Internet

Mencoba Gutenberg, Fitur Baru dari WordPress

Awalnya iseng saja, ketika masuk ke bagian dashboard tiba-tiba di bagian atas muncul pemberitahuan dari WordPress tentang fitur baru mereka yang bernama Gutenberg. Saya penasaran dan mencoba mencari tahu lebih jauh, apa itu Gutenberg?

We call the new editor Gutenberg. The entire editing experience has been rebuilt for media rich pages and posts. Experience the flexibility that blocks will bring, whether you are building your first site, or write code for a living.

Tentang Gutenberg dari laman WordPress

Jadi, ternyata si Gutenberg ini adalah editor baru dari WordPress yang memberi pengalaman baru untuk membangun sebuah artikel atau postingan. Gutenberg membantu pengguna untuk membuat tampilan sebuah artikel menjadi lebih nyaman dilihat tanpa harus repot-repot menggunakan banyak kode atau menggunakan pengaya (plugins) lain seperti page builder.

Saya penasaran juga dengan fitur ini, dan kemudian mencoba memasangnya di blog ini. WordPress memberikan pilihan untuk mencoba Gutenberg atau tetap bertahan dengan versi klasik seperti yang biasa kita pakai. Karena penasaran, saya coba saja versi Gutenberg ini. Tidak sulit untuk memasangnya di blog, hanya perlu meng-klik satu tombol dan semua berjalan seperti biasa.

Setelahnya, kita akan dibawa masuk ke bagian “Add new post”, bagian yang diubah besar-besaran oleh si Gutenberg.

Perubahan paling besar terlihat dari tampilan. Kalau di versi lama (atau WordPress) menyebutnya versi klasik, tampilan layar akan dipisah antara bagian penulisan artikel dan bagian kanan tempat mengatur elemen artikel. Mulai dari mengatur kategori, tag, featured image, waktu penayangan, dan lain-lain. Di Gutenberg, pembagian dua kolom utama ini tetap ada, tapi dengan pembaharuan di fungsi dan tampilan.

Tampilan klasik WordPress
Tampilan baru dari Gutenberg

Bagian kanan sekarang dibagi menjadi dua; document dan block. Document adalah bagian yang memudahkan kita untuk mengatur semua elemen terkait artikel atau postingan yang kita buat. Sama seperti versi klasik, di sini kita bisa mengatur kategori, tag, featured image, waktu penayangan, dan lain-lain. Sedang di bagian block, kita bisa mengatur tampilan blok dalam artikel kita.

Jadi, Gutenberg mengistilahkan satu paragraf sebagai satu blok. Dengan fungsi yang baru ini kita bisa mengatur paragraf atau blok yang kita pilih dengan beberapa opsi. Untuk tulisan, di antaranya ada opsi besaran teks, warna dan menggunakan drop cap. Untuk blok lain yang berisi gambar, ada beberapa pilihan opsi lain juga.

Bagaimana dengan bagian penulisan artikel? Nah, perubahan besar juga muncul di sini. Kalau di versi klasik biasanya bagian judul ada baris sendiri di bagian atas, maka di versi Gutenberg ini judul langsung menyatu di badan “add new post”. Tambahan lainnya, semua ikon yang biasanya muncul di bagian atas jendela penulisan, sekarang sudah tidak ada. Apakah itu berarti fungsinya tidak bisa dipakai lagi? Oh tentu tidak, semua fungsi bisa tetap dipakai bahkan jauh lebih mudah.

Untuk menggunakan semua fungsi tersebut, kita tinggal meng-klik tanda + di sebelah kiri atas. Setelah di-klik, akan muncul beragam fungsi yang bisa dipilih. Asiknya, fungsi-fungsi ini adalah penyederhanaan dari beberapa langkah di versi klasik.

Misalnya ketika memasukkan gambar, kita tidak perlu lagi mengatur secara manual di bagian captionnya.  Gutenberg memberikan kemudahan untuk menuliskan caption dengan efek miring, tebal atau bahkan memberi tautan keluar. Semua dilakukan dengan mudah di bagian bawah gambar yang dimasukkan, tanpa harus menggunakan kode-kode lagi.

Fungsi Heading

Saya juga menggunakan fungsi ini yang hampir sama di versi sebelumnya. Bedanya, hanya di sisi tampilan dan langkah untuk menggunakannya. Pengaturan jenis heading yang ingin digunakan ada di bagian blok di sisi kanan.

Terus, di Gutenberg ini kita juga bisa memasukkan beragam widget. Misalnya, widget postingan terakhir. Kita bisa memasukkan hanya dengan menekan tombol, tanpa harus mengatur kode khusus lagi. Kita juga bisa dengan mudah memilih berapa postingan terakhir yang ingin ditampilkan atau postingan dari kategori apa saja yang ingin ditampilkan. Semua mudah.

Tambahan lainnya, kita juga bisa membuat tombol atau button dengan mudah. Tombol ini bisa berfungsi sebagai call to action atau tombol untuk mengajak orang melakukan sesuatu (misalnya, mendaftar atau mengunjungi laman lain). Semua bisa dilakukan dengan mudah dengan bantuan Gutenberg.

Kemudahan lainnya yang saya rasakan adalah ketika ingin membuat galeri atau menampilkan lebih dari satu foto. Gutenberg memotong banyak langkah dan memudahkan saya untuk melakukannya. Saya mencobanya seperti di bawah ini.

Saya juga mencoba salah satu fiturnya yaitu kolom. Bagaimana dua tulisan bisa muncul dalam satu baris tapi dengan dua kolom berbeda.

Ini kolom pertama, tempat kita menulis satu cerita. Anggaplah ini cerita pertama.

Ini kolom kedua, tempat kita menulis satu cerita yang lain. Anggaplah ini cerita kedua.

Jadi intinya, Gutenberg ini seperti page builder yang dibuat langsung oleh WordPress. Memudahkan kita untuk mengolah tampilan sebuah artikel menjadi lebih beragam, tidak semata-mata datar seperti biasanya. Nampaknya ini terobosan menarik dan masih terus dikembangkan oleh WordPress. Saya juga belum tahu seberapa besar resources yang digunakan oleh Gutenberg di dalam blog kita.

Singkatnya, saya merasa Gutenberg ini akan sangat menyenangkan. Apalagi bila terus dikembangkan oleh WordPress.

daeng ipul

Bagaimana? Kalian juga sudah mencoba fitur baru ini? Kalau iya, bagi pengalaman yuk!

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (13)

  1. Wah, update WP terbaru nampaknya ini. Saya pasang plugin off semua update WP di blog, jadinya kudet… Xixixi.

  2. Ohh… Gutenberg ini hanya berlaku di wordpress ya daeng?

  3. Ahh, sayang saya pengguna Blogspot jadi tidak bisa coba ini fitur -_-

  4. Baru semalam teman ada yang ngobrolin gutenberg pas lagi kumpul. Semalam saya kurang paham maksudnya.

  5. widih update bener daeng.
    keren ulasannya, caranya sederhana dan mudah dipahami 🙂

    lanjutkan buat sharing terus ya daeng!

  6. Ajarin dong Eng, #eeaaa.

  7. diva pramudika

    keren banget bang..gimana itu caranya

  8. belum saya coba ini gutenberg.. lumayan juga kayaknya

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.