Internet

Jonru Mah Emang Gitu Orangnya

iya..
iya..

Tak ada gunanya memperpanjang kasus ini. Jonru mah emang gitu orangnya.

Tahun 2016 baru saja mulai bergulir, dunia maya Indonesia sudah ramai oleh salah satu pemilik akun yang paling kontroversial sepanjang 2014-2015. Siapa lagi kalau bukan Yang Mulia Jonru, pria yang selepas pilpres pelan-pelan jadi pembuat berita paling top di dunia maya Indonesia. Meski sudah berkali-kali kena batunya dengan status yang akhirnya ketahuan fitnah tapi dia tetap konsisten.

Kali ini pria berkumis tipis dengan senyum manis itu kembali meramaikan dunia maya dengan statusnya yang mempertanyakan foto Jokowi yang menyambut matahari pertama 2016 di Raja Ampat. Sebenarnya ini masalah teknis, foto yang membelakangi matahari terbit itu difoto dengan tambahan lampu flash. Hasilnya, foto jadi terlihat datar dan agak terpisah dengan latar yang masih gelap.

Bagi yang sudah biasa memotret, fenomena ini tentu biasa. Tapi tidak bagi Jonru. Saya tidak bilang dia tidak biasa memotret, tapi mungkin dia tidak biasa memotret dengan bantuan flash (atau sebagian menyebutnya blitz), jadi dia tidak tahu efek yang timbul seperti di foto Jokowi. Dulu saya juga begitu, waktu masih SD dan belum tahu apa-apa soal memotret.

Tidak ada nama orang (selain Jokowi) yang disebut di status ini kan?
Tidak ada nama orang (selain Jokowi) yang disebut di status ini kan?

Dan sesuai dengan kebiasaannya, sesuatu yang tidak lazim baginya tentu saja dipertanyakan. Termasuk keabsahan foto itu. Apakah betul foto itu diambil dari Raja Ampat? Atau jangan-jangan itu hanya rekayasa genetika pada karya fotografi saja? Kira-kira seperti itulah pertanyaan yang diajukan Jonru di laman Facebook Page-nya. Tidak lupa dia juga membubuhi dengan kalimat kalau dia akan menghapus postingan itu apabila ternyata sak wasangkanya salah.

Dan dia menepati janji. Keesokan harinya ketika bertubi-tubi penjelasan dari orang-orang yang mengerti fotografi muncul, dia menghapus postingannya disertai penjelasan baru yang meyakinkan orang kalau dia jantan, berani memenuhi janji.

Tapi masalahnya tidak selesai sampai di situ. Agus Suparto, fotografer kepresidenan yang jadi pelaku utama di balik foto itu rupanya kesal. Mungkin karena sedang ada masalah di rumah, ada gangguan hormonal atau mungkin memang merasa kapabilitasnya dipertanyakan, Agus marah dan berniat mengejar Jonru sampai ke ranah hukum.  Dia menganggap Jonru melecehkan kemampuannya, menuduhnya hanya mampu membuat foto rekayasa tanpa benar-benar ada di tempat. Pokoknya Agus sudah berniat untuk mengajukan Jonru ke polisi, mungkin sudah bermimpi menerungku Jonru.

Apa yang dilakukan Agus segera jadi perbincangan di banyak sudut media sosial. Banyak yang mendukungnya, berteriak memberi dorongan supaya dia meluruskan niat menghajar Jonru. Beri dia pelajaran, kata mereka. Tapi ada juga yang menasehatinya, menenangkan supaya masalah ini tidak perlu diperpanjang. Toh Jonru memang begitu orangnya, toh dia juga sudah terbukti salah duga.

Sampai hari ini (6 Januari 2016) saya belum mendengar kabar kalau Agus Suparto benar-benar akhirnya melaporkan Jonru ke polisi. Entah apakah dia tidak jadi melakukannya atau sedang menyiapkan tim pengacara yang akan memastikan kalau Jonru benar-benar tidak akan bisa lepas kali ini.

*****

Seandainya saja saya kenal dengan Agus Suparto maka saya juga akan mencegahnya melaporkan Jonru ke polisi. Melaporkan Jonru ke polisi untuk kasus foto itu hanya sia-sia, buang-buang waktu, tenaga dan pikiran saja. Jonru memang cerdik, di statusnya dia tidak menyebut satu nama dan tidak terang-terangan menuduh foto itu hanya rekayasa. Seperti biasa, dia hanya melemparkan pertanyaan yang oleh sebagian orang langsung diartikan sebagai tuduhan. Cerdiknya di situ, ketika dia tersandung masalah maka dia bisa berkelit dengan bilang; saya tidak menyebut nama orang atau profesi seseorang, saya hanya bertanya keaslian foto itu. Bukankah itu sangat cerdik? Supir bajaj yang jago ngeles tentu saja kalah jago dari Jonru.

Alasan lainnya, ketika Jonru akhirnya akan dilaporkan ke polisi maka itu hanya akan membuat namanya menjadi lebih harum. Bukankah selama beberapa rentang waktu nama tenar Jonru sebenarnya sudah agak memudar? Selama beberapa waktu kita seperti mulai lupa pada sosoknya, pelan-pelan dia mulai terlupakan atau dianggap sekadar angin lalu. Kalau akhrnya dia diajukan ke polisi karena kasus ini berarti ada kesempatan namanya akan kembali harum mewangi, dibicarakan orang dan kembali jadi buah bibir. Plus, bagi beberapa orang Jonru akan jadi pahlawan yang tertindas oleh tuan besar.

Cukuplah publik menghukumnya setelah publik tahu keaslian foto itu. Bagaimanapun orang juga sudah terlanjur tahu bagaimana sifat seorang Jonru. Memang benar bahwa dia sudah menggiring persepsi orang tentang keaslian foto itu, pun telah terjadi keriuhan di dunia maya akibat statusnya. Tapi sudahlah, tak usah diambil hati. Jonru mah emang gitu orangnya. Hampir semua orang waras di Indonesia sudah tahu, sebagian malah menjadikannya bahan candaan baru di tahun yang baru.

Seandainya saya kenal mas Agus Suparto, saya mungkin akan memintanya menulis sebuah blog post saja. Akan lebih baik kalau dia bisa menulis dengan gaya sarkas atau sinis, biar lebih lucu. Sekarang jamannya fitnah atau ujaran kebencian dibalas dengan humor, bukan laporan polisi. Biar hidup lebih enteng dan lebih nyaman saja.

Soal Jonru, biarkan saja. Mari memulai tahun yang baru dengan Jonru, mari menertawakan semua yang bisa ditertawakan. [dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (19)

  1. Daripada diambil hati, mending piknik ya mas hehehehe

  2. Aurora Ibrahim

    Setuju dengan tulisan ini.
    Tidak usah dianggap serius segala sesuatu tentang Jonru.

    Waktu kita terlalu berharga hanya untuk memikirkan Jonru -setiap dia membuat status di media sosial.

    Tapi kita harus berterimakasih atas eksistensi Jonru, melalui-nya kita belajar menjadi lebih baik dan terhindar menjadi orang tak bermutu.

  3. Saya curiga Jonru ini Bang Ipul yang menyamar, kumisnya mirip.

  4. Yah emang gitu sih om, lambat laun akan surut dan biarkanlah surut 🙂

  5. Jonru selalu cari sensasi, dan cara dia mengangkat kembali nama nya yg hampir terlupakan bisa di acungi jempol #StarteginyaCucok

  6. Jonru, dulu adalah penulis yang saya teladani. Saya banyak belajar tips-tips menulis dari beliau bahkan saya sempat berpartisipasi dalam salah satu buku antologi bersama pak Jonru.

    Tapi sayang, 2014 lalu saya muak dengan statusnya yang kontroversial yang memenuhi wall fb saya. karena saking muaknya akun pak jonru saya delete beserta fanpage-nya saya unlike. Maaf pak Jonru, karena dirimu bukan yang dulu lagi #tsah

  7. Aha! akhirnya namanya masuk ke blog keren ini juga :))

    sebenarnya, awal kenal dengan pria yang mirip dengan etnis thionghua ini ketika main multiply, dulu, sempat kopdaran dan saya menyimpan kesan kagum tatkala dia berhasil membangun bisnis menulis dan publishingnya dari sebuah garasi rumah. sungguh Daeng, saya nggak bohong. dia dulu begitu keren.
    tapi, ketika akhirnya dia sering membuat viral di dunia maya, ntah itu untuk ketenarannya, ataupun untuk bisnisnya, makin ke sini, makin eneg.
    Dan, saya berharap, ia bisa menjadi seorang jonru yang dulu saya kenal. santun, ramah dan keren dengan bisnisnya 🙂

  8. seandainya saya Agus Suparto, saya akan undang Jonru Ginting makan siang di dekat pantai. Saya akan berbagi ilmu dengan Jonru, ajari dia memotret.
    Siapa tahu setelah diajari memotret, Jonru pindah profesi dari Facebook Marketeer jadi tukang foto kelilling 😀

  9. yang anehnya tuh, beliau banyak Fans fanatik nya… heuheuheuheu

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.