Foto Che Guevara yang paling fenomenal.
Foto Che Guevara yang paling fenomenal.

Mungkin tidak ada foto tokoh yang paling banyak digunakan di muka bumi ini selain foto Ernesto Che Guevara.

Seorang kawan pernah bercerita. Dia bertemu anak muda di sekitar rumahnya menggunakan kaos bergambarkan siluet wajah Che Guevara. Sang kawan iseng bertanya, “Kamu tahu itu foto siapa?”. Dengan penuh percaya diri si pemuda berkaos Che Guevara menjawab, “Tahu dong, ini kan Che Guevara, rocker!” sambil mengangkat salam metal dengan kedua tangannya.

Cerita di atas terdengar menggelikan tapi bisa jadi nyata. Che Guevara adalah salah satu tokoh paling populer di abad 20 dan berlanjut ke abad 21. Kepopulerannya menembus semua batas, wilayah, usia, bahasa dan batas apa saja. Bahkan di Amerika Serikat, negara yang sangat dibenci sang Che, namanya tetap terkenal dan populer. Salah satu lambang popularitasnya adalah foto Che dengan ekspresi dingin dan berwibawa beserta baret khasnya sambil menatap tajam. Foto ini jadi lambang revolusi dan kebebasan. Foto yang boleh jadi adalah foto paling populer di abad 20 hingga sekarang.

Foto itu direproduksi dalam berbagai macam bentuk. Digambar ulang, direkayasa dan bahkan diparodikan. Setelah itu dicetak di atas kaos, di atas stiker, di atas kertas poster, bahkan hingga di dinding dan beberapa material produk kapitalis. Bahkan mereka yang tidak kenal siapa itu Che Guevara juga percaya diri menggunakan kaos bergambar sang revolusioner. Bagi mereka tidak penting siapa yang ada di foto itu, yang penting adalah ikut trend.

Nama Che Guevara sudah begitu terkenal, pun dengan foto yang jadi ciri khasnya itu. Tapi tidak dengan Alberto Korda. Menyebut namanya orang tentu akan mengernyitkan dahi meski sudah pernah melihat foto fenomenal itu. Alberto memang tidak sepopuler sang revolusioner meski karyanya dilihat jutaan orang di seluruh dunia. Foto fenomenal milik sang Che adalah buah karya Alberto Korda.

Awalnya Penjaja Ensiklopedia Keliling

Alberto Korda adalah orang Kuba yang terlahir dengan nama asli Alberto Diaz Guiterrez. Awalnya Alberto hanyalah seorang pedagang ensiklopedia dari pintu ke pintu hingga akhirnya menjadi asisten fotografer. Semula dia ingin menjadi fotografer hanya karena alasan bahwa profesi itu membuatnya bisa dikelilingi wanita cantik setiap hari. Fotografi ternyata menjadi jalan hidupnya. Ketika namanya mulai terkenal dia memantapkan diri sebagai fotografer fashion dan menikahi model tercantik di Kuba.

Ketika revolusi Kuba pecah di tahun 1959, Alberto yang mengganti namanya menjadi Alberto Korda tiba-tiba banting setir menjadi fotografer jurnalis. Dia ikut masuk ke hutan-hutan untuk mendokumentasikan kegiatan para gerilyawan yang berusaha menggulingkan diktator Batista. Setelah revolusi Kuba berhasil dan Fidel Castro naik menjadi pemimpin tertinggi Kuba, Alberto sempat menjadi fotografer resmi kepresidenan selama 10 tahun. Fidel Castro menyukai cara Alberto memanusiakan figur tokoh revolusioner Kuba itu dalam jepretan kameranya.

Alberto Korda
Alberto Korda

Foto Che Guevara yang terkenal itu diambil Alberto pada upacara pemakaman korban ledakan kapal angkut Le Coubre tahun 1960. Upacara pemakaman massal diadakan di Kuba dengan Fidel Castro yang bertindak sebagai pemimpin upacara. Di depan panggung Alberto dengan kamera Leica dan lensa 90mm-nya sudah siap mengabadikan upacara itu. Dari lubang intip di kameranya Alberto secara tidak sengaja melihat pemandangan yang membuatnya terperangah dan secara refleks jarinya menekan tombol dua kali untuk memotret.

Pemandangan yang dia lihat adalah wajah Che Guevara dengan sorot mata penuh misteri. Ekspresi di wajah dan misteri di mata Che Guvara itulah yang membuat Alberto bak tersengat listrik dan segera mendokumentasikannya. Belakangan dia baru tahu kalau saat itu Che Guevara sedang marah dan sedih karena beberapa anak buahnya jadi korban ledakan.

Ironisnya, foto Alberto itu hanya masuk di halaman kedua surat kabar Revolucion yang lebih menghargai foto Fidel Castro yang sedang berorasi dengan menaruhnya di halaman depan. Alberto lalu mencetak foto yang dia beri judul Guerillero Heroico itu untuk dirinya sendiri dan menggantungnya di dinding studionya hingga tahun 1967. Di tahun yang sama, Giangiacomo Feltrinelli seorang penerbit dari Italia beruntung mendapatkan dua cetakan foto Che ukuran 10×8 cm atas hadiah dari Korda. Musim semi 1967, Fletrinelli mendapat hak untuk menerbitkan Bolivian Diary tulisan Che. Setelah bertemu Korda, Fletrinelli kemudian mencetak kembali foto itu dalam poster ukuran besar. Di sudut kiri gambar itu tertulis hak cipta gambar ada pada Libreria Feltrinelli 1967, tanpa sedikitpun menyebut nama Alberto Korda.

Tak Ada Royalti Seperpun.

Foto itu mungkin tidak akan sefenomenal sekarang seandainya saja Che Guevara tidak tertangkap dan tewas dieksekusi di Bolivia 8 Oktober 1967. Seiring kabar kematiannya, foto Che Guevara itu dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Foto buatan Alberto Korda yang sudah digarap oleh Feltrinelli itu bahkan dibuat muralnya di dinding ketika Fidel Castro memimpin pawai kenangan di Plaza De La Revolucion di Havana, Kuba.

Alberto Korda menuduh Feltrinelli mencetak jutaan lembar foto itu dan dijual untuk meraup keuntungan, tapi Felterinelli membantah dan mengatakan kalau foto itu hanya dibuatnya untuk sampul buku Bolivian Diary hasil karya Che. Alberto Korda sama sekali tidak pernah menerima royalti sepeserpun dari foto hasil karyanya yang perlahan-lahan begitu mendunia itu.

Saking terkenalnya foto itu, sampai-sampai sebuah perusahaan minuman keras vodka bermerek Smirnoff menggunakannya sebagai gambar iklan mereka di Inggris. Padahal sang revolusioner tidak suka minuman keras dan mabuk-mabukan. Parahnya lagi, Alberto Korda sama sekali tidak pernah menerima royalti sepeserpun padahal negatif film dari foto itu masih ada padanya. Foto Che yang sosialis digunakan oleh dunia barat yang kapitalis, jelas sebuah penghinaan besar untuk sang revolusioner.

Tahun 1997, Kuba bergabung kembali dengan konvensi Internasional untuk hak cipta. Melalui Kampanye Solidaritas Kuba, Alberto meminta bantuan untuk menuntut agen iklan Smirnoff yaitu Lowe Lintas dan perpustakaan foto Rex Features atas pelanggaran hak cipta mereka. Gugatan ini diselesaikan di luar pengadilan dan Alberto memperoleh sejumlah uang. Semua uang yang diterimanya langsung dia salurkan untuk kebutuhan obat-obatan bagi anak-anak di Kuba. Tidak ada sepeserpun yang masuk ke kantong pribadinya.

Alberto Korda rupanya belajar banyak dari tokoh yang dia rekam gambarnya itu. Untuk bisa memotret, ia harus belajar berperilaku dulu pada Che. “Pernah, saya harus mengambil gambar Che saat memotong tebu bersama petani. Sebelum saya bisa memotret, Che membuat saya selama seminggu penuh ikut memanen tebu bersama petani lainnya. Ia memang sangat keras tentang urusan seperti? itu”, kata Alberto Korda.

Foto karya Alberto Korda memang akhirnya lebih terkenal dari sang fotografer sendiri. Alberto meninggal pada 25 Mei 2001 karena serangan jantung.

[ disarikan dari buku: Sisi Lain Kehidupan Ernesto Guevara; T.W. Utomo]

[dG]

 

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (7)

  1. Seperti fotografer lainnya, kebanyakan memang tak banyak dikenal karena tugasnya merekam jejak orang dan bukan untuk direkam jejaknya.

    • iPul Gassing

      betul, cuma sayangnya karena karya Korda ini dipakai utk komersil tapi dia malah gak dapat apa-apa

  2. Ngakak membaca paragraf awal, anak muda yang ikut2tan “Rocker” yeah. 🙂

    tapi terus membaca terus, teryata sedih juga, karya dari Alberto Korda dengan begitu mudahnya dipatok oleh Libreria Feltrinelli, sungguh keterlaluan.
    Begitulah otak2 kapitalis yang “memperkosa karya” apa saja demi keuntungan materi dan nama yang semu….,
    Benar2 telah menghina pejuang Revolusi.

    Salut dengan Alberto Kordo yang sangat dermawan.
    Ternyata fotografy adalah soal pengkhayatan.

    Thanks kakak tulisannya yang menambah lagi pengetahuan.

    O iya, mau nanya. kalau foto dari Alberto Kardo siapa yang motret kah? 🙂

  3. Ngakak membaca paragraf awal, anak muda yang ikut2tan “Rocker” yeah. 🙂

    tapi terus membaca terus, teryata sedih juga, karya dari Alberto Korda dengan begitu mudahnya dipatok oleh Libreria Feltrinelli, sungguh keterlaluan.
    Begitulah otak2 kapitalis yang “memperkosa karya” apa saja demi keuntungan materi dan nama yang semu….,
    Benar2 telah menghina pejuang Revolusi.

    Salut dengan Alberto Kordo yang sangat dermawan.
    Ternyata fotografy adalah soal pengkhayatan.

    Thanks kakak tulisannya yang menambah lagi pengetahuan.

    O iya, mau nanya. kalau foto dari Alberto Korda siapa yang motret kah? 🙂

  4. Ijin copas ????

  5. Ijin copas ????

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.