Internet

Hal-hal Yang Direnggut Oleh Handphone

ilustrasi
ilustrasi

Coba perhatikan sekitar Anda dan renungkan berapa banyak hal-hal yang hilang atau berubah setelah era kejayaan handphone datang?

Di dasawarsa kedua milenium kedua, berapa banyak yang tidak punya handphone? Mungkin masih banyak, tapi yang punya juga tidak sedikit. Benda yang satu itu sudah masuk ke relung-relung kehidupan orang moderen, terutama di kota besar. Apalagi karena perkembangan teknologi benar-benar luar biasa, mewujudkan hal-hal yang dulu hanya bisa jadi impian. Termasuk perkembangan teknologi handphone tentu saja.

Dulu handphone cuma dipakai buat menelepon, lalu meningkat menjadi bisa mengirim teks pesan, lalu ditambah dengan teknologi merekam gambar, video, lalu akhirnya handphone bisa menikah dengan internet dan melahirkan banyak sekali anak-anak teknologi yang benar-benar memanjakan.

Bersitatap dengan lawan bicara melalui handphone, menjelajah dunia lewat handphone, berinteraksi dengan orang yang jauh lewat handphone. Dan banyak lagi.

Perlahan handphone akhirnya makin membuat orang-orang moderen semakin tergantung kepadanya. Kemudian perlahan handphone juga ternyata merenggut banyak hal dari kehidupan manusia. Sedikit dari hal-hal itu adalah:

Kepercayaan

Sebelum ada handphone, semua perjanjian dilakukan lewat lisan atau paling tidak lewat telepon kabel. Janji bertemu di tempat A, jam segini. Lalu di saat yang sudah ditetapkan kita akhirnya tiba di tempat A, menunggu teman sejanji kita. Semua dilandaskan pada kepercayaan.

Jaman handphone mengubah semuanya. Janjian di tempat A, jam segini dan beberapa menit sebelum waktu yang disepakati kita sudah sibuk bertanya; sudah di TKP belum? Siapa-siapa saja yang sudah ada? Atau lewat handphone kita akan memberi kabar; sudah OTW ya, padahal belum tentu. Bisa saja kita masih asyik di atas kasur ketika mengirim kabar itu.

Bukankah itu semua mengubah kepercayaan kita pada teman-teman? Kita sudah janjian di tempat dan waktu yang telah ditentukan tapi masih saja bertanya; sudah di mana? Jadi gak nih? Udah di TKP belum? Atau ketika seseorang sudah mengirim pesan; saya sudah OTW ya, kita masih juga merasa ragu.

Bukan begitu?

Kemampuan Mengingat

Sebelum ada handphone, kita dipaksa untuk mengingat banyak nomor telepon penting. Entah itu nomor telepon saudara, orang tua atau teman. Tidak ada pilihan lain, tidak setiap saat juga kita bawa buku catatan berisi nomor telepon. Tapi setelah ada handphone, untuk apa lagi mengingat semua nomor telepon? Toh nomor telepon dan semua informasi penting sudah ada di genggaman, bisa ditengok kapan saja.

Coba ingat, sebelum punya handphone berapa nomor telepon yang Anda ingat? Sekarang setelah punya handphone berapa nomor yang Anda ingat? Sepertinya rata-rata dari kita beda jauh kan?

Kita jadi begitu mengandalkan handphone untuk segala yang berurusan dengan ingatan, tak seperti dulu ketika kita tidak punya banyak pilihan untuk mencatat sesuatu.

Kehangatan Interaksi

Ini yang paling terasa. Pernah melihat beberapa orang berkumpul di kafe atau restoran tapi malah sibuk dengan handphone masing-masing? Pasti pernah dong ya. Ini sudah jadi kebiasaan orang jaman sekarang, sudah berkumpul, ramai-ramai, tapi malah asyik sendiri dengan handphone-nya.

Atau bagaimana dengan orang-orang yang memesan barang via handphone? Semua dilakukan hanya dengan memencet tombol di handphone dan barang tiba dengan selamat di rumah. Tidak ada lagi proses memilih barang, bertanya pada penjaga, mencoba, atau kadang bahkan menawar. Pola interaksinya sudah berubah.

Begitulah, handphone memberi banyak kemudahan dalam hidup kita. Komunikasi, interaksi, informasi dan banyak lagi. Tapi di balik itu, handphone juga merenggut banyak hal mendasar dari kehidupan kita. Tak ada masalah, toh kehidupan memang seperti itu. Ada yang berubah karena adanya perkembangan.

Selama kita bisa menikmatinya, semua tidak masalah kan? Atau Anda bisa menambahkan apalagi yang hilang sejak kedatangan handphone?[dG]

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (7)

  1. Ah, iya bangettttt
    dulu saya hafal nomor hape orang tua dan sahabat dekat. Sekarang? Hampir sudah gak ada yg saya hafal 🙁

  2. Paling terasa betul itu yang terakhir Daeng Ipul, Kehangatan interaksi. Kadang miris juga setelah lama putuskan waktu untuk bertemu dengan teman-teman tapi ujung-ujungnya semua malah sibuk dengan handphone masing-masing malah terkadang sudah sama-sama kumpul tapi masih tetap chat via grup

  3. Aku pribadi paling benci bagian berkurangnya interaksi. Pas ketemuan, maunya tuh ya ngobrol, bukannya malah main ponsel.

  4. dan kehilangan orang yang paling dekat

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.