jaman modern yang hari ini rasanya sungguh susah untuk saya tinggalkan.

Saya lupa kapan pertama kali mendengar kata internet. Mungkin sejak saya masih SMP, tapi pastinya kapan saya lupa. Pertama kali tersambung langsung adalah sekitar tahun 1998. Ceritanya kantor kami mulai memasang internet, waktu itu masih dial up dari TelkomNet Instant dengan kecepatan 52Kbps. Itupun hanya satu komputer yang tersambung internet, komputer milik sekertaris boss.

Suatu hari saya dapat kesempatan mencoba sambungan internet di ruang si ibu sekertaris. Saya dan seorang teman yang lebih senior kemudian mencoba membuka berbagai situs. Saya ingat, situs pertama yang kami buka itu adalah Kompas.com. Sekadar membaca beberapa berita di sana. Selanjutnya sang kawan mulai mengetikkan beberapa huruf dan kemudian muncullah beberapa gambar yang membuat kelaki-lakian kami jadi menggelegak. Tapi persentuhan pertama kami tidak lama, TelkomNet Instant bukan layanan yang pas untuk membuka gambar seperti itu. Terlalu menguji kesabaran.

Selepas pertemuan pertama itu saya butuh bertahun-tahun lagi untuk kemudian akrab kembali dengan internet. Sekitar tahun 2000 ketika bekerja di pinggiran ibukota saya akhirnya bisa menikmati fasilitas internet setiap hari. Kantor tempat saya magang memasang internet, jadilah saya kemudian makin akrab dengan dunia maya.

Membuat akun email sudah saya lakukan sebelum ke Jakarta. Masalahnya kemudian adalah saya tidak punya kenalan di dunia maya yang bisa saya kirimi email dan mengirimkan email ke saya. Walhasil inbox saya hanya berisi email selamat datang dari Yahoo. Ketika kemudian berada di Jakarta dan bisa internetan setiap hari, saya coba ikut mailing list sebuah tabloid olahraga. Hasilnya, setiap hari inbox dipenuhi email dari manusia asli, bukan cuma mesin. Ah, senangnya luar biasa.

Ketergantungan dengan internet makin tinggi sampai sekitar setahun berikutnya. Alasan utamanya karena ketika kembali ke Makassar saya terlibat dalam hubungan jarak jauh yang membutuhkan internet sebagai mediumnya. Selain itu saya mulai rajin mengunjungi beberapa situs dewasa. ?Tak bisa saya pungkiri, waktu itu kata internet juga lekat sebagai media untuk menjangkau banyak material dewasa dengan mudah.

Setelah menikah dan kondisi long distance relationship sudah terputus maka kebutuhan akan internet juga kemudian terhenti. Kalau tadinya saya rajin menyambangi warnet untuk membuka inbox, menulis email dan mengunduh beberapa gambar, maka sejak menikah semua kebiasaan itu perlahan hilang. Internet menjadi tidak penting, setidaknya hingga 4 tahun kemudian.

Kenapa empat tahun ? karena sekitar empat tahun kemudian di kantor akhirnya terpasang Telkom Speedy yang kemudian disebar ke semua komputer yang ada di kantor. Masa-masa perkenalan dengan internet kemudian dimulai lagi. Tidak perlu memulai dari awal, meski saya harus membuat email baru karena email lama sudah dinonaktifkan oleh yahoo.

Perkenalan kedua ini rupanya berdampak besar. Saya begitu jatuh cinta pada internet dan segala pernak-perniknya. Dari Yahoo Messenger, Friendster hingga akhirnya berlabuh di blog. Blog juga awalnya hanya numpang di Friendster sebelum akhirnya pindah ke Blogspot dan kemudian membuat domain sendiri.

Internet memang kemudian mengubah dunia saya. Banyak hal positif yang saya dapatkan sekarang berawal dari internet. Passion untuk menulis, teman-teman baru yang bertebaran di segala macam penjuru dunia, hingga teman-teman komunitas di Anging Mammiri. Semua datang karena internet.

Hari ini saya merasa sangat kecanduan pada internet. Setidaknya ada tiga sumber yang menghubungkan saya dengan internet. Sebuah blackberry, sebuah tablet dan sebuah PC yang terhubung dengan modem. Ketika membuka mata di pagi hari, kegiatan pertama adalah mengecek email dan kemudian dilanjutkan dengan mengecek lini masa di twitter. Sebelum menutup mata di malam hari kegiatan terakhir adalah mengecek email dan ditutup dengan mengecek lini masa di twitter.

Internet sudah jadi bagian hidup yang saya anggap penting. Dari awalnya membuka kompas hingga kemudian hari ini begitu banyak tab yang terbuka. Semua mengantarkan saya pada dunia yang memang sangat luas tapi dapat dipandangi dalam satu layar.

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (11)

  1. aku pertama kali membaca kata internet sekitar tahun 1995, ketika saya kelas 1 SMA, saya membacanya di majalah elektron (majalah terbitan HME ITB)

    beberapa tahun kemudian baru bisa mencoba dan ternyata internet itu tidak menyenangkan. Untuk mengirim email saja perintah baris di komputer dos/unix itu panjang panget sampai otak bisa keriting cabe 😀

    • iPul dg.Gassing

      oh ya ?
      itu pas taun 96 ya ?
      wah kalau tidak dipermudah mungkin sekarang pengguna internet masih kurang ya..?

  2. dan 3benda itu gratis semua kan daeng?!
    hebat euy
    saya yg udah lama kenal internet malah blom dapet 1 benda pun
    eh udah ding, buku2 hehehe

    jadi tulisan ini diikutkan di kontes mana, Daeng? 😀

    • iPul dg.Gassing

      hihihi
      bukan kontes koq, sekarang lagi ada penelitian berbasis warga yang intinya pengen tahu tentang sejarah masuknya komputer ke Makassar

      yaaa..sekadar ikutanlah

  3. keren masbro kisahnya….

  4. dulu bikin email pertama kali pake hotmail.
    sekitar tahun 99 kalo nggak salah. Warnet masih mahal bener.

  5. tetep ya Daeng….hal yang paling bikin addict sama internet adalah gambar-gambar dan konten dewasa tersebut…hihihihihihi…. #kabur

  6. kalau saya terus terang berawal dari pl*yb*y[dot]com =))

  7. Punya tiga gadged, keren euy…
    Dulu sewaktu bujangan saya candu mIRC, bukan gambar yang bikin urat kelelakian berdenyut. Maklum waktu masih hijau dan masih penakut. Kalo sekarang gak nyandu sih internet, kalo gak ngenet juga gak apa-apa.
    Salam daeng.

  8. Benar2 kenal intenet itu sekitar tahun 2001. Dikenalkan sama guru matematika yang juga mengajar ekstrakurikuler komputer. Biasanya sehabis belajar, kami dibebaskan selama setengah jam untuk internetan (yg untuk buka 1 situs saja butuh lebih dari 10-15an menit hehehe).

    Dari situ mulai kenal dunia maya. Buat email yang sampai sekarang masih kugunakan. Makin akrab lagi setelah kuliah di kampung orang.

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.