Random Post

Komposisi Dalam Fotografi

Fotografer

Komposisi itu sangat fleksibel, apa yang kita anggap bagus belum tentu dianggap bagus oleh orang lain ; Arbain Rambey

Salah satu acara televisi yang paling saya sukai adalah Klik Arbain Rambey, acara yang ditayangkan di staasiun televisi Kompas TV setiap Selasa jam 23:30 ini berisi banyak pelajaran penting soal fotografi yang dibawakan seorang fotografer senior Indonesia, Arbain Rambey.

Saya suka cara Arbain Rambey membagikan ilmunya. Dia bukan tipe orang yang menjelaskan dengan penuh penjelasan teknis yang njlimet. Semua diterangkannya dengan kalimat-kalimat sederhana dan bahkan sering menggunakan kalimat “terserah anda”. Bagi fotografer pemula atau yang baru mau mencemplungkan diri dalam dunia fotografi, segala macam keterangan berbau teknis dengan bahasa yang membingungkan bisa saja membuat mereka mundur teratur dan lantas menganggap fotografi itu ternyata susah. Tapi tidak dengan cara yang diberikan oleh Arbain Rambey.

Itulah salah satu alasan kenapa saya selalu berusaha bisa mengikuti acara Klik Arbain Rambey.

Episode Selasa (6/12) semalam membahas tentang komposisi dalam fotografi. Menurut Arbain Rambey, komposisi adalah hal utama yang dinilai dalam sebuah karya foto karena komposisilah yang pertamakali dilihat oleh mata.

Dalam fotografi ada 4 unsur yang menjadi bagian utama yaitu ;

  1. Teknis : menyangkut masalah jenis kamera yang digunakan, bukaan diafragma, kecepatan bukaan, pemilihan white balance dan sebagainya.
  2. Komposisi ; penempatan objek dalam foto yang menghasilkan sebuah foto yang tidak biasa.
  3. Posisi ; yaitu menyangkut posisi pengambilan foto apakah diambil dengan berdiri, jongkok, di atas pohon atau apa saja.
  4. Momen ; foto yang baik adalah foto yang diambil dalam momen yang tepat. Bila memotret pemandangan misalnya, tentu diperlukan momen yang tepat untuk merekam keindahan pemandangan yang kita inginkan.

Nah, dari keempat unsur itu, komposisi adalah unsur yang paling fleksibel dan nyaris tidak ada aturan yang mengikat karena semua kemudian kembali kepada rasa si pemotret.

Meski dianggap fleksibel, tapi ada aturan umum yang dipegang para fotografer yaitu rule of third atau aturan pembagian bidang menjadi 3 bagian. Biasanya yang dijadikan acuan adalah garis cakrawala, di mana kita menentukan sendiri di bagian mana garis cakrawala itu akan ditempatkan. Apakah di sepertiga bagian bawah atau di sepertiga bagian atas.

Ilustrasi rule of third

Aturan itu kemudian dibawa ke pemotretan lainnya meski bukan pemotretan landscape atau pemandangan. Misalnya bila memotret manusia, maka terlebih dahulu secara maya kita tentukan bagian mana yang akan mejadi cakrawala atau garis pembatas imajiner dari objek yang akan kita foto. Setelah itu baru kita tempatkan objek tersebut pada salah satu bagian dari rule of third entah yang berposisi portrait ataupun landscape.

Komposisi sendiri terbagi atas 3 bagian :

  1. Komposisi 1/3; adalah komposisi paling umum digunakan di mana rumus rule of third dipakai untuk menempatkan objek utama di sepertiga frame.
  2. Komposisi simetris ; adalah komposisi yang menempatkan objek utama di tengah frame. Biasanya digunakan untuk merekam gambar formal semisal foto KTP.
  3. Komposisi abstrak ; adalah komposisi yang tidak termasuk komposisi 1/3 atau komposisi simetris. Komposisi ini memang sangat relatif dan sama sekali tidak mengikuti teori komposisi.

 

Masih menurut Arbain Rambey, komposisi itu memang tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Kemampuan menemukan dan menentukan komposisi yang baik didapat dari pengalaman. Semakin banyak kita memotret maka rasa untuk mendapatkan komposisi yang baik tentu akan makin terasah. Dalam belajar komposisi fotografer memang harus sering-sering mencoba komposisi baru yang mungkin tidak sesuai dengan teori-teori dasar fotografi. Sebagai tambahan, komposisi sangat relatif. Apa yang menurut kita sudah bagus belum tentu menurut orang lain bagus.

Di akhir pemaparannya, Arbain Rambey menegaskan kalau fotografi itu adalah sebuah proses belajar panjang. Bukan sebuah proses instant dengan kamera mahal.

Jadi buat anda yang hobi memotret, mari terus belajar, mari terus memotret sampai bisa menemukan hal-hal baru yang menarik dari fotografi. Selamat memotret.

Catatan : tulisan ini saya buat bukan dengan maksud mengajar atau menggurui. Semata-mata hanya karena ingin berbagi karena sesungguhnya sayapun masih dalam tahap belajar.

About Author

Daeng Ipul Makassar
a father | passionate blogger | photographer wannabe | graphic designer wannabe | loves to read and write | internet junkie | passionate fans of Pearl Jam | loves to talk, watch and play football | AC Milan lovers | a learner who never stop to learn | facebook: Daeng Ipul| twitter: @dgipul | ipul.ji@gmail.com |

Comments (11)

  1. daeng kapan aku difoto lagi?

  2. hihihi…pesan moralnya cukup jelas : untuk memaksimalkan dalam mencari komposisi yang pas : sebaiknya beli kamera murmer aja *seperti yang saya lakukan* jadi kalau hitungan shutternya abis *mudah-mudahan nggak dalam waktu dekat* ntar bisa beli 5D *amiiin* pada waktunya…..

    kalau saya suka baca klinik fotografi yang terkadang muncul setiap hari Selasa di harian Kompas, Daeng. Bagus-bagus infonya 😀

  3. kakaak, ajari dulu ilmu memotret via BB 😀

    • iPul dg.Gassing

      untuk komposisi rumusnya sama aja, cuma jujur ya..kamera BB tuh emang sux..kalah bahkan sama Sony Ericsson #yai
      yyalah

  4. Arbain Rambey… Kereeen!
    Aih aku mau jadi modelnya donk daeng 😛
    *dipentung*

  5. untuk pemotretan sunset enaknya jam berapa daeng?

    • Tidak ada aturan waktu yang pas karena sunset menurut saya sangat bergantung pada kondisi alam dan lokasi.

      Biasanya sih saya sudah bersiap sekitar 1 jam sebelum golden moment sambil berharap awannya tidak terlalu tebal atau terlalu tipis

Comment here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.